26

1K 167 2
                                    







"Kalian berdua akan pergi kemana?"

Seulgi dan Yerim saling pandang, mereka terheran-heran karena Joohyun masih fokus ke majalahnya dengan membelakangi mereka berdua.

"Aku bertanya pada kalian berdua, kalian ingin pergi kemana?"

Kini Joohyun berdiri dihadapan keduanya dengan melipat kedua tangannya.

"Kita...kita-"

"Aku ingin ikut."

"Jangan."

Alis Joohyun berkerut mendengar Seulgi melarangnya untuk ikut.

"Jangan? Ahh... Sekarang aku mengerti, baiklah kalian boleh pergi. Tapi nanti saat menemukan wanita lain segera kenalkan denganku, pergilah."

Joohyun melangkah pergi, Seulgi ingin menahannya tapi ia urungkan karena itu memang bagian dari rencananya.

"Sudah pasti tidak hanya daddy yang dimusuhi oleh mommy, inilah alasannya kenapa aku malas merayakan sesuatu."

"Jika bukan karena mommy Soojungmu itu yang memaksa, daddy juga malas melakukannya."

Keduanya jalan begitu saja, Seulgi meliburkan semua orang-orangnya. Tidak mungkin juga kan mereka terus berjaga dan mempekerjakan mereka, itu sama saja Seulgi menyiksa secara tidak langsung.

"Kira-kira kue yang mana menurutmu bagus?"

"Ayolah dad, daddy tau sendiri kalau aku ini orangnya seperti apa, jadi beli saja sesuai feeling."

"Apa-apaan kau ini, kita itu hampir mirip jadi jika kau tidak tau maka daddy pun tidak tau harus membeli yang mana."

"Yasudah kalau begitu beli saja semuanya sekalian dengan tokonya."

"Kau seperti bisa membaca pikiranku, Kang Yerim. Daddy juga berpikir sepeti itu,"

"Bagaimana jika kue yang bergambar beruang dan kelinci, yang ini?"

"Lumayan. Paman tolong berikan juga sebuket bunga tulip ungu itu."

"Kau akan memberikannya pada kekasihmu?"

"Aku tidak ada waktu bermain hati dengan mereka, wanita itu sangat rumit bahkan perasaan dan moodnya pun sulit untuk di tebak."

Seulgi yang sedang melihat-lihat seketika berhenti setelah mendengar apa celotehan anaknya.

"Rupanya kau benar-benar telah dewasa. Seberapa tau kau tentang wanita? Daddy rasa kau lebih pandai soal perempuan daripada daddy, benar?"

"Tidak juga, justru aku belajar dari kalian berempat."


















"Kau gila!? Disaat seperti ini Joy membutuhkanmu, Seungwan!"

"Aku tau Soojung tapi aku harus pergi demi keselamatan perusahaanku yang di Kanada."

"Kau ingin aku bunuh?"

"Ayolah Soojung, aku mohon. Hanya beberapa hari, please."

"Tidak mau, pokoknya kau tetap tidak boleh pergi."

"Lalu aku harus membiarkan perusahaan yang papa percayakan padaku bangkrut begitu saja? Itu yang kau mau?"

"Bukan begitu Seungwan. Kalau kau ingin pergi, pergi saja tapi maaf aku tidak bisa menjamin keselamatan Joy dan juga bayimu."

"Kau benar-benar membuang-buang waktuku."

Soojung menggeleng dan menghela nafas menghadapi sikap Seungwan yang selalu marah dengan hal yang sepele.

Mafia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang