Toji tidak membiarkan Sukuna membawa Megumi. Ia tidak mau Megumi berurusan lagi dengan pemuda itu setelah apa yang terjadi. Toji pun meminta Sukuna menurunkan Megumi dan kini gantian Toji yang menggendong putranya tersebut. "Megumi kita pulang."
Toji yang hendak beranjak lengannya langsung ditahan oleh Naoya. "Apa tidak sebaiknya ke rumah sakit?" tanyanya.
"Tidak perlu, aku akan mengantarnya pulang dengan taksi, tuan muda lanjutkan saja--"
"Aku ikut. Pakai mobilku saja." Naoya kemudian menoleh kearah Satoru dan Suguru. "Kalian mau lanjut?"
Satoru menggeleng. "Kami pulang saja."
Mereka pun membubarkan diri. Yuuji langsung pamit pada orangtuanya menyusul Megumi sementara Sukuna tidak bisa, ia tidak mungkin diterima oleh Toji setelah apa yang ia lakukan sebelumnya pada Megumi.
Phobia Megumi belum tahap parah, jadi ia hanya perlu istirahat di rumah. Naoya bersikeras meminta agar memanggil dokter namun Toji bilang Megumi sudah baik-baik saja.
Ketika Toji telah keluar dari kamar Megumi dengan Yuuji yang menemani anaknya di kamar, ia mendapati Naoya ketiduran di sofa. Toji pun menghampiri tuan mudanya tersebut. Menarik tubuh tuan mudanya dengan hati-hati lalu membaringkannya kepala Naoya di pangkuannya. "Terima kasih untuk hari ini." ucap Toji lalu mengusap kepala Naoya yang berbaring di pangkuannya.
Naoya sebenarnya terjaga setelah tadi Toji menarik tubuhnya agar berbaring dengan benar namun ia masih pura-puta tidur. Jika ia terbangun Toji tidak akan melakukan semua ini. Ia terlalu gengsi untuk melakukan hal manis seperti ini.
Sementara itu di kamar Megumi..
Yuuji tampak mengusap kening Megumi beberapa kali dan Megumi membiarkannya saja. Tenaganya terkuras habis untuk melawan ketakutannya dan Yuuji cukup memberi ketenangan dengan mengusap kening Megumi seperti ini.
"Terima kasih Yuuji."
"Maaf ya."
"Ini bukan salahmu Yuuji."
"Sukuna bagaimana?" tambah Megumi. Ia tentu ingat bagaimana wajah bersalah Sukuna setelah Toji tidak membiarkan pemuda itu dekat dengannya.
"Sukuna?"
"Ayahku melarangnya dekat denganku, aku tidak mau dia tersinggung dan menjadi seperti dulu lagi."
"Sukuna baik-baik saja dan aku yakin ia tidak akan kembali lagi menyakitimu seperti dulu."
"..."
"Daripada mencemaskan orang lain kau sebaiknya istirahat, tidurlah aku akan menemanimu disini."
"Jika kau mau pulang tak apa Yuuji aku tidak mau merepotkanmu."
Yuuji menggeleng. "Aku mau menemani Megumi."
Megumi kemudian bergeser sedikit dari tempat tidurnya. "Kau pasti lelah juga, tidur saja disini."
Wajah Yuuji sontak memerah. "Bolehkah? Kau tidak keberatan? Ayahmu tidak marah?"
"Tidak masalah bagiku, ayah sepertinya juga tidak masalah."
Yuuji pun bersedia berbaring disamping Megumi. "Megumi kalau aku menginap tidak apa-apa?" tanya Yuuji.
"Tidak apa-apa, aku juga sering menginap bukan?"
"Terima kasih, kau mau sesuatu?"
"Aku hanya ingin tidur sebentar."
Yuuji pun mengangguk, tangannya kembali mengusap kening Megumi dan Megumi sama sekali tidak menolak sentuhannya. Usapan tangan Yuuji di keningnya membuat Megumi perlahan tertidur.
"Terima kasih karena membiarkanku berada di dekatmu Megumi." Yuuji mencuri ciuman di kening Megumi ketika pemuda itu telah terlelap.
.
Setelah tadi memastikan kondisi Megumi dari Naoya, Satoru memutuskan untuk pulang dan Suguru menemaninya bahkan akan menginap. Sedari tadi Suguru meladeni Satoru. Mulai dari memasak hingga menyiapkan pakaian untuk Satoru setelah mandi.
"Kau hari ini jadi anak yang penurut ya, aku tidak ada menyuruh pun kau melakukannya sendiri."
Suguru menghela nafas. "Melawan salah, jadi penurut pun salah."
Satoru tertawa. "Aku tidak bilang itu salah."
Suguru mendekat kearah Satoru, ia juga mencubit kedua pipi Satoru yang masih tersenyum. "Jika seperti ini kan bagus daripada memasang wajah kesalmu yang jelek itu."
"Ha? Aku melakukan apapun selalu tampan ya."
"Ya karena itu aku jatuh cinta, kalau kau jelek mana mau aku denganmu."
Satoru menyilangkan tangannya di depan dada.
"Ah iya aku belikan sesuatu untukmu." Suguru mengeluarkan gelang yang sempat ia beli lalu memasangkannya di pergelangan tangan Satoru. Gelang itu gelang perak dengan ukiran tulisan 'Milik Suguru.'
"Dasar bodoh, malah memalukan kalau diisi ukiran seperti ini." ucap Satoru padahal dalam hatinya ia senang dibuatkan gelang seperti ini.
"Baiklah kalau begitu aku buang saja." Suguru yang akan mengambil kembali gelang itu harus menahan senyum ketika Satoru menjauhkan tangan darinya.
"Bukan berarti dibuang juga."
Suguru gemas. Ia pun menarik tangan Satoru menuju kamar pria berambut putih tersebut.
"Apa yang kau lakukan?!"
"Aku tidak tahan, ayo bermain sebentar."
Oke mari tinggalkan pasangan yang rujuk itu untuk menikmati kebersamaan mereka.
Book baru, silakan mampir
T
B
C
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Short StoryDidikan keras Toji pada Megumi mendatangkan penyesalan dari Toji di kemudian hari. Sukuna yang kerap kali menjadikan Megumi target bully juga menyesali perbuatannya. Itu hanya karena mereka melihat air mata Megumi untuk pertama kalinya