Chapter 15

951 104 57
                                    


.

Iya.

Maaf.

Cuma itu kata yang mampu terluah.

Jay tidak tahu menggambarkan perasaannya sekarang yang bercampur baur tak tentu arah.

Rasa bersalah, menyesal, sedih, marah, dan ingin mengamuk pada keadaan namun dalam waktu yang sama ingin meraung, menangis memohon maaf.

Segenap diri Jay maupun perasaannya diambang kecelaruan. Semua rasa mendera diwaktu bersamaan sampai rasanya ingin membentur kepala di dinding, ini sungguh menyiksa.

Karena sosok yang berada di sana Berketawa dan tersenyum lebar menyembunyikan cerita sekejam yang tak seharusnya dialami.

"Maaf, Jaeyoon-ah." Jatuh air mata Jay sampai tangannya yang memegang buku bergemataran menatap dari jauh sosok bahagia Jaeyoon. "Gak seharusnya kamu ketemu aku, Jungwon, dan Sunghoon." Bergetar hebat bibirnya.

Menahan sesak di dada sampai membuat kepala Jay menunduk.

Masih segar diingatan Jay kejadian minggu lalu tepatnya di Gwangju.

Tempat yang membawa Jay ketemu Jungwon dan Sunghoon setelah sekian lama dan tempat itu juga membawanya kepada satu kenyataan sulit diterima.

Pagi itu Jay keluar dari kamar hotel berniat mencari sarapan tapi dibalik itu ada hajat ingin dilakukan, mengingat tadi malam ketemu dan berbicara dengan Sunghoon sedikit sebanyak tahu kehidupan dijalani selama tidak bertukar kabar.

Sewaktu mereka hendak naik ke lantai hotal yang di huni Sunghoon dan Jay, ternyata mereka cuma berbeda satu lantai di mana Sunghoon mengatakan kalau semua perkerjanya turut berada di lantai yang sama.

Tidak pikir panjang Jay merancang niat untuk ketemu Jungwon, jadi pagi itu menjadi tujuan melaksanakan aksinya.

Kaki panjang Jay baru saja keluar dari lift di lantai di tempati Sunghoon namun kakinya terhambat saat kepalanya menoleh bersamaan tidak jauh di lorong hotel itu terlihat sosok yang dikenal keluar dari sebuah kamar.

Sudah tentu Jay mengenalinya karena orang itu adalah Sunghoon, baju dikenakan kaos abu meski tanpa jaket masih diingat tadi malam.

Namun belum sempat memanggil Sunghoon malah masuk ke kamar di sebelah membuat kening Jay mengerut.

Pun begitu kakinya melangkah ingin menyapa sekalian bertanya jika saja tim yang Sunghoon bawa di perusahaan ingin bersarapan bersama sekaligus juga ingin mencoba bertemu Jungwon. 

Tapi langkah Jay baru hendak melewati kamar di mana Sunghoon keluar tadi namun pintu terbuka memperlihatkan seseorang yang melotot terkejut.

Waktunya bagai diatur sangat pas saat Jay lewat bersamaan pintu terbuka memperlihatkan sosok Jungwon memegang jaket dan cuma mengenakan jubah mandi.

Jay sudah pasti ikut terkejut matanya melebar sebelum beralih pada jaket dipegang Jungwon membuat mulutnya melopong ditambah jubah mandi dikenakan tak terikat rapi otomatis dada hingga selangka Jungwon terlihat, di sana ada bercak merah keunguan.

Jatuh rahang Jay menatap syok, netranya melirik pada kamar sebelah di mana Sunghoon baru saja masuk dan di kamar terbuka ada Jungwon berdiri mamatung adalah kamar yang baru saja Sunghoon keluar tadi.

Belum sempat Jay mencerna akan segala kejadian cepat Jungwon menarik Jay masuk setelah melirik lorong lantai hotel memastikan tiada siapa melihat.

Menutup pintu dan terus dikunci, nafas Jungwon memburu meski diterpa keterkejutan akan sosok Jay yang lewat di lantai ini tepatnya di kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Sunghoon.

AFTERMOST || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang