24. Membantu kamu belajar

80 20 1
                                    

Malam ini, Nabila membuka tas. Mengeluarkan buku catatan matematika serta buku latihan. Berharap malam ini otaknya akan berkerja dengan lancar. Semoga!

"Allahuakbar Matematika!" Nabila pasrah.

Izza menoleh melihat gadis ini beberapa kali membenturkan kepala di meja, membuat laptopnya bergetar. Awal mula Izza biasa-biasa saja, hingga akhirnya dirinya geram karena tidak bisa fokus.

Brak!

Izza memukul meja. Nabila terkejut lantas mengangkat kepalanya dan mempelototi lelaki itu.

Izza berkata, "Lu bisa ngga sih jangan berisik?"

"Ngga bisa," jawab Nabila jujur. Izza semakin frustasi, ia mengepalkan tangan siap menonjok.

Berusaha sabar Izza bicara lagi, "Gue bantuin, tapi satu syarat! Jangan berisik."

Nabila mengerjab, "Hah beneran!!"

Izza menekankan suaranya geram, "Gue bilang jangan berisik."

Gadis itu cepat-cepat mengangguk.

"Sini gue liat pelajaran elo!" ujar Izza.

Nabila langsung memberikan bukunya. Izza melihat buku catatan Nabila dengan tampang datar. Lantas ia memijat kepalanya dan memejamkan mata.

"Kenapa?" Suara Nabila terdengar.

"Lu payah banget. Ini pelajaran paling mudah."

"Udah aku bilang, hal pelajaran aku angkat tangan sama kaki," celetuk Nabila.

"Coba sini gue jelasin, sin 360° sama cos 360° bukannya udah ada contohnya dibuku lu?" tanya Izza menunjuk pada buku Nabila.

Nabila menaruh pulpen di lekung bawah bibir, matanya berputar kesana kemari menghindari perkataan Izza barusan. Izza sangat geram ingin mencekik gadis ini.

"Lu ngerti ngga sih!" Emosi Izza mulai naik.

Nabila menjawab, "Kamu tolong dong, kalau ngajarinnya yang lembut, yang tulus. InsyaAllah aku ngerti, kamu tau kan aku orangnya gimana?"

"Iya tau, gue tau banget lu o'on!" Tak tanggung-tanggung lontaran itu membuat Nabila nyengir kuda.

"Nah tu tau."

Izza menarik napas lalu menghembuskan lewat mulut, "Gue ngga pernah seumur hidup nemu siswi yang bodohnya kaya lu."

"Sekarang kamu udah nemu kan? Dihadapan kamu loh orangnya."

Izza menarik napas lagi, "Gue bener-bener setress deket lu."

"Hish jangan gitu!" Nabila mengibaskan tangan.

"Malam ini lu tidur di ruang tamu." Izza melantur.

Nabila menggeleng, "Ngga! Mau di kamar, gantian dong. Kamu di luar, aku di kamar, biar adil."

Izza melotot, "Berani banget lu nyuruh gue tidur di ruang tamu."

Nabila menghedikan bahu menolak, "Ngga mau ah tidur di luar, dingin. Kamu ngga tau rasanya, makanya aku nyuruh kamu biar kamu tau, tidur di ruang tamu dingin banget."

"Seumur hidup gue ngga pernah nemu cewe yang ngelawan sama gue." Izza mengulum bibir dan menghela nafas dalam-dalam.

"Iya dah iya, sakit kepala aku. Nih jelasin matematika!" tukas Nabila.

Sekarang Izza hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya. Ia sangat pusing. Berdebat dengan Nabila tidak dapat menemukan titik untuk mengakhirinya. Pada akhirnya Izza juga akan kalah dengan serangan Nabila.

Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang