Chapter 7

1K 107 44
                                    


.

Malam hari saat ini bisa dibilang menyenangkan, angin tidak begitu menyejukkan langit juga memberi kenyamaan dengan butiran bintang yang gemerlap terang, terlihat cantik.

Tepat di pinggir agak jauh dari pantai, di meja kayu di tempati bersama kursi dari bahan sama menjadi ruang buat orang bersantai. Di sana tampak sosok Jaeyoon sibuk mengetik di keyboard laptop miliknya sambil mendengarkan lagu melalui airpod.

Kadang-kadang di tengah fokus mengetik bibirnya tak jarang ikut melantun lirik mengikuti lagu yang sedang di dengarnya.

Cahaya yang tidak terlalu terang memberi kesan nyaman apalagi air laut yang beralun membawa kehangatan dalam diri.

Jaeyoon di sini sejak sore lagi hingga malam tiba dirinya masih begitu tekun memperkerjakan jari jemarinya di keyboard laptop tanpa jengah.

Sampai tangan besar seseorang menutup kedua matanya membuat Jaeyoon panik namun bau perfum yang sangat dikenali membuatnya terkikik.

"Sunghoon!"

Lantas kekehan Sunghoon pecah, cepat mengecup pucuk kepala Jaeyoon dan melepaskan tangannya yang menutup mata pacarnya lalu duduk di samping.

"Surprise!" Serunya begitu Jaeyoon menatap ke arahnya, senyum tak dapat di tahan dari keduanya sangat merekah menatap satu sama lain.

"Kok, udah pulang aja?" Jaeyoon bertanya bingung sambil melihat ke belakang jika saja ada orang selain Sunghoon, tangannya juga melepaskan airpod di telinga.

"Iya, namanya juga suprise." Menjawab sambil mencubit pipi Jaeyoon gemas. Sunghoon melanjut. "Rencananya besok pagi sih berangkat pulangnya tapi karena kerjanya selesai tadi siang terus aja aku putusin buat pulang." Tangannya menggapai tangan Jaeyoon untuk digenggam dan dielus.

"Bukan cuma aku, yang lain juga pada milih pulang hanya Jiyeon yang gak karena dia ada mau ketemuan sekalian sama temannya di sana." Jelasnya lagi. "Selain dari itu aku emang udah kangen banget sama kamu."

Mata menyipit Jaeyoon tampak lamat. "Benaran kangen?" Soalnya.

Cepat anggukan Sunghoon.

Membuat Jaeyoon lantas menerjang Sunghoon dengan pelukan, mengalungkan kedua tangan di leher pria itu. "Aku juga." Gumamnya.

Mengundang bibir Sunghoon tak bisa untuk tidak tersenyum begitu lebar. Hatinya menghangat. "Makanya aku langsung pulang karena tahu kamu juga pasti kangen."

Hanya terkekeh saja Jaeyoon, memberi jarak agar mereka bersitatap, tidak melepaskan tangannya yang masih mengalung di leher Sunghoon. "Thank you."

Mengerut dahi Sunghoon. "Maksu----"

"Karena udah jujur."

Otomatis senyum Sunghoon perlahan memudar. Tatapannya tampak terkejut dan bingung.

"Omongan kamu tentang tiga pekerja kamu, dan Jiyeon, apalagi ucapan jujur kamu bilang kangen sama aku. Itu semua aku tahu gak bohong."

Makin mengeras wajah Sunghoon begitu juga tubuhnya mendadak kaku.

Jaeyoon tersenyum penuh arti dan membenamkan wajahnya di dada Sunghoon. "Makasih udah jujur." Bisiknya.

Membuat saliva Sunghoon tertelan susah payah, sekujur tubuh menegang.

Sekian detik tawa Jaeyoon pecah. "Ini kamu kenapa tegang, sih?" Melepaskan pelukan sambil ketawa, Jaeyoon menggeleng-geleng. "Kayak apa aja, santai. Canda doang."

Katanya masih terkekeh membuat raut wajah Sunghoon mengendur lega. Ikut terkekeh canggung.

"Kamu mah..." tangan Sunghoon naik mengusap surai Jaeyoon. "Bikin panik, kirain ada apa gitu." Ucapnya sedikit gugup.

AFTERMOST || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang