21

1K 173 6
                                    
























"Darimana saja kau?"

"Aku dari-"

"Apa kau tidak tau cara menggunakan ponsel? Apa sebegitu senangnya kau pergi dan makan siang bersama pria lain? Kalau begitu selamat, selamat karena telah membuatku menunggu seperti orang bodoh."

"Kau ini kenapa? Aku bahkan belum menceritakan semuanya, apa sekarang kau memberitahu kalau kau ini sedang cemburu?"

"Cih dia bukan tandinganku dan dia berada jauh di bawahku, gadis kecil." Ujar Seulgi yang kini menatap tajam pada Joohyun yang berada di hadapannya.

Joohyun baru saja tiba di rumah pukul sembilan malam, tadi saat melihat potret Joohyun duduk dengan musuh bebuyutannya, Seulgi memutuskan untuk pulang dan terus-menerus mencoba menelfon Joohyun, tapi apa? Ponselnya tidak aktif.

"Baiklah mulai sekarang apapun yang ingin kau lakukan, lakukan saja. Aku tidak akan melarangmu, bahkan jika kau ingin bercumbu atau apapun itu dengan pria lain, silahkan saja."

"Apa maksudmu? Aku tidak semurahan itu!"

"Oh ya? Makan siang dengan pria lain tanpa memberitahu suamimu, itu disebut apa?"

"Kami hanya makan bersama, tidak lebih dan lagi asalkan kau tau. Aku mematikan ponselku karena seseorang terus saja mengirimiku foto-foto yang tidak senonoh, lalu aku harus apa? Apa kau akan membantuku? Aku rasa tidak karena mungkin kau tidak akan peduli dengan masalah yang sepele menurutmu."

"Kemarikan ponselmu." Pinta Seulgi dengan nada bicara mulai memelan.

Dengan wajah yang begitu kesal, Joohyun mencari ponselnya didalam jinjingnya lalu memberikannya pada Seulgi.

"Apa passwordnya?"

"23 05."

"Apa lihat-lihat? Aku tau itu terlalu jelas. Memangnya kenapa kalau aku menggunakan tanggal dan bulan pernikahanku? Itu tidak melanggar hukum."

"Carlos."

"Iya, tuan?"

"Tolong kau lacak siapa pengirimnya dan segera beritahu padaku siapa pelakunya."

"Baik, tuan. Permisi."

Seulgi kembali menatap Joohyun yang masih terlihat kesal, sudut bibirnya terangkat belum lagi saat dia mengingat kejadian barusan dimana Joohyun menggunakan password yang berhubungan dengan pernikahan mereka.

"Maafkan aku, Joohyun."

"Ck gampang sekali mengatakannya, padahal tadi mulutmu itu sudah menuduhku murahan."

"Lalu apa yang kau inginkan sekarang? Apa aku harus bersujud padamu, atau aku harus membunuh diriku?"

"Apa-apaan kau ini, aku tidak sekejam dirimu. Berdebat denganmu memang tidak akan ada habisnya, minggir aku ingin pergi tidur."

Seulgi tidak marah saat Joohyun menyenggol bahunya, dia malah gemas dan terukir senyum tipis di bibirnya.

"Sehun, aku mau kau memperketat penjagaan Joohyun. Dan jangan lupa tetap awasi Yerim, ingat jangan sampai dia tau kalau aku menyuruh kalian menjaganya."

"Bukannya lebih baik jika Yerim tau?"

"Tidak, aku tidak ingin membuatnya semakin membenciku. Yerim tidak akan suka kalau itu bersangkutan denganku, jadi lebih baik menjaganya seperti itu."

"Bukannya kalian mulai berdamai waktu perlombaan di sekolah, kami melihatmu berpelukan dengan Yerim. Lalu itu disebut apa jika bukan berdamai?"

"Entahlah, aku akan ke ruang kerjaku. Kalau Joohyun mencariku katakan saja aku pergi ke bulan."

Mafia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang