Chapter 13

907 81 46
                                    

.

Jaeyoon baru saja membuka pintu apartment dengan kantong belanja di kedua tangan penuh sama barang-barang basah buat stok makanan mereka yang memang sengaja dihabiskan sebelum mereka berlibur agar tidak ada yang rusak.

Karena bahan makanan di dapur hampir sebagiannya berkurang maka tadi petang Jaeyoon menyempatkan berbelanja terlebih dahulu apa yang perlu di rumah.

Kini kantong belanja itu terletak di kitchen bar bersama hela nafas lelah lalu sedetiknya tangan Jaeyoon merogoh tas selempang miliknya karena tadi terdengar ada pesan masuk sewaktu berada di dalam lift.

Melihat nama pengirim pesan adalah Sunghoon seketika bibir Jaeyoon  mengulas senyum sebelum jarinya menekan untuk membuka dan sesaat senyumnya mati membaca tiap ayat yang tertera di layar ponsel.

Mengerling mata Jaeyoon pada kantong belanja di kitchen bar. "Padahal udah rencana mau masak karena udah lama gak makan masakan rumahan." Gumamnya, sedikit kecewa.

Meletak ponsel di samping kantong plastik belanjaan serta tas selempang juga dilepaskan di letak di tempat yang sama. "Gak apa-apa makan sendiri aja."

Ucapnya sembari mulai memberesi bahan-bahan makanan ke dalam kulkas serta bahan kering di lemari kabinet.

Masih sibuk mengatur barang-barang dibeli di tempat yang sudah disediakan sejenak keheningan itu terpecah nyaring oleh deringan ponsel.

Berjalan mendekat menggapai benda pipih itu yang sejurus mengerut kening Jaeyoon melihat nama panggilan bernama Jiyeon. "Halo?"

Disebrang sambungan terdengar hela nafas lelah. "Huh, pacar kamu itu nyusahin, dia ada gak?"

"Hah?" Bingung Jaeyoon yang secepatnya tanggap menjawab kemudian. "Sunghoon gak ada."

"Lho, dia belum pulang? Aku telpon gak diangkat ada yang mau aku bicarain."

"Gak, dia bilang mau ketemuan sama klien dan makan malam di luar." Jawab Jaeyoon sesuai yang dia baca saat menerima kiriman pesan Sunghoon.

"Hah? Klien apa? Dia gak ada janji ketemuan sama klie----"

Seketika bicara laju Jiyeon tergantung membuat dahi Jaeyoon kembali mengerut, bingung. "Jiyeon?" Panggilnya memastikan ketika tiada lagi terdengar suara disebrang.

"Eh, a-aku apa i-ini----"

Semakin berkerut dahi Jaeyoon mendengar suara gagap milik Jiyeon seakan bingung ingin berkata. 

"Aku matiin, ya. Nanti soal Sunghoon aku hubungin dia lagi nanti."

Sejurusnya panggilan mati begitu saja.

Sedangkan pemilik yang mematikan sambungan ponsel dengan cepat itu tengah mengerang frustrasi. Jiyeon mengepal tangannya. "Sunghoon sialan!" Umpatnya kesal.

Padahal niat ingin menelepon Jaeyoon  cuma sekadar bertanya keberadaan dan pastinya juga di waktu selesai jam kerja hampir sejam ini sudah tentu Sunghoon berada di rumah. Setelah mencoba menghubungi nomer Sunghoon atas alasan hal penting yang baru saja di desak sama klien ingin kerjasama ditentukan dalam masa terdekat.

Tapi sambungan tidak berjawab.

"Udahlah aku gak bisa bohong." Gumamnya, saat ini pikiran Jiyeon mencoba menyimpulkan situasi. Ditambah waktu keluar dari ruangan Sunghoon tadi dia berpapasan dengan Jungwon yang ingin ke ruangan sama.

"Emang brengsek." Sekian kali umpatan kasar terluah begitu saja dibibir Jiyeon.

Di sisi lain Jaeyoon masih menatap ponsel miliknya bersama kerutan dahi masih memeta. Cukup bingung dengan apa yang baru saja terjadi.

AFTERMOST || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang