5. Menunggu kamu pulang

115 33 6
                                    

Nabila menunggu-nunggu kedatangan Izza yang tak kunjung menampakkan diri, ia keluar masuk rumah dengan rasa khawatir. Ia tak tahu Izza kemana, mau menghubungi pun ia tidak ada ponsel, terpaksa harus menunggu di teras rumah walau hari sudah mulai senja.

Oh ayolah, sekarang Izza lupa diri jika jalan sama Audi, pacarnya. Sementara Nabila masih setia menunggu mondar-mandir di depan rumah. Hari sudah senja, adzan magrib sudah terdengar, namun Izza juga tak kunjung pulang.

Dengan terpaksa Nabila menutup pintu dan memilih pergi untuk melaksanakan sholat magrib terlebih dahulu. Ia mengambil wudhu, bayangan Izza sontak muncul begitu saja didepannya, membuat Nabila tidak fokus dan cepat mengulangi kembali.

Saat ini yang berada dipikiran Nabila itu hanya Izza, berani-beraninya tidak pulang, sedangkan waktu terus berputar dengan cepat. Usai mengambil air wudhu, ia membentangkan sajadah dan sholat magrib sendiri. Terpaksa sendiri, Izza tidak ada di rumah.

Sholat dan mengaji pun sudah Nabila lakukan, ia menjenguk di jendela, tidak ada suara sepeda motor yang lalu didepan rumahnya. Huh, Izza sangat membuat khawatir. Jika lelaki itu sudah pulang, ingin rasanya Aisyah memukulnya sampai kapok.

Daripada menunggu kebingungan, Nabila pergi ke dapur untuk memasak hidangan makan malam pertamanya bersama Izza, siapa tau kan Izza menyukai masakan yang Nabila buat. Semoga saja hasilnya tidak mengecewakan.

Nabila terbatuk-batuk saat memasukkan beberapa cabai dan bawang ke tumisan kangkung yang ia buat, lalu ia menambahkan sedikit air untuk tidak membuat masakan terlalu kering. Makanan pun sudah tertata rapi di meja makan, tinggal menunggu Izza datang ke rumah.

Nabila berjalan lagi menjenguk, siapa tau Izza datang. Namun, sudah beberapa menit berlalu Nabila menunggu di samping pintu mengintip jendela, tidak ada satupun tanda ataupun bunyi sepeda motor Izza. Makanan yang ia sajikan pun juga dingin, semangat Nabila kian berkurang permenit.

Nabila menyerah ingin menangis, "Huh lama banget!"

Adzan isya terdengar, oh ayolah, Izza benar-benar lupa diri. Tidak pulang ke rumah demi menyenangkan hati sang pacar, Audi. Hah menyebalkan! Jika saja Nabila tahu Izza sudah memiliki pacar, mungkin sejak awal ia juga tidak setuju dengan perjodohan ini.

Nabila tetap menunggu, perutnya sangat lapar, jika Izza tak pulang, ia juga tidak makan. Beralih Nabila kembali melangkah mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat isya terlebih dahulu.

🖤🖤🖤

Keseruan bagi orang yang pacaran sungguh dunia seperti milik berdua, tidak peduli dengan kata orang lain yang penting bahagia. Padahal jika dalam pandangan agama, pacaran itu haram.

Allah SWT berfirman:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰۤى اِنَّهٗ كَا نَ فَا حِشَةً ۗ وَسَآءَ سَبِيْلًا

"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."

(QS. Al-Isra' 17: Ayat 32)

Izza melihat Audi yang sangat senang sebab sudah beberapa jam ia menemani wanita itu untuk menghabiskan waktu bersama dibanding tetap diam di rumah menanggapi Nabila yang serba-serbi tidak tahu apapun selain membentangkan sajadah dan berzikir.

Di sela-sela mereka tertawa, Audi menanyakan perihal mengapa Izza tidak turun sekolah kemarin, "Kamu kenapa kemarin nggak sekolah?"

Izza terdiam sesaat, "Urusan keluarga."

Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang