28 | jangan ninggal

5K 689 171
                                    

;


"Sunoo.."

"Sunoo, bangun.."

"Kim Sunoo ayo bangun."

Sunoo dengan matanya yang setia terpejam, mengerang kesakitan. Kepalanya terasa begitu berat saat ini.

Tunggu, tadi itu suara siapa? Sunghoon? Apakah dirinya sudah bisa bertemu Sunghoon?

Sunoo tersenyum getir, mengingat sepertinya ia harus merelakan nyawanya melayang karena tergelincir dari atas rooftop rumah sakit.

Bodoh. Benar-benar merutuki dirinya yang bodoh. Kedua matanya bahkan enggan terbuka untuk melihat bagaimana dunia alam lain.

Sebelum ia merasakan cubitan yang bisa dibilang cukup keras di kedua pipinya. Mungkin sekarang bisa dilihat pipinya menjadi sangat merah.

"Bangun Noo!!! Kalau kamu nggak mau bangun aku cium di sini sekarang."

Sunoo berusaha membuka matanya, terlihat di depannya jelas itu wajah Sunghoon. Wajah yang benar-benar ia rindukan.

Tanpa sadar air matanya turun membahasi pipinya, "S-sunghoon, jangan ninggal, hiks.., jangan..."

Sunghoon yang berada di depan Sunoo, berlutut di hadapannya. Menatap dengan ekspresi bingung mengapa Sunoo tiba-tiba saja menangis dan memintanya untuk tidak meninggalkanya.

"Hoi, kamu kenapa nangis hm? Aku nggak pergi kemana-mana, masih di sini sama kamu." Sunghoon perlahan meraih wajah Sunoo menghapus air matanya secara perlahan.

"Hiks.. enggak! Kamu bohong! Kamu ninggalin..hiks..aku udah mati sekarang.. J-jadi aku bisa ketemu kamu sekarang."

"Yaampun, Noo. Oke nangis sama ceritanya nanti lagi kita masih di sekolah sekarang. Kamu nggak mau pulang?"ga

"Hah? P-pulang kemana?" Sunoo menatap bingung Sunghoon dengan mata berkaca-kaca. Setelah beberapa detik Sunoo baru menyadari pertanyaan Sunghoon bahwa dirinya dan Sunghoon, kini sedang ada di sekolah.

"Kamu ketiduran tau nggak sih sampai jam pelajaran beres! Dasar kebo. Aku jadi nggak tega mau bangunin kamu, tidurnya nyenyak banget sambil nyebut-nyebut namaku. Jadi penasaran kamu mimpiin yang gitu ya?" Ujar Sunghoon sambil sesekali mencolek dagu Sunoo untuk menggodanya.

"Mimpi? Jadi cuman mimpi?" Sunoo tak mempercayai semua yang terjadi ternyata khayalannya saja, rasanya mimpi itu benar adanya.

"Waktu aku balik habis ketemu kak Reva waktu istirahat, Aku liat kamu udah tidur gitu."

"T-tapi tadi aku liat kamu lagi dalam kondisi kritis karena kecelakaan, t-terus aku mati, aku jatuh kepeleset..hiks.. Sunghoon!!" Sunoo memukul dada Sunghoon tak terima, kenapa bisa-bisanya ia bisa bermimpi seburuk ini.

"Noo, tenang dulu hei. Oke aku tau kamu masih panik, takut, dan sebagainya. Tapi, kamu harus tenang. Nggak apa-apa aku nggak akan ninggalin kamu."

"Jangan ngomong aja. Aku takut kalau itu emang beneran terjadi, aku nggak bisa bayangin kalau kamu hampir mati gara-gara aku."

"Gara-gara kamu? Di mimpimu aku mau diapain sama kamu?"

"Bukan aku yang ngapa-ngapain tapi kamu ketabrak gara-gara mau ngejar aku yang marah karena nggak suka lihat kamu deket-deket sama Kak Reva!Aku itu cembu—."Sunoo mendadak diam seribu kata. Menutup bibirnya rapat. Hampir saja dirinya membuka kartu.

"Hm? Apa lanjutin dong. Jangan setengah-setengah gitu. Aku jadi penasaran.." Sunghoon terkikik jahil, menatapi Sunoo yang hanya terduduk malu dengan kedua pipinya yang bersemu merah.

Tied up; [Sungsun] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang