3O | kelonan

6K 642 127
                                    

;

"A-ahhhh, S-sungghh- pelannhh.."

"Udah pelan kok, Sayang."

"Shh-s-sakit S-sungghh.."

"Bawel banget sih kamu. Aku juga ini mijitnya pelan."

"Ish, tapi sakit tau! Pake perasaan dong mijitnya."

"Iya iya ini aku pelanin lagi mijitnya."

Tadi Sunoo mendadak muntah-muntah lagi. Kepalanya pening dan sekarang berakhir tubuhnya yang sedang dipijat oleh Sunghoon.

Selepas acara pernyataan cinta yang bisa dibilang sangat romantis, berakhir dengan makan malam hingga larut malam.

"Udah mendingan hum? Hari ini jangan sekolah dulu aja gimana?"

"T-tapi aku mau sekolah hari ini.."

"Jangan dulu aja ya?  Jangan dipaksain takutnya makin parah. Aku khawatir takutnya ada dedek bayi dalam perut kamu." Ujar Sunghoon khawatir.

"Ngaco kamu. Kayaknya gara-gara kemarin malam kita di luar itu terlalu lama terus anginnya dingin juga. Jadi kayaknya aku masuk angin aja."

"Tetep aja.."

"Nggak! Aku mau sekolah!"

"Kim Sunoo. Sehari aja. Istirahat."

"Nggak mau..Mau sekolah biar bisa bareng kamunya?" Sunoo menghadapkan tubuhnya pada Sunghoon, menatapnya antusias.

Sunghoon menghela napas, bagaimana pun juga memang Sunoo itu keras kepala, keinginannya harus selalu terpenuhi.

"Oke oke boleh. Karena kamu maksa tetep sekolah, tapi inget ya hari ini pake jaket ? Di luar hujan."

"Iya Sunghoon sayang." Kikik Sunoo jahil. Senang sekali rasanya melihat ekspresi terkejut Sunghoon.

"Hoho, bucin banget kamu ya ternyata sama aku?" Usil Sunghoon menarik hidung Sunoo hingga membuat si empunya memekik sebal.

"Mana ada aku bucin. Coba ngaca di antara kamu sama aku siapa yang lebih bucin?"

"Haha iya iya aku. Oke aku ngalah." Balas Sunghoon mengalah.

Sunoo tertawa puas. Sekarang ia merasa kondisi tubuhnya sedikit lebih baik setelah menerima pijatan dari Sunghoon.

"Padahal kamu bisa istirahat kalau emang nggak enak badan loh, Noo."

"Enggak bisa. Aku nggak tenang."

"Hum? Kenapa?"

"Nanti kamu pasti ketemu sama Kak Reva lagi kan?"

"Astaga Noo. Kamu sampe kepikiran ke sana makanya maksain buat tetep sekolah?"

"Iya emang!"

"Duh cemburuannya pacarku satu ini."
Sunghoon tersenyum gemas mendengar penuturan Sunoo, sesekali ia menggelitik tubuh Sunoo untuk menjahilinya.

"Ah, Sunghoon! Diem geli!!"

***

Jay menghampiri Ni-ki yang sibuk memainkan ponselnya. Di jam istirahat seperti ini memang kebanyakan siswanya lebih senang bermain ponsel daripada bersosialisasi secara langsung.

"Brou."

"Apa?" Balas Ni-ki cuek.

"Lo masih galauin si Sunoo?"

"Mana ada. Gua udah move on. Kemarin itu yang terakhir."

"Oh, baguslah. Sudah saatnya Lo cari orang yang benar-benar sayang sama Lo juga, Ki."

Tied up; [Sungsun] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang