Seorang putri presiden Bae Youngjun dinikahi oleh mafia yang merupakan ketua dari geng yang begitu berkuasa dan ditakuti di seluruh kota geng tersebut bernama 'Red Devil'.
Akankah pernikahan keduanya yang bertahan tanpa adanya cinta? Ataukah pada ak...
"Tidak, memangnya kenapa? Kau memerlukan sesuatu?"
"Aku...aku hanya ingin bercerita dengan daddy."
Seulgi tersenyum lalu melepaskan kacamatanya kemudian menghampiri Yerim yang berada diambang pintu.
"Ayo, mungkin lebih baik kita cerita di taman belakang saja."
Keduanya jalan berdampingan menuju halaman belakang, mereka duduk bersebelahan.
"Bagaimana dengan lukamu?"
"Ahh ini, mommy sudah mengobatinya."
"Maafkan daddy, Yerim."
"Untuk apa dad?"
"Karena gagal menjagamu."
"Tidak perlu dad, lagipula seharusnya aku bisa membela diri. Mungkin aku akan melakukan saran daddy agar aku belajar bela diri, aku akan melakukannya dad."
"Bagus kalau begitu, daddy juga akan meminta Sehun supaya mengajarimu bela diri."
"Kenapa bukan daddy saja yang mengajariku?"
"Bela diri daddy masih dibawah rata-rata, kau bisa belajar dari Sehun tapi ingat jangan menjadikan ilmu bela dirimu sebagai pembalasan dendam dan jangan menyombongkan diri. Janji?"
"Janji dad."
Kelingking mereka saling menyatu, lalu kembali menatap dan menikmati langit malam.
"Sudah berapa kali aku bilang agar tidak menyentuh Yerim!!!"
"Apa untungnya kau membela anak itu? Dia akan hanya menjadi beban untukmu."
"Karena anak itu adalah keponakanku!!! Jadi kuperingatkan padamu agar tidak menyentuh Yerim!!!"
"Baiklah-baiklah tapi bagaimana dengan Seulgi?"
"Karena dialah aku datang dan karena dia juga yang membuatku kehilangan saudariku, aku benar-benar akan membuatnya menyesal karena telah hidup di dunia ini."
"Lalu bagaimana dengan hubungan kalian yang selama ini?"
"Persetan dengan itu semua, aku kembali ke Seoul hanya untuk membalaskan dendam dan membawa pergi jauh sejauh-jauhnya Yerim."
"Kau benar-benar licik."
"Aku seperti ini karena ulah Kang Seulgi, jadi aku peringatkan padamu Kim Minjae agar tidak melibatkan Yerim didalam masalah ini. Mengerti?!!"
Setelah memutuskan sambungan telfon secara sepihak, dia menatap tajam kearah cermin yang memantulkan dirinya.
"Nyawa dibalas dengan nyawa, dan kau Kang Seulgi karena telah melenyapkan saudariku maka kau pun harus lenyap."
"Apa kau yakin kau sudah baik-baik saja?"
"Aku hanya tergores, Kang Seulgi. Tidak dibunuh ataupun di mutilasi."
"Aku hanya bertanya Oh Sehun, lalu apa kata orangtuanya Luhan?"
"Aku sebenarnya takut jika mereka tidak merestui hubungan kami, tapi ternyata semuanya diluar dugaanku. Justru orangtua Luhan menyuruhku agar menjaga Luhan dengan baik dan membahagiakannya, apa menurutmu aku harus segera menikahi Luhan?"
Seulgi menutup laptopnya sembari menatap sahabatnya yang berdiri didepan aquarium yang ada didalam ruang kerjanya, akhir-akhir ini Joohyun memintanya agar bekerja di rumah saja semenjak insiden yang terjadi pada Yerim.
"Kenapa tidak? Maksudku, kalian 'kan saling mencintai lalu untuk apa kau ragu?"
"Menikah bukan hanya sekedar saling mencintai Kang Seulgi, menikah juga butuh kesiapan dari dua belah pihak. Lagipula diluar sana masih banyak pria yang lebih layak untuk Luhan, sedangkan aku? Aku hanya bajingan yang kotor dan penuh dengan kisah kelam, bahkan aku pernah menghabisi nyawa orangtua kekasihku sendiri."
Dirangkulnya sahabatnya itu.
"Kau melakukannya karena mereka juga yang telah membunuh orangtuamu demi menyingkirkan pesaing bisnisnya, aku mengerti perasaanmu karena aku juga merasakannya tapi bedanya aku membunuh keluarga orangtuaku sendiri karena telah membuatku kehilangan seorang ibu dimana wanita itu adalah malaikat yang selalu ada untukku dan juga saudara-saudariku."
"Hey kenapa kita malah jadi melow begini? Ayolah kita bersatu untuk saling menguatkan bukan untuk bersedih begini, lagipula sekarang kita sudah memiliki seseorang yang membuat kita agar belajar dari kesalahan kita di masa lalu."
"Kau benar, rupanya adikku ini telah dewasa." Ucap Seulgi mengacak rambut Sehun.
"Apa-apaan kau ini, kita sepantaran hanya berbeda satu bulan lebih saja."
"Tetap saja, Oh Sehun. Kau tetap adikku, yasudah kalau begitu aku pergi mengecek Joohyun dulu, siapa tau dia sudah bangun."
"Cih bilang saja kau ingin bercinta."
"Terserahku saja, lebih baik kau segera menikahi Luhan agar tau rasanya memiliki istri."
"Kau!"
Seulgi melarikan diri dari sana tentu Sehun sempat mengejarnya.
"Joohyun?"
Seulgi mencarinya ke kamar mandi, Joohyun tidak disana. Melihat pintu balkon terbuka Seulgi pun berjalan kesana dan menemukan Joohyun dengan membelakanginya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau lupa memakai baju hangat dan belum meminum teh hangatmu? Apa yang membuatmu seperti ini huh?"
"Maaf, dan terimakasih. Aku hanya memikirkan apa kau akan berhenti dari duniamu yang kejam dan fokus pada keluargamu? Aku hanya takut dikedepannya salah satu dari kita ada yang terluka karena-"
"Aku? Duniaku memang sudah kejam dari awal karena keadaanlah yang membuatku seperti sekarang, aku tau kau takut dan cemas karena aku bukanlah orang yang baik bahkan menjadi kepala rumah tangga pun aku ragu untuk mengakuinya kalau aku ini bisa disebut sebagai kepala rumah tangga."
"Bukan begitu maksudku, yang kumau stop dan lupain dunia yang membuat dirimu seakan-akan jahat dimata orang lain. Aku tau kau itu sangat baik, buktikan pada mereka kalau kau itu adalah orang yang baik."
"Untuk apa Joohyun?" Seulgi menatap lekat mata Joohyun.
"Untuk apa aku melakukan itu semua. Jika nantinya kita akan berpisah juga, lebih baik aku menjadi diriku sendiri daripada berpura-pura dan bahkan bermuka dua."
Sadar dengan ucapannya barusan, Seulgi mengubah ekspresinya dan tersenyum manis pada istrinya yang terlihat kebingungan.
"Habiskan tehnya, aku akan melanjutkan pekerjaanku."
Setelah mengecup kening Joohyun, Seulgi pergi dari sana dan kembali ke ruang kerjanya.