Hari yang dingin serta guyuran hujan tidak membuat Nabila bergerak satu inci dari Izza. Begitupun sebaliknya. Lelaki itu mulai membalas pelukan Nabila dengan hangat saat air mata gadis ini sangat terasa di dada.
Izza berkata, "Luapin semuanya, jangan di tahan." Tangannya sambil menepuk nepuk bahu Nabila.
Setelah merasa reda, Nabila mengurai pelukannya dan mendongak ke atas, menatap mata Izza yang sedikit merah. Mungkin ia juga ikut menangis. Entahlah.
"Ayo ke rumah aku," ajak Nabila tak lupa dengan menyunggingkan senyum.
Nabila menghilangkan rasa canggung, gadis ini berani memegang tangan Izza dan mengayun-ayunkan ke depan dan belakang. Dalam hati seorang Izza, ia sangat terkejut. Kenapa tidak ada rasa canggung sedikitpun. Bahkan dirinya menerima tangan Nabila menyentuh tangannya begitu saja. Entah kenapa. Izza kenapa. Dirinya juga tak tahu.
Di meja makan, Nabila menyeduhkan secangkir teh hangat untuk Izza. Sedangkan Nabila hanya mengambil air putih.
"Kenapa lu minum air putih? Kenapa ngga minum teh hangat?"
Saatnya Nabila jujur, "Aku ngga bisa minum teh." Ungkapnya.
"Kenapa ngga bisa minum teh?"
"Ngga tau."
Izza mengedarkan pandangannya, "Zaan mana?"
"Tidur."
Nabila beranjak dari meja makan meninggalkan Izza sendiri. Yang ditinggal malah kebingungan. Sembari meminum teh, lelaki ini juga sedikit menggigil akibat hujan, dan baju yang dipakainya pun masih basah.
Nabila kembali membawakan sepasang baju berwarna oren, "Habis minum, kamu mandi."
Izza yang menerawang dari jauh dan sudah bisa menebak itu baju Nabila.
"Eh itu baju lo ya?"
Sambil berjalan Nabila mengangguk, "Iya."
"Ogah gue pake baju cewe!" Izza menolak.
Nabila tetap sabar, "Di pake aja, bajunya bagus kok."
"Kalo gue bilang ngga, ya engga!
Plap!
Nabila geram, tangannya melempar baju tepat ke arah Izza hingga mengenai wajahnya. Izza langsung terdiam, pandangannya seketika menghitam.
Nabila berkata, "Dipake aja, daripada ngga pake baju. Kamu mau telanjang hm?" Ia sambil meminum air.
Dengan kesal Izza menarik kasar baju yang tadinya menutupi wajahnya, "Gue mending telanjang daripada makai baju lo!"
Cang!
Gadis ini menaruh gelas dengan kasar karena kesabarannya sudah habis. Lalu ia tersenyum horor ke Izza.
"Oh kamu milih telanjang daripada makai baju aku? Okeh telanjang aja, aku liatin kok."
Izza menatapnya sengit, sambil beranjak menuju kamar mandi ia berkata, "Otak mesum kok dipelihara."
Nabila melengos.
"IZZAAAAAAAAA!!" Teriaknya. Yang diteriakin malah langsung membanting pintu kamar mandi.
🖤🖤🖤
Di rumah, seorang lelaki tengah menggigit-gigit jarinya khawatir. Khawatir akan sepeda motornya hilang dibawa Izza. Sudah hampir magrib, lelaki itu tidak memunculkan tanda-tanda dia datang. Cuaca di kota bagus, tidak seperti di kampung. Hujan deras.
"Astaga ini bocil kemana seh! Mampus banget kalo ditelpon sama Mamahnya." Monolog Devan.
Drrtt drrtt
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)
Chick-Lit📌SEBELUM BACA FOLLOW DULU📌 Happy reading bestie Tiba tiba menikah, dan tiba-tiba tinggal satu atap dengan gadis tak di kenal, otak lemot dan tidak pandai dalam hal pelajaran. Tiada hari tanpa emosi bagi seorang lelaki biasa macam Izza. Bukan, mel...