Chapter 12

941 92 49
                                    


.

Di perusahaan archicture hari ini ada sedikit kehebohan terjadi karena sosok bos baru saja pulang dari liburan dan membawa beberapa oleh-oleh serta kue yang agak banyak terletak di pantri.

Bersama senyum ramah menyapa ketika berpapasan dengan para pekerja mengundang orang-orang tersengih senang melihat sosok bos telah tiba.

Kalau boleh jujur selama Jiyeon memegang kendali bisa dibilang suasana di kantor terasa tegang penuh serius. Meskipun masih melempar candaan disela waktu istirahat tapi tidak sebebas ketika ada Sunghoon.

Karena dua atasan itu berbeda pribadi. Jika sosok Sunghoon hangat, ramah dan murah senyum tapi di sewaktu-waktu bisa tegas penuh wibawa sedangkan Jiyeon jangankan tersenyum menyapa saja tidak, berbicara saja seputar pekerjaan tidak pernah basa-basi walaupun sebatas bicara ringan.

Apalagi bentuk wajah judes serta perilaku yang dingin membuat jarak itu terlihat nyata antar atasan dan juga perkerja. Beda dengan Sunghoon yang semuanya dianggap seperti teman.

Seperti itulah pandangan orang-orang yang berkerja di perusahaan di dirikan oleh Jiyeon dan Sunghoon itu.

Sunghoon, bos yang dianggap bisa dibawa bercanda dan teman bicara manakala Jiyeon bos yang ditakuti serta segan untuk disapa.

Saat ini setelah selesai menginjak makan siang presensi Sunghoon yang sudah berkutat sedari tadi pagi sehabis menyapa perkerja di pantri berkumpul ramai untuk saling berbagi oleh-oleh serta kue yang di bawa untuk dimakan.

Kini dirinya sibuk mengurusi perkerjaan yang ditinggalkan hampir seminggu ini. Terlihat fokus dengan beberapa perkerja yang keluar masuk ke ruangannya meminta pengesahan maupun berbincang atas kerja yang berlangsung bersama klien.

Bunyi pintu dibuka tanpa diketuk terlebih dahulu tidak mengagetkan Sunghoon yang masih sibuk menatap layar monitor bahkan langsung duduk di kursi meja kerjanya tanpa minta izin juga tidak diherankan.

Karena satu-satunya yang bisa berperlilaku seperti itu hanya Jiyeon seorang.

Apalagi meletak laporan di atas meja sedikit kuat membuat Sunghoon menoleh bertanya.

"Ini, klien dari Tuan Cho, mereka minta design kamu sendiri." Ada intonasi kelelahan di suaranya. "Padahal aku udah ngasih design dari pekerja kita tapi dia pengen hasil tangan kamu sendiri." Sambungnya geram.

"Oke, nanti aku urusin." Tanpa pikir panjang Sunghoon menyahut.

"Tapi, kamu kan udah banyak mau di handle----"

"Gak apa-apa, sisa yang lain itu nanti aku pass sama yang lain." Pungkas Sunghoon. "Tuan Cho orang penting, mereka udah langganan kita dari dulu. Soal itu jangan mau dipusingin."

Menyandar di kursi bersama nafas dihela panjang. Jiyeon berpias pasrah.

Sejenak tangan Sunghoon yang sibuk memegang mouse berganti memegang dagunya menatap Jieyon. "Kamu udah rasa kue yang aku bawa, ada banyak di pantri sana."

Menggeleng kepala Jiyeon.

"Lho, kamu harus rasa." Terlihat tak suka Sunghoon. "Itu, Jaeyoon yang beli banyak karena rasanya enak dia pengen bagi-bagi sama yang lain buat rasa." Jelasnya. "Kamu harus makan, paling lusa udah kedaluwarsa."

Jieyeon mengangguk. "Oke, nanti aku makan." Balasnya dan memerhatikan Sunghoon yang kembali fokus dengan layar komputer.

Cukup lama dalam keheningan sehingga Sunghoon kembali menatap Jiyeon setelah memastikan kerjanya telah tersimpan rapi di dalam fail.

"Kenapa?" Bertanya bingung Sunghoon seraya mengambil laporan yang di letak Jiyeon untuk di amati.

"Enggak, cuma----"

AFTERMOST || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang