29. Nyanyian warga IPS 4

72 20 4
                                    

Sekian lamanya bersekolah di SMA Negeri 1. Akhirnya Ujian Akhir Semester akan segera dilaksanakan. Kini, Nabila berdiri di depan papan tulis, melihat semua penghuni kelas dengan tatapan membunuh. Suasana kelas hening, tidak seperti biasanya yang seperti dikenal kelas luar.

"Aku mau, nilai kita jangan ada yang di bawah 50. Ujian makin deket, sedangkan kita masih nyantui. Ayo kita bangkit sama-sama! Tunjukin kalau kelas kita juga kaya mereka!"

Seisi kelas diam, tak ada suara. Mereka semua ciut. Entah kenapa, tak ada semangat, mereka sadar diri jika nilai mereka tidak ada yang sampai standar, apalagi melewati standar, tidak mungkin. Raut wajah mereka semua nampak sedih.

Akhirnya Kevin bersuara, "Bil, kita memang nggak bisa ngejar ekspetasi. Lu liat selama lu sekolah di sini, nilai kita emang segitu adanya, ngga naik-naik, gitu-gitu aja. Otak kita emang segini IQ-nya, mau dipaksain juga percuma. Susah bagi kami ngejar target."

"Ya betul!"

"Iya, Bil. Bener kata Kevin."

"Gue setuju Kevin!"

Kelas mulai ribut. Nabila berhembus pasrah. Bagaimana cara menjadikan kelas ini tidak di cap sebagai kelas preman lagi, ingin sekali Nabila mengucap cap preman itu menjadi kelas baik-baik bak kelas IPA 1 yang mempunyai kehormatan tersendiri.

"Ekspetasi sama realita terlalu jauh untuk siswa kelas IPS. Tapi, kalo kita mencoba semuanya, itu ngga ada yang salah sekalipun nanti hasilnya salah." Suara Erwin tersirat menyemangati mereka. Ia duduk dengan gaya melipatkan tangan di atas meja.

Seisi kelas masih diam. Nabila bangkit.

"Ayolah kalian jangan gini. Aku ketua kelas, pengen apapun yang terbaik untuk kelas apalagi siswanya. Jadi kalian semangat dong! Ayo kita maju sama-sama!! Kita kan solid mean!"

Cibro mengulum bibir lalu memukul meja dengan kepalan tangannya

Brak!

Seisi kelas tercengang kepada Cibro.

"Karena bentar lagi ujian, kita hiburan dulu lah!"

Mereka semua tersenyum, dan akhirnyaaaaa.

Nabila bersuara, "Silahkan artis maju ke depan. Erwin! Maju nyanyi."

Sebagaimana kalian tahu, Erwin menjadi bintang kelas karena suaranya yang bagus. Akhirnya ia menemukan sekolah dan kelas yang menurutnya nyaman. Sifat Erwin sebenarnya baik, tapi masalah cinta, kayanya Erwin salah orang. Kembali ke suasana di kelas.

Erwin dengan tampang coolnya mengambil sapu dan menyeret hingga ke depan papan tulis. Sedangkan Nabila berjalan duduk ke mejanya.

"Oke semuanya, kita nyanyi sama-sama lagu Cinta terbaik ya!"

"Bentar!" Gea mengalihkan semuanya. Ia merogoh sebuah mikrophon dalam tas. Sejak kapan Gea mempunyai barang aneh itu.

Mata Nabila membulat, "Loh sejak kapan kamu bawa mik?"

"Lo punya mikrophon?" tanya Erwin dari sana yang masih memegang sapu.

"Pake!" Gea melemparkan benda pengeras suara tersebut dan Erwin berhasil menangkap sempurna.

Kevin tentunya beranjak mengambil gitar di sudut kelas, entah itu gitar siapa. Pokoknya pakai aja. Petikan gitar dari jari Kevin berbunyi sempurna, sekarang Kevin maju ke depan menyampingi Erwin.

"Jrenggg."

Mereka semua bernyanyi mengikuti suara Erwin.

"JUJUR SAJA KU TAK MAMPU...."

"HILANGKAN WAJAHMU DI HATIKU."

"MESKI MALAM MENGGANGGU...."

"HILANGKAN SENYUMMU DI MATAKU."

Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang