Chapter 25

1.1K 117 91
                                    


.

Di apartment Jungwon tepatnya di kamar tidur terlihat dua sosok manusia tanpa busana lagi mengejar nikmat di atas ranjang dengan erangan saling bersahutan, keduanya tampak begitu menikmati persetubuhan lebih dari setengah jam itu.

Hingga akhir geraman Sunghoon di atas tubuh Jungwon terdengar setelah desahan melengking Jungwon lebih dulu keluar saat mencapai pelepasan.

Keduanya terengah-engah, Sunghoon lantas menyingkir dan langsung turun dari ranjang berjalan mendekat ke arah sampah kecil dengan tangannya memegang penisnya berbalut kondom.

Cepat dilepas dan dibuang di tong sampah lalu meraih handuk untuk menutup tubuh bawahnya yang polos.

Manakala Jungwon sudah menutup tubuh telanjangnya dengan selimut dikasur, lalu memerhatikan Sunghoon.

Sekian kali hatinya lagi-lagi tercubit, setiap akhir mereka bersetubuh dan melihat Sunghoon terus membuang kondom sedikit membuatnya terenyuh.

Mengetahui fakta yang diberitahu Sunghoon sendiri ketika mereka mulai berhubungan dengan ranjang.

Kalau diri Sunghoon harus memakai pengaman karena tak ingin Jaeyoon kenapa-kenapa. Ditambah hubungan Sunghoon dengan Jaeyoon sendiri jika berkaitan ranjang dari awal lagi sebelum berhubungan seks sudah mengecek di rumah sakit soal kesihatan masing-masing maka karena alasan itu Sunghoon tidak ingin sesuatu terjadi berakibat pada Jaeyoon nanti.

Mengetahui alasan itu sendiri adalah untuk menjaga Jaeyoon, lagi-lagi hati Jungwon merasa sakit sekian kalinya.

Sunghoon selalu mengutamakan Jaeyoon di dalam hubungan mereka.

Bahkan tadi setelah mereka sampai di apartment, bukannya berbincang malah Sunghoon bergeliat mengelak hingga akhirnya mereka saling melepas rindu berujung ke ranjang berbagi kenikmatan.

Ponsel di letak sedikit kuat mengalihkan Jungwon dari melamun dan melihat Sunghoon menyandar di meja rias.

"Kenapa?" Bertanya bingung Jungwon.

"Enggak, aku baru aja baca pesan yang dibalas Jaeyoon tadi kalau dia juga bakal telat pulangnya mau ketemu sama teman lama."

Mengangguk mengerti Jungwon sembari menyamankan posisi untuk duduk bersandar di kepala ranjang.

Sejenak menyugar surai Sunghoon menatap Jungwon lamat. "Rasanya... Jaeyoon udah tahu."

Mengerut kening Jungwon, bicara yang keluar di mulut Sunghoon itu terdengar ragu. "Maksud kamu?"

"Hubungan kita." Laju menyahut. "Malam itu setelah aku pulang dari ketemu Jay, kita bicara dikit dan aku gak bilang sama siapa aku berantam." Lantas menjelaskan Sunghoon.

"Jaeyoon tiba-tiba bilang, aku gak bisa bohong, dia kenal aku banget, kayak baca buku dan gak ada yang tertutup atau tersembunyi. Dia tahu semuanya."

Jelas nampak resah Sunghoon, was-was jika semua tekaan di benaknya benar. "Kamu rasa dia udah tahu gak?"

Terdiam, mengedip berkali-kali Jungwon, sebelum bibirnya mengulas senyum manis namun tidak menutupi jika senyum itu terkesan dipaksa. "Enggaklah, gak mungkin dia tahu, kalau emang? Kenapa dia diam aja? Gak marah? Atau nyerang kita?"

Namun kepala Sungjoon menunduk gelisah. "Iya, sih. Karena setelah dia ngomong gitu gak ada yang berubah, dia kayak biasanya, gak naruh curiga."

Tersenyum lagi Jungwon. "Udah, gak usah khawatir, Jaeyoon gak bakal tahu selagi kamu gak bilang ke dia."

Sedikit lega perasaan Sunghoon yang gelisah sejak dua hari ini, meskipun masih musykil akan keyakinan jika Jaeyoon belum tahu, karena apapun nada bicara Jaeyoon malam itu sangat serius bukan main-main atau bercanda.

AFTERMOST || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang