Megumi tidak menyangka akan ada hari dimana orangtua Sukuna dan Yuuji mengundangnya datang ke rumah mereka. Apakah khayalannya akan menjadi kenyataan lagi? sudah beberapa kali khayalan itu menjadi kenyataan. Antara takut dan bahagia kini Megumi rasakan. Takut jika itu masihlah khayalannya semata dan bahagia jika memang itu adalah kenyataan.
"Yuuji apa tujuan kunjunganku ini? tidak mungkin kan kedua orangtuamu memintaku datang tanpa alasan?" tanya Megumi ketika mereka berada di ruang kelas.
"Err...yah beberapa kali aku dan kakakku membahas dirimu sehingga ibu penasaran." balas Yuuji.
"Ah begitu." Wajah Megumi sedikit memerah. "Apa saja yang kalian bahas?"
Yuuji bingung mau menjawab apa, jika ia jawab karena mereka sering debat karena memperebutkan Megumi di depan orangtua mereka tidakkah itu lucu? mereka terlihat seperti bocah jika seperti itu.
"Yah cuma membahas tentang kakak yang meminta maaf padamu, itu saja."
"Uhmm iya."
"Kenapa kau terlihat gelisah Megumi?" tanya Yuuji yang menyadari sedari tadi Megumi tampak gelisah ketika ia bilang agar Megumi datang berkunjung atas permintaan orangtuanya.
"Aku tidak gelisah."
"Megumi..." Yuuji meraih tangan Megumi, menggenggam tangan itu dengan lembut. "Bilang saja padaku apa yang membuatmu gelisah?"
"Y-yuuji..ini kenyataan kan? sakitku tidak kambuh lagi kan? hal ini sama persis."
Yuuji kemudian menyatukan kening mereka. "Ini kenyataan." ucapnya dengan senyuman teduh, membuat hati Megumi lebih tenang.
"Ekhem.."
Sukuna datang di saat yang tidak tepat, pas sekali ia datang ketika Yuuji menyatukan keningnya dengan Megumi. Sukuna seketika terbakar api cemburu.
"Apa yang kau lakukan disini aniki?" tanya Yuuji seraya menjauhkan wajahnya dari Megumi tapi tangannya masih menggenggam tangan pemuda berambut hitam tersebut.
"Tangan Megumi bisa kau lepas tidak? Megumi bukan bocah yang akan menghilang jika kau melepas genggaman tanganmu."
"Kau iri kan tidak bisa menyentuhnya sebebas aku?"
"Kau..!!"
"Yuuji, Sukuna, jangan bertengkar." Megumi berusaha menengahi perdebatan saudara diantara mereka.
"Dia duluan yang mulai Megumi." ucap Yuuji.
"Kau duluan yang bermesraan disini, mana sepi lagi tidak ada orang."
"Aku tidak bermesraan, hanya menghibur sahabatku memang tidak boleh?"
Perang deathglare dimulai lagi, Megumi sampai bingung mau menengahi dengan cara apa lagi agar dua bersaudara itu berhenti bertengkar.
"Are? Kalian belum pulang?" tanya Satoru yang berada di depan pintu.
"Ah kami akan pulang sensei." balas Yuuji lalu menarik tangan Megumi, mengajaknya pulang.
"Megumi pulang dengan sensei hari ini boleh tidak? sudah lama tidak pulang bersamanya."
"Eh? padahal sensei sudah sebulan bersama Megumi."
"Hahaha boleh tidak?"
"Uhmm Megumi pulang dengan sensei saja kah? sepertinya Gojou-sensei mau sekali kau ikut bersamanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Short StoryDidikan keras Toji pada Megumi mendatangkan penyesalan dari Toji di kemudian hari. Sukuna yang kerap kali menjadikan Megumi target bully juga menyesali perbuatannya. Itu hanya karena mereka melihat air mata Megumi untuk pertama kalinya