Regret part 7

2.3K 314 86
                                    

Rumah Satoru adalah pilihan paling bagus untuk tempat Megumi menginap. Naoya menitipkan Megumi disana karena jika membawa Megumi ke mansion pasti orangtuanya akan ribut. Ia juga tidak bisa meninggalkan Megumi di apartemen yang bisa saja disewa seorang diri dalam keadaan kacau seperti itu.


.

Keesokan harinya Naoya pergi ke sekolah. Megumi juga berangkat bersama Satoru. Naoya bahkan sengaja mengumpulkan para siswa di aula untuk menyampaikan sesuatu.


Semua siswa riuh ketika melihat pria dengan setelan jas berdiri berdampingan dengan Megumi.


"Selamat pagi semua. Maaf jika saya tiba-tiba mengumpulkan kalian semua disini." Naoya membuka percakapan, ia lalu menatap semua siswa yang tampak serius melihatnya.


"Saya disini mengumpulkan kalian semua untuk membahas perihal masalah kemarin."


Megumi menunduk. Ia malu sekali kini menjadi pusat perhatian.


"Saya ke intinya saja, intinya saya tidak bisa menerima keputusan sekolah untuk mengeluarkan Megumi-kun dari sekolah ini. Megumi-kun tidak salah, bahkan ia hanya korban yang mencoba membela diri."


Tampak ada beberapa siswa yang tidak terima tapi mereka tidak bisa menyuarakan pendapat mereka karena yang bicara adalah donatur sekolah ini.


"Dengan ini saya tidak akan membiarkan Megumi-kun dikeluarkan. Dan satu lagi yang ingin saya sampaikan, Megumi-kun adalah calon anak saya jadi tidak ada yang boleh menyakitinya mulai detik ini. Sekian yang bisa saya sampaikan terima kasih! Silakan kembali ke kelas masing-masing!"


Para siswa dan siswi tercengang. Megumi bahkan langsung mengangkat wajahnya dan menatap Naoya yang kini tersenyum kearahnya.


"Zenin-san..."


"Kembalilah ke kelas Megumi-kun. Belajar yang rajin ya." ujar Naoya seraya mengusap kepala Megumi, memperlakukan remaja itu seperti anaknya sendiri.


Megumi menurut, ia pun kembali ke kelas dan selama perjalanan maupun saat berada di kelas tidak ada yang berani mengganggunya. Naoya memang memiliki pengaruh yang besar disini namun Megumi baru tau akan hal itu kemarin. Ia tidak menyangka bosnya itu mau membantunya dan lagi, calon anak? Apa maksudnya? Apa Naoya hanya memberi ancaman untuk para pembully itu dengan bilang Megumi adalah calon anaknya?


.

Megumi tidak pernah setenang ini sebelumnya. Jika biasanya ia sering dibully sekarang tidak ada yang berani mengganggunya. Sukuna bahkan tidak kelihatan dari pagi, entah kemana pemuda berambut merah muda itu.


"Yo Fushiguro!"


Baru saja memikirkan kakaknya sekarang malah sang adik yang muncul. "Ah Itadori, mana Kugisaki?" tanyanya.


"Tadi pergi duluan, mungkin belanja dengan teman-temannya." jawab Yuuji. "Mau pulang bareng Fushiguro? Ayo kita singgah ke kedai biasa, biar aku traktir." Yuuji tanpa persetujuan dari Megumi langsung menyeret pemuda itu pergi.


"Itadori pelan-pelan." ujar Megumi karena kakinya masih sakit gara-gara kemarin berlari cukup jauh, untuk masalah olahraga ia memang kurang di bidang itu.


"Ah maaf Fushiguro! Kau kenapa? Kakimu sakit?"


Megumi mengangguk.


"Mau aku gendong? Hehe.."


"Aku masih bisa jalan, aku bukan perempuan!"


Yuuji kembali memamerkan cengirannya. Ah kenapa kakak adik ini memiliki sifat yang begitu kontras? Megumi selalu merasa nyaman jika berada didekat Yuuji sementara di dekat Sukuna ia selalu merasa terancam.


RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang