39.Mikrophon yang tiba-tiba mati

74 17 0
                                    

"Siapa yang lomba nyanyi di kelas lo?" Izza bertanya. Tangannya menuang air ke cangkir.

"Erwin." Nabila menjawab seadanya.

"Cowo yang sama lo tadi?"

"Iya."

"Lo ngga kaya biasanya. Kenapa lo?" Izza keheranan.

"Aku gugup nanti lomba baseball, sedangkan aku ngga bisa main baseball." Nabila akhirnya meluapkan yang ada dalam hati.

Izza tertawa, "Lo ikut baseball? Emangnya lo bisa megang tongkat baseball?"

Nabila mengernyitkan alis, perkataan Izza seperti meremehkannya.

"Emang kenapa?"

"Ngga bakal menang lah, lu payah dalam segala hal," ejeknya sangat puas.

Mendengar itu, tentu saja Nabila merasa tertantang, "Idih sok banget."

Di hari pelaksanaan HUT SMA NEGERI 1. Mulai dari lomba balap karung, memasak, bernyanyi dan yang lain akan dilaksanakan pada jam yang sudah ditentukan. Sementara yang tidak ikut lomba apapun sibuk membersihkan kelas.

Sementara menunggu pembukaan lomba. Para peserta lomba memasak di kumpulkan dalam satu ruangan meeting. Di sana, ada Devan yang menjadi pengurus. Kesempatan bagus untuk Gea.

"Jadi, para juri sudah menentukan. Kalian hanya memasak satu macam dan penutup makanan. Penutup makanan terserah kalian, apa aja yang penting rasa dan penampilannya." Dengan lantang Devan menjelaskan.

"Menu yang sudah diputuskan, yang tidak ribet dan gampang. Nasi goreng!"

Gea membisikkan sesuatu di telinga Nabila, "Bil, lo bisa masak kan?"

Nabila menoleh, "Lah kamu juga bisa kan?"

Gea merapatkan giginya, "Gue ngga bisa."

Gadis ini tertawa, "Tenang aja. Beressss."

Sementara itu, sepasang mata melirik mereka sinis dari jauh. Itu Audi. Ya, ia tidak suka melihat mereka berdua. Makanya ia berniat untuk menyingkirkan gadis itu bersama temannya.

Audi berbisik kepada temannya, "Lo udah ganti mikrophon yang udah rusak kan?"

"Tenang aja. Urusan itu udah kelar."

"Bagus."

🖤🖤🖤

Sembari menunggu urutan bernyanyi. Erwin beberapa kali membaca doa, menghilangkan rasa gugup. Beberapa kali dirinya mencoba mengatur napas, tangannya tak lepas dari mikrophon yang sedari ia pegang untuk menampilkan suaranya.

"Bismillah bismillah ya Allah."

Sementara di tempat pinggir lapangan. Para peserta lomba masak tengah bersiap memakai celemek. Tangan Nabila gemetar, Gea juga merasakan hal yang sama. Semoga masakannya kali ini cocok di lidah para juri.

Pembawa acara dengan lantang berkata, "Selagi peserta lomba memasak bersiap, alangkah lebih baiknya peserta lomba bernyanyi juga mempersiapkan diri."

Erwin merasa terpanggil setelah mendengar itu. Ia harus menenangkan pikiran, membuang jauh-jauh rasa gugup. Begitu juga dengan para peserta bernyanyi lainnya. Tak kalah gugup dengan Erwin.

Waktu memasak cuma 30 menit. Toh, yang dimasak cuma nasi goreng. Kecil men! Nabila menarik napas dan menghembuskan lewat mulut. Ia benar-benar serius sekarang. Kedua tangannya memegang spatula erat.

Gea melirik ke samping lalu berbisik ke Nabila, "Kok Nenek sihir ada di sebelah kita sih?"

Nabila menoleh, "Siapa?"

Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang