14

1.2K 160 3
                                    



























"Kau bisa sarapan dengan Yerim, aku harus segera pergi."

Seulgi menarik tangan Joohyun yang baru saja menenteng tasnya dan membawa bukunya.

"Aku tau kau ada kelas, tapi kau juga harus tetap sarapan."

"Tapi nanti aku terlambat."

"Tidak ada alasan, gadis kecil."

Saat mendengar suara kursi ditarik, Seulgi melepaskan genggamannya dan beralih menatap Yerim yang terlihat tidak peduli dengan kehadiran mereka berdua.

Ketiganya sarapan tanpa berbincang dan hanya terdengar suara sendok dan garpu yang bergesekan dengan piring.

"Aku selesai, terimakasih sarapannya."

"Kau berangkat denganku."

"Terimakasih, tapi aku bisa naik bis."

"Tidak Kang Yerim, jalur sekolahmu dan kampusku satu jalur jadi kita tetap berangkat bersama."

"Terserah."

Sekilas Seulgi dan Yerim saling pandang dan Yerim lah yang lebih dulu membuang muka lalu pergi ke ruang tamu menunggu Joohyun.

"Kalian berdua sama-sama menyebalkannya."

"Tapi kau tetap menyayangi kami." Jawab Seulgi sebelum meneguk habis air minumnya.

"Karena itu sudah menjadi kewajibanku."

"Berarti kau sayang padaku? Apa nanti kau juga akan mencintaiku?"

"K-kau-"

"Maaf mengganggu tapi aku tidak ingin terlambat ke sekolah."

Joohyun menjauhkan dirinya dari Seulgi lalu mengambil tas dan juga bukunya, kemudian Yerim mengikutinya dari belakang.

Saat didalam mobil, Joohyun memainkan jarinya diatas bukunya karena perkataan Seulgi masih berputar diotaknya.

"Nona Joohyun, sudah sampai."

"Huh? Sehun, tolong antarkan Yerim sampai ke sekolahnya dan hati-hati."

"Baik, nona."

Joohyun pun keluar dari mobil, Yerim yang awalnya ingin memejamkan matanya tiba-tiba melihat kearah tempat duduk Joohyun.

"Uncle, tunggu sebentar. Aku harus mengantarkan bukunya, dia melupakannya."

"Baik tuan muda."

Yerim menjadi pusat perhatian, dia berusaha untuk tetap terlihat tenang, baru beberapa langkah Yerim berhenti saat melihat Joohyun datang dengan temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yerim menjadi pusat perhatian, dia berusaha untuk tetap terlihat tenang, baru beberapa langkah Yerim berhenti saat melihat Joohyun datang dengan temannya.

"Ini bukunya."

"Maaf merepotkanmu, Ayo Luhan."

"Siapa dia? Hmm jangan bilang dia berondongmu, nona Kang."

Mafia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang