Tak terasa Megumi tertidur sampai jam pelajaran terakhir usai. Mungkin karena kurang tidur ia sampai tidur selama itu. Ketika ia membuka mata ia harus terkejut dengan adanya Sukuna. Ia reflek mundur ke sisi tempat tidur untuk menghindar.
"Oi. Kau seperti melihat hantu saja." ucap Sukuna.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Megumi.
"Aku disini karena kau! Kau tidak ingat tiba-tiba saja kau pingsan didepanku?! Kau bahkan tidur lama sekali kukira kau mati!"
Kata-kata yang kasar memang tapi itulah Sukuna. Ia tidak mau terang-terangan mengatakan bahwa ia menyukai dan tengah mengkhawatirkan pemuda ini.
"Maaf jika aku merepotkanmu. Kau bisa pulang sekarang, aku juga mau pulang." ucap Megumi dan telah turun dari tempat tidur. Ia yang hendak melangkahkan kaki keluar mengurungkan niat ketika Sukuna menahan lengannya.
"Ada apa?"
"Sen-sei menyuruhku bertanggung jawab karena mereka mengira kau seperti ini karena aku. Jadi aku akan memastikan kau sampai di rumah, biar aku yang mengantarmu."
"..."
"Kenapa kau diam saja?"
"Aku hanya merasa aneh, bukankah daridulu para guru tidak ada yang mau menegurmu kecuali Gojou-sensei? Dan sekarang mereka menyuruhmu bertanggung jawab?"
"K-kau mengira aku b-berbohong begitu?! Un-untuk apa coba?!"
Megumi kembali berpikir. Benar juga perkataan Sukuna, untuk apa juga pemuda yang selalu membullynya itu berbohong? Bahkan mungkin kini Sukuna pasti tengah kesal karena harus mengantarnya pulang.
"Maaf jika kau keberatan kau bisa pulang duluan, aku akan bilang kau melakukan tugasmu dengan baik jika ditanya."
"Kau menyuruhku berbohong dan lari dari tanggung jawab begitu?!"
Jujur saja Megumi bingung dengan sikap Sukuna daritadi.
"Pokoknya aku akan mengantarmu pulang. Titik."
"Baiklah lakukan sesukamu." ucap Megumi dan akhirnya Sukuna melepaskan lengan Megumi. Ia pun berjalan santai dengan Sukuna yang berjalan disebelahnya.
"Antar sampai depan gang rumahku saja. Ayahku ada di rumah sekarang." ucap Megumi dalam perjalanan menuju rumahnya.
"Aku tidak takut kalaupun ayahmu di rumah." balas Sukuna santai.
"Aku hanya ingin menghindari keributan jika kalian bertemu lagi."
Mereka pun sampai di rumah Megumi. Rumah yang sederhana namun setiap sudutnya tertata dengan apik dikelilingin tanaman bunga. Megumi yang sering merawat bunga-bunga itu.
"Rumahmu bahkan tidak ada lantai duanya." ucap Sukuna yang benar-benar tidak mengidahkan ucapan Megumi agar tidak ikut masuk ke pekarangan rumahnya.
"Ya kami memang bukan orang kaya selain itu karena memang ada alasan khusus bangunan ini tidak ada lantai dua."
Sukuna penasaran dengan alasan khusus yang dikatakan Megumi namun kehadiran sosok pria yang kemarin ia temui di jalan membuat Sukuna lupa akan rasa penasarannya terlebih pria itu menatapnya dengan galak.
"Kau! Bocah tengik yang kemarin itu kan?!" ucap Toji seraya menunjuk hidung Sukuna dengan tidak sopannya. Yah Sukuna sendiri tidak sopan dari kemarin mana bisa Toji bersikap sopan sementara bocah ini tidak ada sopan santunnya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Short StoryDidikan keras Toji pada Megumi mendatangkan penyesalan dari Toji di kemudian hari. Sukuna yang kerap kali menjadikan Megumi target bully juga menyesali perbuatannya. Itu hanya karena mereka melihat air mata Megumi untuk pertama kalinya