Dalam situasi seperti ini Megumi merasa gugup. Sukuna mengajaknya ke kamar sebelah yang tak lain adalah kamar Sukuna sendiri. Bagaimana tidak gugup jika orang yang ia yakini membencinya kini mengajak ia bicara.
Sukuna sendiri sudah memantapkan dirinya untuk meminta maaf. Ia menarik tangan Megumi agar duduk di tepi tempat tidur dan ia sendiri duduk disamping Megumi.
"Megumi.."
Megumi merasa aneh karena sudah dua kali hari ini Sukuna memanggil namanya, bukan memanggilnya dengan sebutan kutu busuk seperti biasa. Padahal saat ia pingsan Sukuna pernah memanggil namanya tapi tentu saja Megumi yang dalam keadaan tidak sadar tidak akan bisa mendengarnya.
"A-ada a-apa?" tanya Megumi.
"Mungkin kau akan merasa aneh jika mendengarnya dariku tapi aku benar-benar harus mengatakannya."
Meguni mengangguk. "Katakan saja."
"Aku ingin minta maaf padamu Megumi setelah semua yang kulakukan."
"Sebelum itu aku ingin bertanya satu hal padamu Sukuna."
"Katakan.."
"Apa jika aku memaafkanmu kau tidak akan memperlihatkan tatapan terluka itu lagi padaku?"
Sukuna tertegun. Sebenarnya ia terluka bukan karena hanya menyakiti Megumi saja. Ia juga terluka karena melihat begitu dekatnya Megumi dengan adiknya Yuuji.
"Mungkin.." pada akhirnya hanya satu kata itu yang keluar dari bibir Sukuna.
Megumi menghela nafas. "Sebenarnya aku bukanlah tipe orang yang mudah memaafkan orang yang telah menghancurkan benda milikku yang paling berharga." Jeda sesaat sebelum Megumi kembali melanjutkan ucapannya. "Tapi di sisi lain aku tidak mau orang lain menatapku dengan tatapan terluka terlebih jika aku lah yang menyebabkan tatapan terluka itu."
"Jadi kau memaafkanku?" tanya Sukuna.
Megumi mengangguk. "Aku memaafkanmu Sukuna."
Sukuna tersenyum. "Terima kasih Megumi."
Megumi tertegun melihat senyuman itu, senyuman yang mungkin pertama kali Megumi lihat dari orang yang selalu mencari masalah dengannya.
"Iya, jadi kita sekarang bisa berteman?" Megumi balas memberi senyuman pada Sukuna.
'Senyuman manis Megumi, simpan di otakmu Sukuna.' batin Sukuna. "Tentu saja."
.
Megumi sebenarnya sudah mau pulang namun Kaori tidak mengizinkan. Sudah mulai jam makan malam jadi nyonya Itadori itu meminta Megumi makan malam bersama keluarga Itadori. Megumi bahkan membantu memasak, Kaori sampai takjub melihat begitu lihainya tangan kurus itu mengolah bahan makanan menjadi masakan yang lezat.
"Ah kita ada tamu?" Jin yang baru datang dari bekerja melihat adanya sosok Megumi memakai apron berwarna putih renda milik istrinya. "Sukuna, Yuuji kalau berniat bantu ayo kesini jangan menonton saja disana." tambah Jin ketika memergoki Sukuna dan Yuuji menonton Megumi yang begitu manis memakai apron putih renda ala maid itu. Pikiran mereka sudah melayang membayangkan Megumi dengan wajah malu-malunya memakai pakaian maid.
"Ara kalian niat membantu atau hanya ingin melihat Megumi hm?" tambah Kaori menggoda kedua putranya.
"K-kami lapar bu..k-kalau begitu kami tunggu di meja makan saja..ayo Yuuji!" Sukuna langsung menarik tangan Yuuji menjauh. Mana mungkin ia membiarkan Yuuji cuci mata sendirian bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Short StoryDidikan keras Toji pada Megumi mendatangkan penyesalan dari Toji di kemudian hari. Sukuna yang kerap kali menjadikan Megumi target bully juga menyesali perbuatannya. Itu hanya karena mereka melihat air mata Megumi untuk pertama kalinya