.
"Ini, kamu design gak terlalu besar, lebih kurang kecil lagi kasih minimalis."
Di ruangan Sunghoon saat ini terlihat fokus berbicara dengan Hyejin bersama Tab berukuran sedang di tengah mereka pemantau layar menampilkan hasil design rumah berlantai tiga.
Tok! Tok!
Ketukan pintu mengambil alih, begitu suara Sunghoon menyahut buat masuk berselang detik presensi Jungwon terlihat di pintu yang tidak sepenuhnya terbuka.
Melihat itu Sunghoon lantas bersuara. "Give me a few minutes."
Angguk kepala Jungwon. "Oke, aku bakal tunggu di lobi."
Balas mengangguk singkat Sunghoon dan terus fokus bicara lagi dengan Hyejin bersama wajah serius.
Melihat respon itu Jungwon tersenyum kecut seraya menuntup pintu dan berlalu dari sana.
Hari ini sudah terhitung dua hari sejak terjadinya malam perjumpaan Sunghoon dan Jay waktu itu.
Sejak saat itu juga Sunghoon belum menelepon seperti yang dikirim pada malam itu tapi sampai sekarang tiada panggilan bernama Sunghoon masuk di ponselnya.
Di perusahaan juga tingkah Sunghoon lebih serius dari biasanya, meski pagi itu dibuat heboh dengan wajah bekas luka di wajah bos mereka tapi semuanya cuma mampu terdiam tak berani bertanya. Ditambah pribadi Sunghoon juga seolah tidak ingin diusik.
Dan selama itu juga tiada perbicaraan terjadi di antar mereka. Disela kesibukan kerja membuat Jungwon sendiri tak berani memulai percakapan jika Sunghoon sendiri tiada tanda-tanda ingin bersemuka dengannya.
Kalau bukan karena kerja yang harus mereka berdua pantau hari ini proses pembangunan di sebuah tempat kota Seoul. Tidak tahu kapan bisa mereka bertatap muka atau bahkan berada di ruang yang sama walau cuma berdua.
Bahkan jika mereka berpapasan, raut Sunghoon cuma memeta datar tak ada lagi senyum yang melirik ke arahnya.
Jungwon dibuat delima.
Tertanya-tanya apakah Sunghoon sudah mulai menunjukkan bagaimana hubungan ini akan berakhir?
Dering ponsel di saku celana menarik lamunan Jungwon yang sedang duduk di lobi menunggu Sunghoon.
Melihat nama pemanggil membuat senyum kecil terulas d bibirnya.
Bahkan setelah menjawab dan menekap ke telinganya, suara ceria disebrang sedikit membuat hatinya membaik.
"Gimana? List bahan-bahan yang aku kirim kemarin udah kamu beli?"
Terkekeh kecil Jungwon. "Udah, emang ada lagi bahannya yang kurang?"
Kekehan milik Jaeyoon disebrang terdengar lagi sambil mengatakan sudah tiada bahan yang di perlukan.
Kemarin mereka berdua memutuskan untuk membuat Kimchi, ala resep yang selalu Jaeyoon gunakan.
Itu juga terjadi karena kapan hari Jungwon sempat bilang ingin berlajar membuat makanan yang wajib di konsumsi oleh orang Korea dengan cara masakan Jaeyoon.
Maka kemarin berbualan itu memancing mereka mengatur waktu nanti malam membuat Kimchi bersama.
"Jadi, ini udah deal, ya. Nanti kamu pulang kerja aku juga on the way."
"Iya, bakalan di tunggu chef berkelas lima bintang." Kekehnya bercanda.
Malah disebrang ponsel terdengar lagi tawa menggelegar Jaeyoon.
"Pasti, kamu juga hari ini semangat kerjanya, nyari pundi-pundi uang."
Hanya menggeleng Jungwon meski Jaeyoon tak bisa melihat, sedikit sebanyak berbual dengan Jaeyoon bisa mengalihkannya dari masalah yang memusingkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTERMOST || sungjake
Fanfiction- kedukaan dan kebahagian silih berganti, terus berulang bagai kaset tak pernah luput - Jaeyoon sedari kecil mengenal bahagia hanya sebentar karena lebih banyak duka mendera hingga membawa kepada trauma. meniti kehidupan berbekal keyakinan jika baha...