Chapter 29

1.4K 113 127
                                    


.

Bukan tanpa alasan Jungwon menelepon Jaeyoon petang itu dengan perasaan geram disertai takut oleh situasi yang baru saja di dengarnya.

Padahal sejak Jay mengatakan bahwa Jaeyoon sudah tahu hubungannya bersama Sunghoon saat itu juga bahkan ingin bersemuka dengan Jaeyoon saja rasanya tidak sanggup.

Bagaimana mau berhadapan jika selama ini Jaeyoon sendiri tahu kalau dia selingkuhan Sunghoon. Terasa malu ingin menunjukan muka di depan Jaeyoon kalau selama ini dia berbuat baik dengan Jaeyoon namun sebaliknya di belakang menikam diam-diam dan Jaeyoon tahu itu.

Seperti di telanjangkan mengetahui fakta kalau Jaeyoon sudah tahu selama ini. Dia yang sedaya upaya bertingkah biasa saat bersama Jaeyoon ternyata temannya itu sendiri tahu apa yang disembunyikan setahun lebih ini.

Situasi seperti apa itu?

Ini sungguh memalukan.

Terasa dipermainkan oleh Jaeyoon tapi kalau diputar fakta sebenarnya dia dan Sunghoon yang bermain api tapi Jaeyoon tetap tenang seolah tak terusik.

Maka tiada daya untuk bertemu Jaeyoon dalam masa terdekat bahkan tidak mau terpikirkan sama sekali.

Tapi kemarin sebelum Jungwon menelepon Jaeyoon waktu itu ada kejadian secara tidak sengaja saat hendak mau ke ruang meeting yang ada di lantai atas tempat yang sangat jarang digunakan berniat untuk melakukan kerjanya di sana karena ruangan cukup luas bisa membentangkan beberapa tabung tube dibawanya.

Namun baru saja ingin mendekat, pintu yang tidak sepenuhnya tertutup masih ada celah sedikit dan Jungwon bisa mendengar ada percakapan di lantai yang sepi ini.

Suara yang sangat dikenali dan ingin ditemukan karena kejadian tadi malam ketika sadar dari sakit sudah ada ibunya bukan Sunghoon serta penjelasan ibunya semakin membingungkan, ingin bertanya tapi Sunghoon mematikan panggilan begitu saja, di kantor pun masing-masing sibuk, tiada waktu.

"Aku gak tahu Jiyeon, kepala aku pusing. Gak mau lihat Jaeyoon kayak gitu." Suara frustrasi Sunghoon terdengar putus asa.

Jungwon mengernyit.

Jiyeon?

Di dalam ini dua bos mereka kah?

"Terus, kamu mau aku apa? Ketawa gitu? Ngomong, rasain lo? Atau senang akhirnya ketahuan?"

Suara sarkas Jiyeon masuk di gendang telinga yang sejurusnya dilanjutkan.

"Itu akibatnya udah berani bermain di belakang orang yang tulus sama kita."

Kini ada nada kelembutan tapi tidak menafikan suara Jiyeon masih tegas.

"Itu kalian belum ngomongin berdua lho, tapi kamu udah sekacau ini."

Ketawa kecil Jiyeon terdengar.

"Syukur, akhirnya kamu gak lama-lama selingkuh terus, dan semoga Jaeyoon milih ninggalin kamu----"

"Jiyeon!"

Suara lengkingan Sunghoon menyela.

"Apa?"

Balas tak kalah melengking.

"Kamu pantas dapatin itu, kamu mikir Jungwon sama kamu berhak dapat maaf? Enggaklah! Mending ninggalin orang brengsek kek kalian gak tahu bersyukur punya pacar dan teman sebaik Jaeyoon."

Terdengar menggebu Jiyeon.

"Dengar, ya? Sunghoon, gak peduli kita udah kenal lama apa enggak tapi di sini kamu emang salah dan kalau kamu nyari kata-kata yang bisa dukung kamu? Jangan sama aku, gak bisa."

AFTERMOST || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang