.
"Kamu serius?" Soalan lantas terlontar dari Jaeyoon sekali lagi. Ketika ia dan Sunghoon berada di dalam lift menuju lantai atas di mana terletaknya tempat makan di hotel mewah ini.
Sunghoon terkekeh buat sekian kalinya, mendapati Jaeyoon yang masih ragu. "Iya benaran! Lagian jarang tahu aku mau traktir, jadi nikmatin aja. Ayo!" Ajaknya seraya menarik pergelangan tangan Jaeyoon untuk keluar dari perut lift.
Seketika itu pemandangan malam menyambut mereka, dari balik kaca tebal Jaeyoon dapat melihat langit malam terlihat tenang dengan butiran bintang berterabur indah.
Senyum Jaeyoon lepas begitu saja dengan riang ia berjalan mendekat di dinding kaca untuk melihat lebih dekat.
Sontak perasaan gemuruh menerpa melihat betapa tinggi ia berdiri dilantai dua puluh melihat ke bawah yang membuat perutnya mulas seketika.
Alih pandang pada langit, binar matanya begitu jelas meneduh. Senyumnya begitu lepas.
"Cantik bukan?"
Soal Sunghoon turut memerhatikan langit malam yang entah mengapa begitu banyak sekali bintang bertaburan malam ini.
Tanpa melepaskan tatapan pada langit Jaeyoon cuma mengangguk setuju. Sunghoon yang melihat itu tersenyum makin lebar, apalagi pancaran bahagia jelas tercetak di wajah Jaeyoon.
Turut bahagia, hatinya ikut menghangat menjadi alasan atas kebahagian yang dirasakan Jaeyoon saat ini.
"Ayo, kita ke sana." Tunjuk Sunghoon ke arah kanan jaraknya lumayan sedikit jauh, namun masih bisa di lihat meja-meja yang teratur dengan berpasang-pasang manusia menikmati jamuan makan malam.
Dan Jaeyoon baru sadar mereka kini hanya berada di ruangan agak sedikit luas sebelum berjalan ke arah ruang makan. Di tempat ia berdiri ini walau dengan cahaya minim namun masih bisa melihat jelas manusia bersantai seperti mereka yang menikmati pemandangan langit malam.
Jaeyoon hanya mengikuti langkah Sunghoon tapi baru empat langkah, mereka berdua berhenti secara mendadak. Saat pintu lift terbuka memperlihatkan seseorang yang mereka kenali keluar dari sana.
Jay.
Tapi tidak sendiri melainkan dengan seorang wanita sedang memeluk erat dengan kepala bersandar manja. Tidak lupa tangan Jay terapik pas di pinggang ramping si wanita.
Kekehan terdengar dari sepasang manusia itu begitu bahagia di pendengaran Jaeyoon, terlihat mesra bersama. Ekspresi wajah Jaeyoon tidak menampik sangat terkejut.
Kala netra mereka bertembung detik itu tubuh Jay mendadak kaku tawanya terhenti, melihat Sunghoon dan Jaeyoon tidak jauh dari tempatnya berdiri.
"Kenapa Sayang?" Suara wanita memecah hening, membuat Jay tersadar dan sontak melepaskan rangkulan dan memberi jarak.
"Jae-Jaeyoon." Seru Jay gugup.
Jaeyoon sendiri tidak tahu harus merespon seperti apa, dia masih kaget namun begitu ia masih mencoba biasa, berpikiran tenang. Mungkin cuma teman karena Jay memang begitu mesra bersama temannya tapi dengan panggilan sayang dari si wanita dan kenyataan bahwa Jay tidak bertemu sang ibu seperti diberitahu melalui panggilan tadi, makanya tidak bisa menjemputnya.
Tapi Jay berada disini. Apakah Jay baru saja ketahuan berbohong padanya?
Menepis pemikiran yang memang nyatanya Jaeyoon mencoba abai memilih mendekat dan memasang senyum meski terkesan memaksa.
"J-Jay n-ngapain di sini?" Jelas getaran di suara Jaeyoon.
Namun Jay masih memilih bungkam bahkan, wanita di sampingnya mengerut kening heran, pada dua laki-laki di hadapan mereka. Sempat terkesiap melihat pria tinggi di belakang si laki-laki yang baru saja menyapa, tatapannya tajam membuat ludahnya meneguk, takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTERMOST || sungjake
Fanfiction- kedukaan dan kebahagian silih berganti, terus berulang bagai kaset tak pernah luput - Jaeyoon sedari kecil mengenal bahagia hanya sebentar karena lebih banyak duka mendera hingga membawa kepada trauma. meniti kehidupan berbekal keyakinan jika baha...