Chapter 17

844 94 54
                                    


.

Dari kejauhan netra Jaeyoon sudah bisa melihat presensi Jungwon yang duduk di tempat biasanya selalu dihabiskan.

Meja kayu serta kursi yang sama bahannya, terletak sedikit jauh dari pantai. Di waktu beberapa jam lagi menginjak makan siang itu terlihat tidak ramai oleh orang-orang.

Salah satu sebab kenapa Jaeyoon jadikan tempat ini favoritnya selain di rumah karena minim sama orang-orang, bisa dihitung berapa saja manusia yang datang berkunjung.

Beruntung cuaca tidak terlalu panas dan angin yang berhembus juga sedikit kencang di waktu jam sepuluh pagi.

Jungwon mengulas senyum menyambut kedatangan Jaeyoon yang sedang berjalan mendekat bersama paper bag di tangan senyum di wajah Jaeyoon juga tidak kalah lebar kala saling bertatap.

"Maaf, ya. Kalau bikin kamu nunggu."

Cepat menyanggah. "Apaan, aku juga baru datang." Jungwon menggeleng melihat Jaeyoon duduk di depannya.

"Siapa tahu kamu udah lama di sini dan aku baru nyampe."

"Gak kok, aku juga baru aja duduk." Balas tersenyum Jungwon sambil menarik salah satu minuman yang terkenal di tengah-tengah mereka. "Ini, aku beliin buat kita juga."

Menyengir Jaeyoon, "Terima kasi----"

"Terima kasih juga." Cepat memotong Jungwon, lelah dengan tingkat sopan santun Jaeyoon. "Pasti kamu juga bawa kue kan?" Menunjuk paper bag yang terletak di meja oleh Jaeyoon tadi.

Seketika senyum Jaeyoon berubah mengusik. "Emang aku bawa kue, ya?"

Melotot Jungwon. "Lah? Serius? Bukan tadi kamu bilang waktu aku telfon kamu bikin kue?"

Lantas tergelak Jaeyoon. "Canda, aku bawa kok."

Mendecih sambil menyengir Jungwon. "Kamu gak cocok bercanda, kelihatan banget muka polosnya."

Hanya terkekeh Jaeyoon sambil mengeluarkan tupperware di dalam paper bag. "Ini, rasa dulu." Bekas yang sudah dibuka itu di sodor ke arah Jungwon. "Aku pengen nyoba kayak yang aku beli waktu liburan tapi kayaknya susah ngikut resepnya." 

Menurut saja Jungwon mengambil sudu kecil dan mula menyantap. "Oke, kok. Kamu kan emang suka bikin kue gini. Rasanya selalu enak."

Ini tidak bohong, hobi Jaeyoon itu memasak terutama masak berbagai macam kue.

"Kalau kamu buka kafe dengan kue-kue buatan kamu pasti laris." Ujar Jungwon sambil menikmati tiap suapan.

Lolos tawa kecil Jaeyoon. "Gaklah, nulis novel aja aku udah ngerasa penat apalagi harus berurusan kayak gitu." Menggeleng kepalanya tidak setuju.

"Iya, sih pasti Sunghoon juga gak bakal ngijinin."

"Nah itu." Laju menyahut Jaeyoon. "Sunghoon gak bakal biarin."

Balas terkekeh Jungwon. "Jadi, mau nyeritain libutan kamu?"

Sesaat ada senyum tipis di wajah Jaeyoon seakan tersipu. "Liburannya seru, pokoknya kamu harus ke sana walau cuma sekali. Tempatnya rekomendasi banget." Terlihat mengebu menyarankan.

"Bayangin, tempat nginapnya aja udah indah banget. Buka pintu langsung disuguhi pemandangan danau sama gunung-gunung gitu." Tampak berbinar Jaeyoon bercerita.

"Selama di sana seru banget, tempatnya benar-benar nyaman."

Ikut tersenyum Jungwon, turut senang. "Lagaknya kayak udah mau tinggal di sana aja kamunya."

Lagi lolos tawa Jaeyoon tanpa dapat ditahan. "Itu benar, apalagi Sunghoon udah ngebet rencanain kalau kita udah tua nanti mau tinggal di sana."

Seketika terpadam senyum Jungwon.

AFTERMOST || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang