Sebelumnya aku hanya ingin sampaikan, kayaknya kasihan book ini cuma 4 bagian aja, jadi aku tambahin. Ini anggap aja beda sama 4 chapter sebelumnya ya😊
.
.
.
Megumi mengerti dengan sifat keras sang ayah pada dirinya. Apapun yang dilakukan jika ia salah pasti Toji akan memberi hukuman fisik. Dulu saat ia kecil bahkan sang ayah, Toji Fushiguro menghukumnya dengan memukulkan rotan pada tubuh Megumi. Megumi adalah anak yang pendiam dan ia adalah siswa yang mengandalkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya karena itu ia kerap kali menjadi target bully di sekolah. Setiap hari ada saja kesialan menimpanya ketika berada di sekolah.
"Megumi kenapa kau terlambat pulang?! kau pikir ini sudah jam berapa hah?!" seru sang ayah ketika Megumi baru memasuki rumah. Pakaian pemuda itu tampak kotor dan ada beberapa bekas pukulan di wajahnya, pasti ia dibully lagi.
"Maaf ayah tadi aku dicegat preman di jalan." ucap Megumi berbohong, ia tidak mungkin menceritakan permasalahannya di sekolah. Ia tidak mau menambah beban sang ayah dengan hal seperti ini.
"Cepat mandi lalu makan!" seru sang ayah lagi dan Megumi hanya menurut menuju ke kamar untuk membersihkan tubuhnya.
.
Mereka makan dalam diam. Toji selalu menekankan pada Megumi agar tidak berbicara ketika sedang makan dan didikan dari Toji dari kecil membuat Megumi terbiasa diam saat makan bahkan saat di sekolah.
"Sekarang belajar dan kerjakan tugas sekolah, ayah tidak mau ada kegiatan lain setelahnya kecuali langsung tidur." ucap sang ayah seraya membawa piringnya pergi ke dapur duluan, Megumi menyusul setelahnya dan ketika sang ayah hendak mencuci piring sendiri Megumi melarangnya.
"Biar aku cucikan ayah." ucap Megumi seraya mengambil piring yang berada di tangan sang ayah.
Toji hanya diam lalu berjalan keluar dari dapur setelah sebelumnya mencuci tangan.
Setelah selesai mencuci piring, Megumi segera melaksanakan apa yang Toji perintahkan. Ia mengerjakan tugas dan belajar materi yang sekiranya akan dijelaskan besok di kelas.
"Ayah?" ucap Megumi ketika sang ayah datang ke kamarnya membawa sebuah baskom.
"Kau tetaplah belajar." ucap Toji sebelum mengompres memar yang ada di pipi Megumi dengan es batu.
"A-aku bisa sendiri ayah. Ssshhh.."
"Dilarang melawan perintah ayah Megumi." tegas Toji sehingga pada akhirnya Megumi kembali menuruti sang ayah.
Terkadang hal ini yang membuat Megumi menghormati ayahnya. Ayahnya bisa keras dan perhatian disaat yang bersamaan. Toji hanya akan keras pada Megumi ketika putranya itu salah atau membuat masalah meskipun terkadang ada masalah yang bukan merupakan salahnya tapi jika nama Megumi juga terseret sang ayah tentu akan marah.
"Terima kasih ayah." ucap Megumi setelah Toji berhenti mengompres pipinya dengan es batu.
"Hm. Jika sudah selesai langsung tidur." ucap sang ayah sebelum keluar dari kamar Megumi.
.
Pagi tiba begitu cepat, membuat Megumi harus menyiapkan mentalnya ke sekolah. Ia adalah siswa yang bisa berada di sekolah favorite ini karena bantuan beasiswa. Rata-rata sekolah ini diisi oleh para siswa dengan ekonomi menengah keatas.
"Hei lihat kutu buku itu hahaha.."
"Kita menghajarnya kurang keras kemarin."
"Dasar sampah."
Kira-kira perlakuan seperti itulah yang selalu Megumi dapatkan selama ia sekolah disini. Mereka anti dengan orang miskin sepertinya, ia bahkan sering dipukul oleh mereka. Sebenarnya Megumi bisa saja melawan hanya saja ia sadar jika ia membuat masalah maka beasiswanya bisa saja dicabut. Ia tidak mau membebani sang ayah jika sampai beasiswanya dicabut.
"Aku mencium bau kutu busuk disini." ucap Ryoumen Sukuna, salah satu siswa paling bermasalah di sekolah namun pihak sekolah sama sekali tidak pernah menegur pemuda itu.
Megumi tau yang dimaksud Sukuna disini adalah dirinya. Sukuna kerap kali memanggilnya kutu busuk dan Sukuna juga salah satu siswa yang paling bersemangat untuk membullynya.
Megumi hanya diam saat melewati Sukuna namun Sukuna tidak akan membiarkannya pergi begitu saja. Pemuda itu malah menarik kerah belakang baju Megumi sebelum membantingnya ke lantai.
"Ayo bangun dan lawan aku! Aku tau kau bisa berkelahi sialan!" seru Sukuna sehingga menarik perhatian banyak orang.
Megumi bangkit dari posisi duduknya dan kembali berjalan tanpa mempedulikan Sukuna. Sukuna yang geram kembali menarik tubuh Megumi dan hendak melayangkan pukulan namun ada seseorang yang menahan tangan Sukuna dari belakang.
"Ini masih sangat pagi untuk membuat keributan Ryoumen-kun." ucap salah satu guru berambut putih dengan memakai kacamata hitam pada Sukuna. Namanya Gojou Satoru dan ia adalah satu-satunya guru yang berani menegur Sukuna.
"Cih." Sukuna berdecih dan langsung menampik tangan Satoru sebelum pergi.
"Kau tidak apa-apa kan Megumi?" tanya Satoru seraya merapikan seragam Megumi yang kusut karena ulah Sukuna.
Megumi mengangguk. "Terima kasih sensei."
Satoru tersenyum. "Iya sama-sama, sekarang kembalilah ke kelas." ucap Satoru.
Megumi membungkuk pada Satoru sebelum meninggalkan sang guru. Beruntung di sekolah ini masih ada yang peduli pada Megumi walaupun orang-orang itu bisa dihitung tidak lebih dari jumlah jari tangannya.
"Fushiguro!"
Megumi diam saja saat seorang pemuda yang berwajah mirip dengan Sukuna datang dan merangkul bahunya. Ia adalah Itadori Yuuji, adik tiri Sukuna. Berbeda dengan Sukuna, Yuuji adalah pribadi yang ramah dan Yuuji adalah salah satu sahabat Megumi.
"Kakakku membuat masalah lagi ya?" tanya Yuuji pada Megumi.
"Begitulah, sudah biasa bukan?"
Yuuji merengut. "Kau jangan diam saja Fushiguro. Bukan berarti aku menyuruhmu berkelahi dengan kakakku hanya saja kau sesekali perlu melawan."
Megumi tersenyum. "Terima kasih Itadori, tapi aku rasa lebih baik aku diam jika aku masih ingin melanjutkan pendidikanku disini."
Itadori hanya bisa menghela nafas. Ia jadi kesal dengan sang kakak. Padahal kakaknya anti berurusan dengan oranglain tapi ia hobi sekali mencari masalah dengan Megumi, hanya pada Megumi tepatnya. Entah ada dendam apa sang kakak pada sahabatnya itu.
"Apa memar ini ulah kakakku?" tanya Yuuji seraya menyentuh pipi Megumi yang memar.
"Tidak, ini ulah siswa lain." balas Megumi."
Karena mengobrol mereka tidak sadar kini telah memasuki kelas. Tatapan tidak suka langsung ditujukan untuk Megumi namun selang beberapa saat mereka kembali ke kegiatan masing-masing ketika melihat delikan Itadori untuk mereka.
Guru pun memasuki ruangan sesaat setelahnya dan pelajaran pun dimulai.
T
B
CJika kalian tanya pair, ini SukuFushi...Kalau untuk Toji aku kasi pilihan, mau aku pasangin sma Naoya atau Gojou? Suara terbanyak yang terpilih pairnya, kalau semisalnya yg terpilih Gojou sma Toji aku dah siapin pasangan untuk Naoya, begitupula sebaliknya jika banyakan suara Toji dan Naoya aku juga dah siapin pasangan buat Gojou...dan yang pairnya gk terpilih mohon maaf ya..
Untuk Jin? Dia punya istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Short StoryDidikan keras Toji pada Megumi mendatangkan penyesalan dari Toji di kemudian hari. Sukuna yang kerap kali menjadikan Megumi target bully juga menyesali perbuatannya. Itu hanya karena mereka melihat air mata Megumi untuk pertama kalinya