Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi di masa depan. Seperti halnya Sukuna dan Megumi, mereka yang awalnya saling benci dan sempat menjadi musuh bebuyutan kini tengah menjalin hubungan namun yang jadi masalah sekarang adalah bahwa Toji tidak merestui hubungan mereka.
.
Sukuna yang selalu ingin menjadikan Megumi kekasihnya akhirnya bisa mendapatkan pemuda manis tersebut. Dengan wajah memerah Megumi akhirnya menerima Sukuna, mungkin ia luluh dengan setiap perhatian Sukuna kepadanya terlepas dari sifat Sukuna yang menyebalkan.
"Berarti sekarang kita pacaran?"
Megumi mengangguk. "Tapi tantangan terbesarnya adalah kau harus membicarakan ini dengan ayahku. Ayahku sulit sekali menerimamu."
"Akan kubuat ayahmu menerimaku!"
.
.
Berapa kali pun Sukuna mencoba Toji tetap bersikukuh tidak merestui hubungan mereka. Alasannya karena Toji tidak yakin Sukuna benar-benar tulus pada anaknya. Toji tidak mau Sukuna hanya mempermainkan Megumi karena dulu mereka adalah musuh bebuyutan. Tidak menutup kemungkinan Sukuna punya dendam dan membuat anaknya jatuh cinta lalu ia meninggalkan anaknya begitu saja.
"Sampai kapanpun sepertinya aku tidak akan dapat restu dari ayahmu." Sukuna menghela nafas lalu menyenderkan tubuhnya di batang pohon oak dibelakang tubuhnya.
"Ayahku memang keras kepala dan kukuh pada pendiriannya." Megumi ikut duduk disebelah Sukuna.
"Ya sama sepertimu." Diacaknya rambut Megumi oleh Sukuna. Jika ini beberapa waktu belakangan mungkin akan aneh jika melihat kucing dan anjing ini akur. Tapi kini orang-orang mulai terbiasa melihat mereka bersama.
"Sukuna ayo makan malam di rumahku, aku akan memasak hari ini."
"Tentu. Aku boleh menginap kan?" Sukuna mencoba menggoda kekasihnya.
"Ayah pasti tidak ijinkan."
Ah halangan terbesar Sukuna adalah Toji. Entah kapan ia akan mendapat restu dari calon mertuanya itu ia tidak tau. Berbagai cara ia lakukan untuk meluluhkan hati Toji, ia rela membuang harga dirinya yang tinggi itu hanya untuk mendapat pengakuan dari Toji.
"Wajar jika ayahmu tidak menyetujui hubungan kita. Dulu aku yang sering mencari masalah, tentu aneh jika sekarang kita menjalin hubungan."
Megumi menunduk seraya mengorek tanah dengan ranting yang ada di dekatnya. Jika ia melihat kebelakang memang aneh jika musuh bebuyutan tiba-tiba berubah status menjadi pacaran tapi entah kenapa Megumi tidak dapat menolak Sukuna. Megumi merasa nyaman walau kadang Sukuna bertingkah menyebalkan.
"Ayo buat rencana." Megumi memberi saran namun langsung ditolak oleh Sukuna.
"Aku ingin diterima sebagai diriku, jadi tidak perlu merencanakan sesuatu Megumi."
Megumi hanya diam dan kembali mengorek tanah membuat Sukuna gemas.
.
Hari demi hari telah berganti, tak terasa Megumi dan Sukuna telah menjalin hubungan selama 3 bulan namun sampai saat ini masih belum mendapat restu dari Toji. Sukuna dan Megumi pun tak ambil pusing, selama Toji tidak melarang Megumi berada di dekatnya bagi Sukuna itu bukanlah masalah.
"Sukuna-kun."
Toji mamanggil Sukuna yang kini tengah duduk santai di ruang tamu rumah Megumi.
"Ada apa paman?"
Toji duduk di depan Sukuna dan menyilangkan tangannya di depan dada. Toji sengaja menyuruh Megumi keluar belanja bulanan agar ia dapat berbicara dengan Sukuna.
"Kau bilang mencintai anakku, apa kau benar-benar bisa aku percaya?"
Sukuna memasang wajah serius. "Apa yang harus kubuktikan padamu?"
"Menurutmu apa yang pantas untuk kau pertaruhkan?"
"Apapun yang kau minta aku siap, asal kau jangan meminta nyawaku. Aku tidak mau Megumi mencari orang lain sebagai penggantiku jika aku mati."
Toji tersenyum meremehkan. "Berarti kau tidak mau merelakan nyawamu untuk Megumi?"
"Lalu jika aku mau menyerahkan nyawaku, sama saja Megumi tidak bisa kumiliki jika aku mati."
"Tepat sekali."
"Kau jangan egois dengan selalu menahannya di sisimu. Anakmu sudah dewasa paman."
Toji terdiam.
"Satu lagi, aku bukan tipe orang yang melakukan hal serendah itu untuk menjatuhkan musuhku. Aku lebih tertantang jika terlibat dalam perkelahian."
"Baiklah, jika kau bisa melalui tantangan dariku maka aku akan menerimamu dan merelakanmu menjadi kekasih Megumi."
Sukuna terdiam, menunggu ucapan Toji selanjutnya.
"Kau harus bisa menjebloskan penculik Megumi beberapa tahun yg lalu itu ke penjara."
Sukuna menyipitkan matanya. "Apa maksudmu?"
"Beberapa tahun lalu Megumi disandera karena orang yang menyanderanya memiliki dendam pribadi padaku."
"Jadi orang itu masih berkeliaran?"
Toji mengangguk. "Aku tidak memiliki bukti untuk menjebloskannya ke penjara jadi aku menugaskanmu melakukannya."
"Bukan masalah." Sukuna menjawab enteng lalu menunjukkan 3 jari miliknya.
"Apa itu? 3 bulan?"
Sukuna menyeringai. "Aku bahkan akan mendapatkannya dalam waktu 3 hari ini."
"Ok deal."
.
Seperti ucapannya Sukuna berhasil menjebloskan penculik Megumi itu ke penjara. Toji tidak tau apa yang telah Sukuna lakukan tapi yang pasti orang yg pernah menculik Megumi adalah orang yang berbahaya. Saat itu Toji bahkan hampir tidak bisa mengenali wajah Megumi yang habis dipukuli oleh para penjahat tersebut tapi karena Megumi cerdas ia akhirnya bisa meloloskan diri saat para penjahat itu lengah.
"Jougo, pria gendut yang berbahaya dan terlibat dalam organisasi kriminal." Sukuna berujar dan Megumi duduk disebelahnya. Toji sendiri berada di hadapan Sukuna.
"Ayah tau sendiri mereka itu sadis, kenapa malah menyuruh Sukuna menantang maut kesana."
"Yah aku hanya ingin melihat sebesar apa nyali bocah ini. Tempo hari dia bilang tidak mau menyerahkan nyawanya."
Sukuna tersenyum. "Kalau untuk hal yang sia-sia dan berujung aku tidak bisa memilikinya untuk apa aku korban nyawa?"
Toji menghela nafas.
"Ayah...jadi ayah merestui kami kan?"
Toji diam beberapa saat. Menghela nafas lagi lalu pada akhirnya mengangguk.
"Terima kasih ayah! Sukuna.."
Perempatan siku-siku muncul di kepala Toji ketika Megumi yang ia tau sering menjaga imagenya di hadapan teman-temannya malah sekarang memeluk Sukuna yang tersenyum puas. Hei lihatlah wajah menyebalkan setan satu ini, pikir Toji.
"Kau lihat? Dia bahagia bersamaku ayah."
"JANGAN PANGGIL AKU AYAH, DASAR SETAN!!"
Sepertinya Toji belum sepenuhnya menerima Sukuna tapi tak apa. Sukuna hanya perlu berusaha lagi untuk meluluhkan hati Toji. Mungkin ia akan carikan Toji istri baru saja untuk mengalihkan perhatiannya, atau uke baru? Sepertinya guru yang ubanan dengan kacamata hitam itu cocok dengan Toji, bobroknya sama.
E
N
D
Oke yang satu ini end dulu deh, makasi yang udah luangkan waktunya buat baca ya, love you all🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Short StoryDidikan keras Toji pada Megumi mendatangkan penyesalan dari Toji di kemudian hari. Sukuna yang kerap kali menjadikan Megumi target bully juga menyesali perbuatannya. Itu hanya karena mereka melihat air mata Megumi untuk pertama kalinya