Ia merasa dijauhi itu adalah hal yang biasa namun entah kenapa rasanya berbeda jika yang menjauhinya adalah Sukuna. Megumi sangat yakin ia daridulu berharap tidak pernah mengenal Sukuna. Tapi sekarang apa? Setelah merasa Sukuna berubah ia mulai tidak menginginkan pemuda itu jauh darinya. Kini ketika Sukuna mulai menjauh ia merasa ada yang kurang, semenjak hari dimana Sukuna dan ayahnya bertemu Sukuna memang menjaga jarak dengan Megumi.
"Megumi ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Yuuji yang kini duduk di sebelah Megumi di kelas yang sepi.
"Emm tidak ada.."
"Jangan bohong."
Megumi menatap Yuuji. Raut wajahnya walaupun terlihat datar tapi mata pemuda tersebut tidaklah mampu untuk membohongi Yuuji. "Sukuna..apa dia tersinggung dengan perkataan ayahku?"
"Oh jadi itu yang menganggu pikiranmu ya." Yuuji menjulurkan tangannya lalu memgacak surai hitam Megumi. "Sukuna tidak tersinggung, mungkin hanya masih merasa bersalah lalu memilih menjauh, yah seperti itulah kakakku."
"Apa aku harus meminta maaf padanya?"
Sebenarnya Yuuji ingin tertawa mendengar pertanyaan Megumi. Untuk apa juga meminta maaf? Sukuna tidak disukai Toji itu kan karena salahnya sendiri kenapa Megumi yang ingin meminta maaf?
"Aku rasa seharusnya kakakku yang meminta maaf bukan kau Megumi." Yuuji berhenti dengan kegiatannya mengusap kepala.
"Tapi dia sudah minta maaf padaku sebelumnya."
"Bukan padamu, tapi ayahmu. Mungkin kau memaafkan kakakku begitu saja tapi tidak dengan ayahmu. Ayahmu aku rasa tipe yang tidak mudah memaafkan orang lain."
"Ya itu memang benar."
Yuuji memperlihatkan senyumannya. "Nanti aku coba menyuruh Sukuna minta maaf pada ayahmu. Walaupun nantinya tidak dimaafkan setidaknya dia sudah berusaha."
Megumi mengangguk.
"Ayo pulang."
Kedua sahabat itupun pulang karena jam pelajaran terakhir memang telah berakhir setengah jam yang lalu.
.
Sukuna mengusap rambutnya dengan kasar. Ia benar-benar tidak bisa menunjukkan wajahnya pada Megumi. Ayah pemuda itu tidak menyukainya, tentu ia tidak akan bisa lebih dekat dengan Megumi sementara ayah pemuda itu sendiri melarang Megumi dekat dengannya.
"Bahkan aku kalah sebelum berperang. Penyesalan memang sering datang belakangan ya, menyebalkan."
"Yah itu salahmu sendiri."
Muncul kedutan di pelipis Sukuna. "Ibu lebih baik bantu aku memikirkan cara agar bisa dekat dengan Megumi tanpa dilarang oleh ayahnya."
"Itu masalahmu Sukuna. Siapa suruh menyukai seseorang dengan cara yang salah?"
"Ibu~"
"Terakhir kali kau merengek seperti ini sepuluh tahun yang lalu. Sekarang jadi menyeramkan jika kau melakukannya."
Sukuna ingin mengumpat tapi ia ingat ibunya bisa lebih galak dari ini. Bisa-bisa Sukuna tidak diberi uang jajan bahkan diusir dari rumah.
"Ayah bukannya pernah mengenal ayahnya Megumi? Bagaimana cara menaklukkannya ayah?" tanya Sukuna pada sang ayah yang daritadi sibuk dengan laptopnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Short StoryDidikan keras Toji pada Megumi mendatangkan penyesalan dari Toji di kemudian hari. Sukuna yang kerap kali menjadikan Megumi target bully juga menyesali perbuatannya. Itu hanya karena mereka melihat air mata Megumi untuk pertama kalinya