28. Perdebatan yang manis

76 19 1
                                    

Semoga saja sosok lelaki itu pulang ke rumah hari ini. Nabila menangkap firasat entah dari mana kalau Izza hari ini pulang. Semoga saja. Yang jelas, kejadian dirinya pingsan saat upacara tadi, ia menyadari kalau dirinya tengah memikirkan Izza.

Nabila memandang ponselnya, menimang-nimang apakah jika ia menelpon, Izza mau mengangkat panggilan darinya. Ingin sekali rasanya mendengar suara dingin Izza. Ya walaupun suaranya terdengar seperti setan yang ketus.

Sore ini sangat bosan, Nabila pergi ke minimarket untuk membeli beberapa cemilan. Ia menaiki sepeda, alat transportasinya sehari-hari jika mau kemana-mana. Sepulang dari minimarket, ia melihat kucing tengah mencakar-cakar dinding di pinggir jalan.

"Meaw." Kucing itu seperti menyapa Nabila.

Nabila adalah wanita yang sangat menyukai kucing. Tak tanggung-tanggung, Nabila menghampiri kucing berbulu lebat itu dengan sepedanya. Bulu-bulunya terlihat kotor, dan Nabila merasa kasihan. Ia memutuskan membawa kucing itu pulang ke rumah. Ia melihat-lihat sekitar, sepertinya kucing ini tidak ada pemiliknya.

Nabila menyandarkan sepedanya di depan teras, lantas masuk ke rumah dengan membawa kucing tersebut dan cemilan melewati kamar yang pintunya tertutup rapat. Nabila tidak menyadari kalau di kamar sudah ada Izza yang tertidur pulas sehabis mandi. Barang-barangnya pun sudah terkemas dengan rapi.

Nabila berseru sambil mengusap kepala kucing, "Ayoo kita mandi!!"

"Meaw."

"Astaga! Gue lupa laporan ada di atas meja." Izza seketika bangun dari tidurnya, biarkan mimpi yang indah terjeda sebentar demi mengambil sebuah laporan hasil penelitian selama muncak.

Nabila tidak mendengar langkah kaki Izza, pasalnya ia berada di dalam kamar mandi memandikan si kucing. Izza membanting tubuhnya kembali ke kasur, melanjutkan tidur, tanpa menoleh ke pintu yang sedikit terbuka.

Demi apapun, Nabila sangat menyukai kehadiran kucing ini. Apalagi di situasi Nabila kesepian. Pas sekali. Kucing berbulu putih itu sesekali berteriak karena badannya basah terkena air. Tapi tetep pinter kok. Usai memandikan, Nabila membuka cemilan yang ia beli tadi, dan membiarkan kucing itu berkeliaran.

Izza yang enak-enaknya tidur merasa terganggu karena ada sesuatu yang menaiki punggungnya. Saat ini Izza tidur dalam posisi tengkurap karna sangat kelelahan. Dan lama-kelamaan Izza menduga dalam hati bahwa itu Nabila ketika mata Izza terbuka dengan sayup.

Izza risih dan mengeluh, "Aduh, Bil. Gue tu cape, pengen istirahat. Lu bisa ngga sih ngga jahil dulu?"

"Meaw."

Izza mengerjab, tidak ada yang salah dengan pendengarannya kali ini. Suara kucing sangat jelas di telinganya. Lalu Izza membalikkan badan dengan wajah tegang.

"WAAAAA KUCINGGGG!!!"

"Meaw."

Izza menggeliat bergidik ngeri, berusaha supaya kucing yang ada di punggungnya turun. Kucing itu pun turun, Izza langsung mundur ke sudut kamar sambil menarik selimut.

Nabila datang, "Apa apa!!" Paniknya berubah menjadi tenang, "ohh Izza, kamu kapan datang?"

Izza memicingkan mata ke arah Nabila, "Lu ngapain bawa hama ke sini?

Dahi Nabila berlipat, "Hama? Maksud kamu kucing ini?"

Izza mengangguk tanpa jawaban. Nabila mengusap wajahnya dengan kedua tangan, nampak pasrah.

"Garis bawahi, ini kucing bukan hama!"

Izza masih dalam posisi yang sama.

Nabila berkata lagi, "Aku liat tadi kucing ini di pinggir jalan mondar-mandir ngga karuan. Kayaknya juga lagi laper, soalnya dia bongkar-bongkar sampah."

Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang