40. Baseball

71 13 0
                                    

Orang yang menilai cinta dengan rupa itu belum sepenuhnya memahami cinta.
Orang yang menilai cinta dengan harta itu berarti belum sepenuhnya memahami cinta.
Cinta itu adalah perduli, pengertian, tanpa batasan.

–Guru Zuhdiannor

Tim Bora mengisi perut di kantin. Nabila gelisah. Ia kehilangan selera makan. Erwin menatapnya heran.

"Bil, lo sehat kan?"

Gea mengerling dan memukul bahu Nabila, "Awas aja lu ngga kuat ngangkat tongkatnya," ancamnya.

Nabila memajukan bibirnya, "Berat kah?"

Tim Bora mengangguk kompak.

Nabila pasrah, "Hyuhhhh. Ini bisa ganti anggota ngga sih?"

"No." Mereka semua kompak menggeleng.

"Bil, kalo lo tepat sasaran. Gue traktir lo es krim," kata Erwin. Nabila mendelik, yang awalnya tampak mengantuk kini bangun. Jiwanya bangun.

"Oke! Kamu traktir."

Erwin tahu, ini cara paling ampuh untuk menaklukkan seorang Nabila.

"Yee, giliran ditraktir es krim ae cepet," Cibro mencibir.

Nabila langsung memicingkan matanya ke arah Cibro. Hingga lelaki itu kembali fokus memakan makanannya.

Ini saatnya. Dimana mereka memakai perlengkapan baseball. Berjalan ke lapangan, dipimpin oleh seorang ketua kelas. Nabila. Gadis itu berjalan paling depan, menarik perhatian pusat. Dengan pakaian olahraga gober, kerudung hitam serta topi putih membuat penampilannya semakin swag.

"Baik. Tim yang akan melawan kelas IPA 1 adalah kelas IPS 4. Dengan nama Tim Bora!!" Pembawa acara berseru. Mungkin ia rada aneh mendengar nama Tim IPS 4. Ya, Bora adalah gabungan nama dari Tim Boba dan Tim Spora.

Tim Bora!!

Tim Bora!!

Tim Bora!!!

Di bibir lapangan, Nabila menurunkan topi karena malu. Malu karena nama Tim-nya yang aneh didengar telinga. Ia menyapa Gea yang terlihat bangga.

"Gea, kenapa nama Tim kita harus Bora si?"

"Hasil perkawinan Boba sama Spora," sahutnya konyol.

Erwin datang membawa tongkat baseball. Itu terlihat berat. Nabila berusaha mengerahkan tenaga dalam jika ia memukul bola dengan tongkat itu.

"Ini tongkatnya, awas berat," kata Erwin melihat Nabila khawatir.

"Ngga nggapapa. Ngga berat kok."

Bohong.

Permainan dimulai, setiap orang mengambil posisi masing-masing. Terlihat dari jauh, para anggota tim lawan menatap sinis ke Nabila. Memikirkan jika pukulannya tidak kencang dan mudah untuk mengalahkan Tim Bora.

Yuhuuuu anda tidak tahu kekuatan Nabila ya?

Brushhhhhh

Bola dengan kencang dilempar ke arah Nabila. Dan tugas Nabila memukul bola itu ke daerah permainan. Bagai di slow motion, masih sempat mulut Nabila membaca bismillah puluhan kali.

Erwin dan Gea berteriak, "BIL, PUKUL BOLANYA!!"

"Bismillah."

"HIYAHHHHHHHH!!!!!!!!!"

De bug!!

Lemparan bola pukulan baseball mengenai kepala seorang lelaki hingga lelaki itu limbung dan pingsan. Para suporter dan semua orang mendadak panik. Apalagi si pelaku telah ceroboh mengarahkan bola tersebut ke arah yang salah hingga keluar lapangan. Amatiran dan gemetar.

Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang