Tidak terasa kini telah memasuki bulan oktober. Hawa dingin mulai terasa sehingga hampir semua orang memakai baju yang lebih tebal.
"Fushiguro jaketmu terlalu tipis." Yuuji menyentuh jaket Megumi dan meraba kain jaket itu dengan jempol dan telunjuknya, meraba setipis apa kain jaket yang melekat di tubuh Megumi.
"Aku tidak sempat mencuci yang tebal jadi hanya ada ini saja." balas Megumi seraya menerima helm yang diberi oleh Yuuji.
"Pakai punyaku saja."
"Jangan nanti malah kau yang kedinginan."
Yuuji bersikukuh Megumi harus memakai jaketnya. Ia melepas jaket yang ia pakai kemudian ia pakaikan ke tubuh Meguni. "Aku tahan cuaca dingin, beda denganmu. Kau kurus begitu pasti cepat merasa kedinginan."
Megumi cemberut mendengar ucapan Yuuji yang seakan mengejeknya. "Aku tau aku kurus." ucapnya ketus.
Yuuji tertawa lalu ia pun mengacak rambut Megumi. "Ayo jangan cemberut begitu, kita harus segera berangkat."
Dari jauh Toji melihat interaksi Megumi dan Yuuji. Ia tersenyum tipis ketika melihat Megumi sangat leluasa mengeluarkan berbagai macam ekspresi dihadapan pemuda yang belakangan ini sering menjemput anaknya ketika mau berangkat dan pulang dari sekolah.
Senyuman Toji perlahan lenyap dan ia menyipitkan matanya ketika melihat sosok tak asing bersembunyi dibalik pohon depan pagar rumah. Toji bisa melihatnya dari balik jendela tapi dari sudut tempat Megumi dan Yuuji, mereka tidak akan bisa melihat sosok tersebut.
Toji bergegas keluar, ia melewati begitu saja Megumi dan Yuuji yang berada di depan menuju pagar rumahnya. Dari pagarnya yang hanya setinggi bahu Toji pun menatap Sukuna yang daritadi mengintip dan berseru pada pemuda itu.
"Apa yang kau lakukan hah?!"
Sukuna yang ketahuan segera melarikan diri namun siluetnya masih bisa dilihat oleh Megumi dan Yuuji.
"Itu Sukuna? Apa yang dia lakukan disini?" tanya Megumi.
"Entahlah Fushiguro."
Sebenarnya Yuuji tau, Sukuna pasti ingin mengintainya dengan Megumi namun Yuuji tidak mungkin mengatakan itu pada Megumi. Bukankah Sukuna sendiri yang tidak mau Megumi tau perasaannya yang sebenarnya? Yuuji sekarang berani memulai pendekatan pun karena Sukuna sendiri yang bilang tidak usah menahan diri.
Flashback
Suasana makan malam hening karena nyonya Ryoumen atau sekarang bisa dipanggil nyonya Itadori menatap tajam kedua putranya yang tadinya sempat bertengkar sebelum turun ke meja makan.
"Sukuna, Yuuji.." panggil ibu mereka, membuat bulu kuduk mereka berdiri mendengar suara sang ibu.
"I-iya bu?" Yuuji menjawab takut-takut ketika sang ibu tiri menyebut nama mereka berdua.
Ibu tiri? Iya orang yang kini berada disini adalah ibu tirinya. Kisah keluarga ini cukup rumit.
Awalnya Itadori Jin memang telah menjalin hubungan dengan nyonya Ryoumen, bahkan nyonya Ryoumen telah mengandung Sukuna saat pernikahan mereka.
Setelah setahun berlalu ternyata rumah tangganya tidak berjalan mulus. Sejak awal kakek Yuuji menentang hubungan mereka dan telah menjodohkan Jin dengan ibu kandung Yuuji. Karena tidak tahan dengan sikap kakek Yuuji pada akhirnya nyonya Ryoumen meminta cerai, hak asuh Sukuna pun jatuh padanya. Setelah perceraian Wasuke selaku ayah Jin memaksa Jin menikah dengan wanita pilihannya. Jin tidak punya pilihan selain menerima karena sang ayah tidak bisa dibantah. Ia pun menikah untuk kedua kalinya dengan ibu Yuuji. Pernikahan itu membuat ibu Yuuji melahirkan Yuuji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Short StoryDidikan keras Toji pada Megumi mendatangkan penyesalan dari Toji di kemudian hari. Sukuna yang kerap kali menjadikan Megumi target bully juga menyesali perbuatannya. Itu hanya karena mereka melihat air mata Megumi untuk pertama kalinya