Merasa dirinya jadi pusat perhatian, Seulgi menatap kembali satu persatu orang-orang yang menatapnya.
"Maaf, apa ada yang salah denganku?"
"Orang tidak akan percaya kalau dirimu menggemaskan nak, mereka menunggu menu yang kau mau dan rambutmu seperti singa, ya aku tau kau memang singanya Seoul tapi sekarang kau adalah menantuku dan juga anakku."
Senyum Seulgi terlihat kikuk karena saat itu dia sedang gugup, belum lagi telinganya agak memerah karena malu-malu akibat lelucon mertuanya.
Joohyun datang dengan keadaan yang masih mengantuk, tanpa peduli sekitarnya Joohyun melipat kedua tangannya diatas meja menjadikannya bantal lalu kembali memejamkan matanya.
"Hyunnie, bangun." Yongjun memanggil anaknya.
Joohyun berusaha duduk dengan baik namun matanya seperti sulit diajak kerjasama. Dia mengucek matanya ketika sekilas melihat seseorang duduk disebelahnya.
"Sejak kapan kau duduk disini?"
"Kau lupa membasuh wajahmu lagi, Joohyun. Makanya lain kali basuh wajahmu terlebih dahulu baru keluar untuk makan."
"Aku sudah membasuh wajahku tapi karena aku memang mengantuk jadi tidak sadar kalau kau ada disini. Sejak kapan juga kau ada dirumah ini?"
"Oh ya? Lalu wanita mana yang semalam menyuruhku atau lebih tepatnya memaksaku untuk menginap?"
Baru saja membuka mulutnya, Joohyun kembali menutupnya dan menggeser sedikit kursinya agar jauh dari Seulgi serta membuang muka karena malu saat mengingat dimana dia memaksa Seulgi untuk menginap.
Melihat perdebatan anak dan menantunya Yongjun hanya menggeleng kecil, beberapa menu makanan telah tersedia di meja.
"Makan yang banyak Joohyun, bagaimana bisa kau akan tumbuh tinggi kalau kau hanya makan sedikit jangan lupa juga setelah makan habiskan susunya karena mungkin itu bisa membantu pertumbuhan tinggi badanmu."
Joohyun yang awalnya akan menyuap sesendok nasi malah menatap sinis kearah Seulgi, tanpa peringatan Joohyun menginjak kaki Seulgi yang membuat Seulgi tersedak air minum ditambah lututnya membentur meja makan.
Puas membalas Seulgi yang meringis kesakitan justru Joohyun dengan senyum sumringahnya kembali memakan makanannya.
Itu tidak lama setelah Minjae masuk ke ruang makan dan langsung duduk di hadapan Seulgi yang sudah tanpa ekspresi, mendengar Seulgi menghela nafas membuat Joohyun agak takut karena dia tau kalau hubungan kedua pria itu sangat tegang, dia tau semuanya dari Sehun.
"S-Seulgi suapi aku."
Mendapat tatapan datar dari Seulgi membuat Joohyun diselimuti rasa takut lalu menundukkan kepalanya sambil mengaduk-aduk nasinya, dia merasa membuat kesalahan lagi.
"Ayah maaf karena membelakangimu, aku harus menyuapi bayi besar satu ini."
Setelah itu Seulgi memutar kursinya menghadap Joohyun kemudian mengambil mangkuk nasi Joohyun serta mengambil sendok dari tangan Joohyun. Sementara Joohyun? Tentu dia kaget.
"Cih palsu. Paman, ini aku bawakan vitamin untukmu. Dan semoga lekas sembuh."
"Terimakasih banyak, nanti aku akan meminumnya."
Yongjun meminta maid untuk mengambilnya karena Yongjun sedang mengupas jeruk yang merupakan pemberian Seulgi.
Bukannya Yongjun tidak peduli dengan apa yang Minjae katakan atas perlakuan Seulgi pada Joohyun, justru Yongjun sudah tidak suka pada Minjae sejak dulu dan rasa tidak sukanya semakin besar saat Minjae menemui anaknya. Yongjun tau sifat Minjae maka dari itu dia tidak suka pada pria berdarah Korea-Belanda itu, jadi Yongjun harus berpura-pura seolah-olah dia respect pada Minjae.
"Joohyun, apa hari ini kau sibuk?"
"Y-ya a-aku sibuk karena hari ini aku akan pergi dengan suamiku."
Melihat raut wajah Seulgi yang seakan bertanya padanya, Joohyun hanya mengindikkan bahunya.
"Minjae, ayo kita ke taman saja. Kau tidak akan dianggap disini karena mereka berdua akan lupa padamu jika sudah bermesraan."
Itu jelas bukan ajakan, Yongjun berkata demikian karena dia tidak suka dengan tatapan Minjae yang entah tertuju pada Seulgi atau Joohyun.
Yongjun pergi dengan Minjae mendorong kursi rodanya tidak lupa juga beberapa maid mengikutinya.
"Maaf."
"Untuk apa kau minta maaf, Joohyun."
"Entahlah tapi aku akan berjanji tidak akan dekat dengannya lagi, aku tau kau tidak suka padanya dan memiliki dendam padanya karena Ir-"
"Tidak perlu menyebut namanya lagi. Aku tau ini benar-benar egois, tapi aku hanya ingin dirimu Joohyun. Bantu aku menghilangkan bayangan masa laluku, bila perlu bantu aku melupakan Irene."
Joohyun meminta pada maid agar meninggalkan dirinya dengan Seulgi.
"Seulgi, kau tidak perlu melupakan Irene yang perlu kau lupakan itu hanya masa lalu yang membuatmu tertekan selama ini, kau ingin aku kan? Kau telah mendapatkan diriku tapi untuk Irene, kau boleh menyimpannya sebagai kenanganmu."
"Tidak Joohyun, aku tau kau tidak benar-benar yakin mengatakannya karena tidak akan ada wanita yang ingin prianya mengingat bahkan masih menaruh hati pada orang lain apalagi itu adalah masa lalunya, kumohon bantu aku melupakan Irene."
Untuk kesekian kalinya Joohyun melihat Seulgi menangis, dipeluknya suaminya itu agar tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia [END]
RandomSeorang putri presiden Bae Youngjun dinikahi oleh mafia yang merupakan ketua dari geng yang begitu berkuasa dan ditakuti di seluruh kota geng tersebut bernama 'Red Devil'. Akankah pernikahan keduanya yang bertahan tanpa adanya cinta? Ataukah pada ak...