25. Awas ketahuan!

83 20 1
                                    

Dengan wajah sedih Gea berkata, "Jadi boleh nggak malam ini gue nginap di rumah lo? Keberatan nggak?"

Nabila menggeleng, "Boleh kok. Mau tiga hari juga ngga papa. Aku ngerti kok kondisi kamu, lagian di rumah aku nggak ada siapapun," ujarnya bohong.

Gea merebahkan kepalanya di pundak Nabila, "Lu paling ngerti gue, Bil. Makasih banyak."

"Alah biasa aja." Gadis itu mengelus kepala Gea dengan tangan mungilnya.

Si kembar mendekat dan bertanya.

"Gea kenapa?"

"Gea kenapa?"

Nabila menjawab, "Lagi marahan sama Ayahnya."

"Gea mah dari dulu udah sering marahan sama Ayahnya, anak broken home," ujar Cibra.

Gea mengangguk di pundak Nabila.

"Oh jadi udah dari dulu?" tanya Nabila.

Si kembar mengangguk kompak.

Nabila mengelus kepala Gea ketika dirasa pundaknya agak membasah, "Cup cup cup bayi gede jangan nangis."

Sekarang Cibro mengeluarkan tissue di kantong baju dan memberikannya pada Nabila untuk menyapu air mata Gea. Mata Gea begitu merah dan bengkak. Gea bangkit, ia masih diam. Nabila, Cibra dan Cibro berusaha menghiburnya dengan bercerita. Ya lumayan lah, agar luka dihatinya sedikit membaik.

Di sisi lain Izza tengah memaksa Devan untuk membiarkannya menginap malam ini di rumahnya. Tak bisa menolak, Devan mengiyakan permintaan tersebut lantaran hanya Izza teman yang paling dekat dan paling sering menginap. Hadeuh.

Sepulang sekolah, Nabila bersama Gea sampai di depan pintu. Nabila berharap, semoga lelaki yang bernama Izza ini tidak ada di rumah, pasalnya saat pulang sekolah, ia sama sekali tidak menemukan batang hidung lelaki itu.

Clek

Dikira pintunya masih terkunci, ternyata tidak. Pintunya tidak dikunci dan begitu gampangnya terbuka. Nabila langsung panas dingin, takut Gea curiga kalau Izza ada di rumah. Masih sempat-sempatnya gadis ini bertanya.

"Bil, kenapa?"

Nabila menggeleng, "Engg nggapapa! Ayo masuk."

Nabila menebak, Izza sekarang bisa berada di dua tempat. Pertama, bisa bersembunyi di toilet. Kedua, di bawah ranjang kamarnya. Entah dimana itu. Sekarang alibinya benar-benar kuat ketika aroma khas Izza menyeruak di hidung Nabila.

Nabila membuka suara, "Eh Gea! Boleh minta tolong ngga?"

"Apa?" tanya gadis itu menoleh.

Nabila mengangkat kantong kresek berisi camilan, "Tolong taruh cemilan ini ke kulkas."

Gea tersenyum, "Oke."

Sementara Gea ke dapur, Nabila pergi ke kamar dan tengkurap disana. Ternyata dugaannya benar. Izza bersembunyi di bawah ranjang karena ada barang yang ia ambil. Saat hendak keluar, Nabila keburu datang bersama Gea.

Dengan suara pelan Nabila berkata, "Cepet keluar! Hayo! Ntar Gea tau."

Izza tak terima, ia mengangkat kepalanya dan berakhir terbentur kayu ranjang. Nabila menyumpah serapahi kelakuan Izza sekarang. Jika saja Gea tidak ada, pasti Nabila akan menjitak kepala Izza saking bodohnya. Sudah tahu di bawah ranjang belagak ngangkat kepala.

Masih ada waktu bagi seorang Izza untuk melarikan diri dari rumah. Berbagai bunyi yang Izza timbulkan membuat Nabila semakin geram ingin menendang pria ini keluar rumah. Takutnya Gea mendengar.

Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang