Chapter 4

1.2K 101 13
                                    


.

Terjalinnya persahabatan antara Jungwon dan Jaeyoon sejak mereka berada diusia belasan tahun, atau lebih tepatnya sejak Jaeyoon di tempati di panti asuhan di mana pemilik panti adalah ibu kepada Jungwon.

Memang benar Jungwon yang menyaksikan di mana seorang anak belasan tahun yang sangat kurus penuh memar dan bekas lebam di beberapa bagian tubuh juga begitu takut didekati. Selalu meraung seperti orang histeris sampai harus kontrol ke dokter dan itu menjadi rutin buat beberapa tahun ke depan hingga bisa membuat Jaeyoon sembuh dari trauma dan bayang-bayang ibu saudara.

Seiring berjalannya waktu Jungwon selalu menemani Jaeyoon hingga mereka begitu akrab dan bergantung satu sama lain menghabiskan masa bersama hingga beranjak dewasa di mana mereka bergelar mahasiswa.

Walaupun kepribadian mereka bertolak belakang itu tidak menjadi penghalang dipersahabatan mereka, masing-masing tahu batas dan privasi antara mereka berdua. Saling menghargai perlakuan yang kentara benar perbedaannya.

Jika Jaeyoon akan menghabiskan waktu luang dengan menulis novel dan berjalan santai melihat pantai.

Manakala Jungwon berbeda, usia awal dua puluhan jiwa muda menggebu-gebu mencoba hal baru termasuk bersenang-senang bersama senior kelas dan teman seusianya dikala itu. Melakukan percutian beramai-ramai menghabiskan malam muda di club malam namun begitu Jungwon tahu batas.

Lingkup pertemanannya itu yang membawa Jungwon mengenal Jay dan Sunghoon dua sepupu yang juga bertolak belakang pribadinya.

Jay suka bergonta-ganti pasangan, pasti akan terlihat bersama pasangan yang berbeda setiap minggu entah laki-laki maupun perempuan. Katanya itu buat seru-seruan saja.

Sedangkan Sunghoon tipe pria yang tidak berminat ke arah itu lebih fokus pada kuliahnya, ikut berkumpul saja jarang, hanya sewaktu-waktu saja, untuk mengisi waktu senggangnya.

Dan kerana Jungwon begitu mengenal dua sepupu itu Jungwon tidak akan pernah sesekali mengenalkan mereka pada Jaeyoon, ia ingin Jaeyoon dengan dunianya, novel dan pantai. 

Mungkin juga termasuk dirinya jika Jaeyoon memerlukan. Itu lebih baik menurut Jungwon.

Namun itu mengubah segalanya di mana Jungwon maupun Jaeyoon   menghabiskan makan malam di sebuah restoran entah kebetulan seperti apa ketika Jay turut berada di sana menyapa mereka. Dan seperti yang Jungwon duga Jay akan jatuh pada pesona seorang Shim Jaeyoon.

Begitu yakin Jay menyatakan bahwa ingin lebih mengenal lagi sosok sahabatnya itu, yang sudah tentu ditentang keras oleh Jungwon kerana tahu seperti mana seorang Jay yang tidak pernah serius soal hubungan dijalani.

Dan Jungwon tetap pada pendiriannya yang melarang keras Jay untuk mengenal Jaeyoon lebih jauh.

Ternyata akal Jay lebih dulu mendahuluinya, betapa terkejut Jungwon saat mengunjungi Jaeyoon di apartment milik sahabatnya itu mendapati Jay berada di sana dan Jaeyoon menjelaskan bahwa Jay menolong memperbaiki mobilnya yang tiba-tiba rusak dijalanan.

Namun Jungwon tahu itu cuma akalan Jay saja. Begitu mereka berdua keluar dari apartment Jaeyoon setelah menghabiskan makan malam, langsung saja Jungwon menarik Jay dan menyudutkanya di koridor apartment.

"Aku tahu semua ini akal-akalan kamu doang, berhenti Jay. Aku udah bilang Jaeyoon bukan mainan seperti yang lain. Dia beda dan gak pantas untuk kamu, tolong! Aku mohon sama kamu." Raut wajahnya menyorot penuh berharap pada Jay.

"Dengarin aku dulu Won, apa yang jadi itu emang kebetulan, aku lewat di sana lihat Jaeyoon mobilnya lagi rusak." Terlihat bersungguh Jay menjelaskan. "Kamu sendiri tahu aku, 'kan? Aku gak bohong! Dan itu semua emang kebetulan!" Penuh jujur Jay berkata sesuai kenyataan.

AFTERMOST || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang