Chapter 6

1.1K 105 28
                                    

.

Terhitung sudah dua minggu yang berlalu sejak kejadian di hotel restoran. Kejadian membuat Jaeyoon memohon pada Sunghoon agar Jungwon tidak mengetahui apa yang berlaku dan biarkan ia dan Jay perbaiki lebih dulu.

Hari ini tepat jam waktu makan malam senyum lebar sedari tadi tidak lepas dibibir indah milik Jaeyoon menata satu persatu hidangan ia masak malam ini.

Setelah dua minggu dengan puluhan panggilan dan pesan yang terus diabaikan Jay akhirnya membuah hasil. Tadi pagi Jay mengirim pesan bahwa nanti malam akan datang berkunjung dan membicarakan hubungan mereka.

Membuat Jaeyoon girang memikirkan bahwa hubungan mereka akan baik-baik saja. Walau pacarnya itu sudah mengaku berselingkuh tapi pasti ada alasan dan Jaeyoon akan menerima apapun itu alasannya nanti.

Asalkan hubungan mereka pulih dan balik seperti sedia kala, itu sudah cukup bagi Jaeyoon.

Kebahagiaannya bertambah bila Jungwon mengatakan akan datang berkunjung bersama Sunghoon sehabis mereka pulang dari kerja, melalui panggilan ponsel sebentar tadi.

Jaeyoon akan memastikan detik Jungwon dan Sunghoon tiba ia dan Jay sudah berbaikan lalu mereka berempat akan menikmati hidangan makan malam dengan tawa seperti biasanya.

Bunyi pintu apartment terbuka berserta sosok yang Jaeyoon tunggu sedari tadi membuat bibirnya merekah lebar, berjalan menghampiri seraya tangan terlentang disambut baik oleh Jay.

"Aku rindu." Gumam Jaeyoon di ceruk leher Jay, walaupun ia dapat merasakan hawa berbeda dari Jay namun lagi ia abaikan.

Hanya berdehem Jay sembari melepaskan pelukan lalu berjalan di ruang tengah televisi. Jaeyoon mengikut dari belakang.

"Jay, aku buatin minuman dulu, ya? Bentar lagi Jungwon sama Sunghoon datang sekalian kita makan bareng." Ujar Jaeyoon ingin berlalu ke arah dapur.

"Gak usah, aku gak lama. Aku datang  cuma buat jelasin hubungan kita."

Suara datar Jay penuh penekanan membuat Jaeyoon gugup seketika, pun begitu tetap mengambil tempat di hadapan Jay, duduk di sebrang sofa.

"Apa yang aku ngomongin dua minggu lalu itu emang benar. Sekitar dua bulan lalu aku udah kencan sama banyak orang, cewek atau cowok aku juga gak bisa hitung, yang jelas aku selingkuh dan aku pengen akhirin hubungan kita."

Cukup tenang tanpa ada rasa keraguan atau rasa bersalah yang terucap dibibir tipis milik Jay, ekspresinya masih sama sejak masuk ke dalam rumah, datar.

Mengulas senyum kecil Jaeyoon mengatur nafas, entah kenapa tiba-tiba terasa sesak, mencoba tenang dengan mengepal erat kedua tangannya. 

"Jay, aku ada salah, ya? Kalau ada kita bisa omongin baik-baik, a-aku bisa perbaiki apa yang----"

"Gak ada! Kamu gak ada salah, aku yang emang pengen hubungan kita berakhir. Aku bosan, hubungan kita jalanin terlalu monoton, gak ada gairah dan itu bukan tipe aku."

Seusai berkata Jay langsung membuang muka menghindari tatapan dari Jaeyoon yang mengalirkan butiran bening dipelupuk mata.

Menggigit bibir menahan isakan, Jaeyoon bersuara. "Jay, kamu ingatkan waktu kamu nembak aku? Aku pengen kamu yang pertama dan terakhir. Walaupun hubungan kita masih baru tapi bagi aku udah lama, jadi aku mohon sama kamu buat pertahanin hubungan kit----"

"Tapi aku gak mau! Belum jelas, ya? Apa yang aku jelasin barusan? Aku selingkuh! Aku bosan! Dan aku pengen putus! Apa belum jelas?"

Jay mendadak berdiri dari duduk menatap jengah pada Jaeyoon, raut wajahnya terlihat marah. Tidak tahu mengapa ucapan Jaeyoon membuat Jay tersulut emosi yang jelas ia marah entah pada siapa. Apa pada dirinya yang jelas-jelas jahat di sini? Atau pada Jaeyoon yang terlalu baik?

AFTERMOST || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang