Kelas 1B hari ini ribut seperti biasa. Para gadis sibuk bergosip, para lelaki sibuk membicarakan masalah club dan ada beberapa spesies langka yang bisa membaca buku dengan tenang di saat suasana gaduh seperti ini.
"Hari ini gurunya tidak masuk untuk apa juga belajar." Salah satu pemuda dengan tato di wajah duduk di sebelah salah satu spesies langka tersebut.
"Bukan urusanmu." Balasan dari pemuda cantik yang tengah membaca buku tersebut jutek.
"Ne Megumi.."
"Jangan panggil aku dengan nama itu!"
"Tapi itu cocok bukan? Kau cantik ditambah dengan nama itu kau tambah cantik."
"Enyahlah Sukuna!"
Well percakapan tersebut berakhir perkelahian diantara keduanya dan berakhir juga mereka kini berada di ruang kepala sekolah.
.
"Kau itu cobalah untuk bisa mengontrol emosimu!" Fushiguro Toji selaku ayah dari Fushiguro Megumi memarahi putranya di rumah setelah insiden tersebut.
"Dia yang mulai duluan ayah!"
"Aku tidak peduli siapa yang memulai duluan! Kau selalu membuat masalah karena tidak bisa mengontrol emosimu itu!"
Megumi hanya diam. Toji memang ayah yang galak dan sering menghukumnya jika ia salah. Megumi tidak tau kali ini hukuman apa yang akan diterimanya.
"Bersihkan kolam ikan didepan sebagai hukumannya! Jangan sesekali kau kembali ke dalam rumah jika belum menyelesaikannya!
"Baik ayah."
"Setelah ini kau harus bisa menahan emosimu! Ingat kau cukup diam di sekolah agar tidak ada masalah lagi!"
Megumi mengangguk patuh lalu pamit untuk segera membersihkan kolam ikan yang ayahnya maksud. Tadi ketika ia melewatinya keadaan kolam sangat kotor dan hari sudah menjelang sore. Jika ia tidak dari sekarang melakukannya maka sampai besok pun kolam itu tidak akan bersih.
.
Malam pun tiba. Toji yang merupakan ayah merangkap ibu untuk Megumi menyiapkan makan malam. Ibu Megumi meninggal saat melahirkan Megumi dan Toji tidak ada niat untuk menikah lagi padahal banyak yang mengantri untuk menjadi istrinya.
Ctarrr
Toji tersentak ketika petir menyambar di luar sana tidak lupa hujan deras dan angin kencang terdengar sangat berisik. Ia melirik keatas tangga namun tidak ada tanda-tanda anaknya turun dari kamarnya. Toji pun langsung naik keatas hendak memarahi anaknya tersebut karena tidak disiplin padahal Toji selalu menegaskan jam makan malam harus sudah duduk di meja makan tanpa dipanggil lagi.
"Megumi cepat keluar untuk makan!"
Toji membuka pintu kamar anaknya namun tidak ada siapapun disana. Ia pun melihat korden jendela yang terbuka dan di luar sana ia bisa melihat Megumi masih membersihkan kolam ikan di tengah hujan angin yang terjadi di luar sana. Segera saja Toji beranjak keluar menemui Megumi.
"Megumi!"
Megumi menoleh ketika dipanggil. Bisa Toji lihat tubuh putranya basah kuyup dan kulitnya tampak lebih pucat dari biasanya karena efek dinginnya air hujan.
"Ayah?"
Toji menarik paksa tangan Megumi memasuki rumah. Di dudukkannya Megumi di lantai ruang tamu yang dingin.
"Kali ini apa lagi maumu Megumi?!" Toji tidak bisa membendung kekesalannya. Ia kembali memarahi Megumi dan itu hal yang wajar karena Toji memang sosok ayah yang keras terhadap putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Short StoryDidikan keras Toji pada Megumi mendatangkan penyesalan dari Toji di kemudian hari. Sukuna yang kerap kali menjadikan Megumi target bully juga menyesali perbuatannya. Itu hanya karena mereka melihat air mata Megumi untuk pertama kalinya