Chapter 18

785 89 33
                                    


.

Bunyi pintu yang dibuka menarik atensi Jaeyoon yang sedang menonton televisi. Kepala menoleh melihat sosok tinggi Sunghoon baru tiba, lantas berdiri Jaeyoon menyambut dengan senyum merekah. "Udah makan?"

Pertanyaan yang sudah dihapal Sunghoon yang cuma menarik Jaeyoon untuk dipeluk dan melabuhkan kecupan di pucuk kepala itu. "Udah."

Mengangguk paham Jaeyoon, ketika ini waktu sudah menginjak hampir jam sembilan malam. Sejak mereka melakukan kegiatan tersendiri di mana tadi pagi Sunghoon ke rumah keluarganya dan Jaeyoon bertemu Jungwon serta meeting di kantor editor.

Begitu sampai di rumah Jaeyoon mendapat pesan jika Sunghoon ada ketemuan bersama teman setelah pulang dari rumah orang tuanya.

"Gimana hari kamu?" Bertanya sembari berjalan ke kamar, Sunghoon merangkul pundak Jaeyoon.

"Seru!" Agak semangat Jaeyoon menjawab. "Udah lama gak luang waktu berdua bareng Jungwon jadi kita ngobrol banyak tadi."

Bercerita dengan binar senang di netra Jaeyoon mengundang Sunghoon untuk tidak bisa tersenyum gemas melihatnya.

"Terus meeting kamu?"

"Oke, lancar. Minggu depan aku ada tiga event jumpa bareng peminat."

Bersama tangan yang membuka pintu kamar, Sunghoon menoleh menatap Jaeyoon mengernyit. "Kok? Kali ini kamu ada banyak fan meeting?"

Berkerut dahinya tak suka. "Itu pengurus kamu mau aku bilangin jangan sesering----"

"Sunghoon..." sela Jaeyoon laju. "Itu kemauan aku, aku yang minta." Jelasnya. "Lagian aku jarang adaiin event kek gitu tapi buat buku aku kali ini aku pengen lebih banyak ngobrol sama mereka yang suka sama buku-buku aku."

Berpias pasrah Sunghoon. "Aku bukan apa? Cuma gak mau kamu terlalu capek berinteraksi dengan banyak orang."

Tersenyum kecil Jaeyoon. "Enggak kok, aku baik-baik aja malah senang bisa cerita-cerita bareng mereka, seru."

Mengangkat pundak Sunghoon. "Bagus, kalau kamu ngerasa senang tapi kalau kamu gak nyaman? Batalin aja, nanti aku yang ganti rugi semuanya."

Lantas terkekeh Jaeyoon, pacarnya ini terlalu menjaga dirinya lebih dari apapun hingga sekelumit yang membuatnya tak nyaman atau tak suka dihindari sebaik mungkin.

"Gak apa-apa, sejauhnya ini semuanya baik-baik dan lancar tanpa hambatan."

Menyahut dengan raut Jaeyoon dibuat menyakin yang detik kemudian seolah tersadar kala mata melirik meja di sampingnya dan laptop miliknya masih menyala menampilkan kata demi kata yang tertulis di draft.

Diam-diam tangan Jaeyoon menutup laptop saat Sunghoon membelakanginya tak ingin pria itu terbaca kalimat ketikan tangannya yang merangkai novel baru.

"Kamu mau mandi?" Bertanya sambil Jaeyoon berjalan mendekati kasur melihat Sunghoon di meja rias.

"Hm." Bergumam seraya tangan Sunghoon melepaskan arlorji.

"Kamu tadi ngapain aja bareng Mama sama Papa?" Sudah bersandar nyaman di kepala ranjang Jaeyoon melempar pertanyaan sembari memerhatikan Sunghoon.

"Gak ada, omongan biasa aja." Menjawab sambil menoleh Sunghoon agar bisa bertatap. "Dan nanti ujung minggu depan di rumah bakal ada acara keluarga, anniversary pernikahan Mama sama Papa yang ketiga puluh."

Reflek membola mata Jaeyoon, kagum. "Wow, udah segitunya." Takjubnya.

Tersenyum bangga Sunghoon. "Iya, dan Mama tadi bilang kalau kamu gak keberatan pengen minta tolong, kamu sama Mama bakal bikin kue."

AFTERMOST || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang