Chapter 9

1.2K 105 44
                                        


.

Setelah puas mencari di Internet di antara banyaknya tempat untuk hiking sekaligus kegiatan pertama mereka di kota Saint Moritz akhirnya jatuh pada Lägh Da Cavloc atau Lake Cavloc.

Itu juga setelah Sunghoon mengetahui jika tempat itu jauh dari keramaian. Maka tidak berpikir dua kali lantas saja Sunghoon mencari tahu lebih dalam dan teliti tempatnya dan memutuskan untuk ke sana.

Tepat sehabis mmebersihkan diri waktu pagi keduanya sudah sibuk membuat bekal yang bahan makanan mereka beli terlebih dahulu di convenience store tidak jauh dari tempat Resort.

Padahal Sunghoon sudah memberi saran untuk membeli saja di kafe tapi Jaeyoon menolak ingin membuat sendiri memandangkan waktu juga masih lama sebelum berangkat.

"Sunghoon, ihh jangan sembarangan." Tegur Jaeyoon saat Sunghoon membuat sandwich yang bahannya di letak tak teratur. "Sana deh, gak usah ganggu."

Malah Sunghoon cuma terkekeh lanjut mengolesi lebih banyak mayones. "Ini kalau banyak lebih enak."

"Tapi jangan sampai tumpah gitu lho." Jaeyoon berpias lelah.

Namun sekali lagi Sunghoon mengulas senyum dan memakan sandwich yang dia buat. "Oke, aku gak ganggu."

Memilih mengalah membiarkan Jaeyoon melanjutkan kegiatannya membuat sandwich. Sejenak netra Sunghoon lamat memerhatikan setiap pergerakan Jaeyoon bersama senyum di bibirnya tak pernah lengkang menatap Jaeyoon begitu dalam.

Saat-saat seperti ini terlihat sosok Jaeyoon yang ketika fokus pada sesuatu akan tampak lebih menarik. Wajah tanpa senyum itu terlihat indah.

Tidak jarang saat Jaeyoon fokus mengetik di layar laptop Sunghoon akan memandang dalam diam tanpa bosan, selalu mengagumi keindahan wajah Jaeyoon yang tak bosan dipandang.

Salah satu momen yang Sunghoon suka memandangi Jaeyoon dalam diam.

"Akhirnya siap juga." Seru Jaeyoon bahagia melihat roti tanpa inti itu kini penuh dengan berbagai macam bahan frozen dan beberapa saus.

Sunghoon berjalan mendekat di samping Jaeyoon melihat lebih dekat. "Wow, susunannya cantik." Pujinya sambil satu tangan diam-diam menyentuh salah satu bahan di meja.

Mengundang senyum puas Jaeyoon mendengarnya tapi sesaat kemudian berubah datar saat Sunghoon mencolek saus ke pipinya. "Sunghoon..." rengeknya, belum sempat menoleh bibir Sunghoon lebih dulu berlabuh di pipi dan menjilat saus itu.

"Eh, jorok!" Melotot mata Jaeyoon menatap Sunghoon tak habis pikir.

Namun pria itu cuma tersenyum saja. "Oh, jorok, ya?" Lalu tangannya cepat mengoleskan lagi saus di wajah Jaeyoon tepat di bibir.

"Ap---"

Sekali lagi bibir Sunghoon cepat bergerak membungkam Jaeyoon dari protes.

Bibir milik Sunghoon lihai bergerak menyapu permukaan mulut Jaeyoon yang tertutup rapat, lidahnya juga terjulur menjilat saus lalu berganti melumat sesaat.

"Oke, kalau itu gak jorok tapi manis." Tersenyum nakal sambil mengedipkan mata, menggoda Jaeyoon yang cuma bisa menghela nafas dengan segala tingkah si kekasih.

Sekian detik setelahnya Sunghoon menyatukan kembali bibir mereka membawa pada cumbuan intim, berbagi ciuman untuk puluhan detik. 

Itu cerita beberapa jam lalu, saat ini Sunghoon maupun Jaeyoon sudah berjalan lebih dari dua puluh menit menyusuri tempat Lake Cavloc yang lebih menyajikan air danau cantik dan bersih serta pohon maupun gunung terlihat indah.

AFTERMOST || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang