Tidak ada gangguan dan tidak ada bully. Bukankah ini sedikit aneh? Kenapa beberapa hari ini damai sekali? Gojou Satoru masih belum kembali dari masa cutinya, Yuuta juga ada pertandingan keluar kota tapi kenapa mereka tampak tenang dan tidak menganggu? jujur saja perasaan Megumi tidak enak hari ini.
Ia berjalan di sepanjang koridor, padahal pelajaran terakhir saja masih belum selesai kenapa sepi seperti ini? Megumi berniat ke toilet tapi di toilet pun tidak ada orang.
"Yo Megumi ayo kau ikut aku sekarang." ucap Sukuna yang tiba-tiba datang lalu menyeret Megumi ke lapangan.
Di lapangan kini ada cukup banyak orang. Semua orang yang hobi sekali membullynya kini berada disini. Jadi ini alasan kenapa di koridor tidak ada orang?
"Sukuna apa yang mau kau lakukan?" tanya Megumi mencoba setenang mungkin.
Sukuna memamerkan seringaiannya. Ia meminta sesuatu dari bawahannya, itu adalah tas Megumi beserta ponsel Megumi juga ada disana.
"Sukuna apa yang akan kau lakukan?" tanya Megumi lagi.
Sukuna hanya diam namun ia mengeluarkan semua benda yang ada di tas Megumi. Pertama adalah ponsel Megumi yang layarnya sudah retak parah. Ia langsung membanting benda itu hingga hancur. Megumi yang melihat ponselnya dihancurkan hanya bisa membelalakan matanya.
"Sukuna!" Megumi hendak maju namun beberapa orang langsung memegangi tubuhnya. "Sukuna apa-apaan ini?!" seru Megumi lagi.
"Bukan apa-apa, bukankah sudah biasa aku melakukan ini?" ujar Sukuna enteng lalu mengambil sesuatu lagi di tas Megumi. Ada sebuah kalung dengan permata berwarna zambrud disana. "Heh kau laki-laki tapi membawa benda seperti ini?"
"Sukuna apapun boleh kau lakukan! Tapi jangan hancurkan kalung itu!" seru Megumi membuat Sukuna menaikkan sebelah alisnya dan kembali menatap kalung itu.
"Begitu? Baiklah."
Sukuna mengulurkan tangannya menyerahkan kalung itu pada Megumi. Megumi yang mendapat kesempatan pun hendak meraih benda itu namun Sukuna malah langsung membanting kalung Megumi dan menginjaknya sampai hancur.
"Sukuna!!" seru Megumi ketika melihat kalung itu hancur berkeping-keping.
Semua orang yang berada disana tertawa melihat raut wajah Megumi.
"Lepaskan aku!" seru Megumi lalu melepaskan diri dari orang-orang yang memeganginya. Ia langsung saja menghajar orang-orang itu karena ingin memeganginya kembali.
Beberapa orang tercengang melihat Megumi melumpuhkan tiga orang sekaligus dengan mudahnya. Megumi langsung berjalan kearah dimana kalung yang telah hancur itu berada. Megumi bahkan tidak peduli pada ponselnya yang juga hancur.
"Sebenarnya apa salahku padamu Sukuna? Bisa kau jelaskan padaku?" tanya Megumi seraya menatap Sukuna yang masih terdiam di tempatnya.
"Salahmu karena berada di sekolah ini, kau tidak pantas berada disini." ucap Sukuna.
Perasaan Megumi campur aduk. Marah, sedih dan kecewa campur aduk jadi satu.
"Lagipula kalung seperti itu kau anggap penting? Bahkan di pasar loak benda itu tidak akan laku!" seru Sukuna.
Buaaghhh
Sukuna tersungkur ke tanah ketika Megumi dengan berani memukulnya. Megumi langsung menindih tubuh Sukuna dan mencengkram kerah seragam pemuda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Short StoryDidikan keras Toji pada Megumi mendatangkan penyesalan dari Toji di kemudian hari. Sukuna yang kerap kali menjadikan Megumi target bully juga menyesali perbuatannya. Itu hanya karena mereka melihat air mata Megumi untuk pertama kalinya