Chapter 27

1.1K 107 54
                                    

.

Hari ini bisa dibilang hari yang sangat menyenangkan, bukan karena hari ini adalah hari yang selalu di kenang setiap tahun sejak empat tahun lalu tapi juga suasana hati Jaeyoon sudah berbunga bahagia sedari awal hari lagi.

Masih teringat malam tadi dirinya yang menunggu Sunghoon pulang di ruang tengah sembari menonton televisi berakhir ketiduran namun sadar saat Sunghoon datang dan menggendongnya masuk ke kamar. Jaeyoon setengah mamai itu ingat bagaimana bibir Sunghoon yang tak henti-henti mengucup kening maupun pelipisnya.

Bahkan setelah dia dibaringkan di ranjang sebelum berlalu ke kamar mandi Sunghoon menyempatkan mencium kening sambil bergumam mengucapkan selamat ulang tahun jadian mereka.

Meski setelah itu Jaeyoon total kembali tidur tapi paginya masih terbayang diingatan bahkan sampai siang ini bibirnya sering tersenyum walau hanya dengan mengingatnya.

Kini langkah kaki Jaeyoon berada di dalam sebuah gedung serbaguna. Sesuai rencana kalau ingin membeli keperluan untuk merayakan nanti malam.

Tapi sebelum berbelanja, Jaeyoon ada janji ketemuan makan siang dengan Jay yang tadi malam mengajak berjumpa.

Perjumpaan kedua kalinya secara berduaan, setelah pertama kali cukup tak menyenangkan karena bertemu di situasi yang tidak seharusnya.

Kali ini mereka ingin bertemu secara teman, teman lama yang sudah tidak ketemu bertahun lamanya.

Di salah satu restoran di mall itu menjadi ketemuan mereka sekalian makan siang bersama, restoran khas tradisional yang cukup privasi.

Karena menggunakan ruang tertutup di tempat makan dengan gaya kampung.

Begitu salah satu pelayan yang menyambutnya seraya memberitahu nama yang telah mereka reservasi.

Saat ini pelayan wanita itu membawanya menyusuri setiap ruang, hingga tiba di pojok paling ujung di mana pramusaji menggeser pintu kayu dan terlihat di dalam sosok Jay.

Lantas senyum Jaeyoon makin melebar dan membungkuk sambil mengucapkan terima kasih kepada pelayan baru dirinya masuk ke dalam.

Jay yang sudah berdiri itu siap menyambut Jaeyoon diselangi senyum kaku, berdiri kikuk. Karena apapun itu mereka bukan punya hubungan yang baik mengingat masa lalu yang berakhir meninggalkan kesan buruk.

"Halo Jay!" Sapa Jaeyoon sedikit riang nada suaranya, tidak ingin suasana canggung seperti yang pertama kali.

Senyum dibalas Jay tak kalah lebar meski terlihat sekali jika itu amat kaku.

Begitu Jaeyoon duduk setelah Jay memberi gestur sesaat mengernyit dahinya melihat Jay masih berdiri.

"Sebelum kita mulai makan siang aku mau ngomong dulu----" cepat Jay bersuara menjelaskan raut bingung Jaeyoon.

Sejenak tubuh Jay membungkuk sembilan puluh derajat. "Aku minta maaf." Ucapnya masih membungkuk hormat. "Aku minta atas segala perbuatan aku yang lalu sama kata-kata aku dulu." Kaii ini suaranya memelan. "Aku minta maaf Jaeyoon."

Agak mengerjap kaget Jaeyoon, sebelum menelan saliva. "Jay, udahan. Itu udah berlalu lama aku bahkan udah lupa." Suaranya dibuat ceria. "Lagian keadaan aku waktu itu bukan sepenuhnya salah kamu, aku punya trauma dan kamu gak tahu itu. Gak apa-apa." Lanjutnya lalu sedikit maju untuk menepuk punggung Jay agar tidak membungkuk lagi.

"Udah, ya. Saat itu kondisi aku dibikin keingat sama masa lalu aku, bukan salah kamu kok, mental aku ada gangguan dikit." Cicitnya mencoba bercanda.

Tapi wajah Jay masih memeta rasa bersalah yang disimpan selama ini. "Enggak Jaeyoon, tetap aja aku salah. Gak seharusnya aku omongin kamu kek gitu dan selingkuh. Itu total salah aku." Ujarnya dan membungkuk sesaat lalu menatap Jaeyoon. "Aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf."

AFTERMOST || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang