19

1.2K 185 7
                                    















































































"Kau yakin Yerim akan suka jika aku ikut?"

"Ayolah percaya saja padaku, Sehun tolong berhenti di toko bunga."

Saat Irene turun dari mobil, Seulgi mencondongkan badannya kedepan.

"Apa semua wanita seperti itu? Maksudku apa mereka selalu saja ingin dituruti?"

"Saya juga tidak terlalu paham, tuan."

"Berhenti berbicara formal, Oh Sehun."

"Yayaya baiklah aku juga tidak terlalu paham tentang wanita karena aku juga baru saja menjalin hubungan setelah belasan tahun lamanya."

"Begitu... Wait? Tadi kau bilang menjalin hubungan? Wow dengan siapa?"

"Luhan, temannya nona Joohyun."

"Pantas saja anak-anak pernah memberitahuku kalau kau akhir-akhir jarang di rumah dan sering mendapatimu senyum-senyum sendiri, ternyata itu alasannya."

Joohyun masuk kedalam mobil dengan buket bunga yang indah ditangannya.

"Alasan apa? Kalian berdua sedang mencari cara agar tidak datang? Berani kalian kabur, jangan harap kalian berdua bisa melihat hari esok."

Seulgi dan Sehun sekilas saling menatap lalu menggeleng takut.

Seulgi dan Sehun sekilas saling menatap lalu menggeleng takut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Joohyun aku-"

"Tidak menerima alasan apapun, Sehun tadi Luhan menelfonku katanya dia ingin datang kesini juga sebaiknya kau pergi menjemputnya. Dan lebih baik kau pakai saja mobil ini agar seseorang tidak bisa kabur, dan ini perintah."

Terlihat Sehun mengindikkan bahunya membalas tatapan memelas Seulgi.

"Kenapa malah diam, ayo Kang Seulgi. Perlombaannya akan segera dimulai, hati-hati dijalan Oh Sehun."

Risih karena menjadi pusat perhatian, Seulgi menaikkan kerah coatnya sembari mengikuti langkah Joohyun yang menggenggam tangannya.

"Kau ini kenapa?"

"Aku...aku tidak nyaman terus-terusan ditatap oleh orang-orang, mereka seperti ingin membunuhku."

"Tentu saja karena kau seorang mafia, tapi kan kau tidak membunuh tanpa sebab, jadi dibawa santai saja."

"Santai kau bilang? Joohyun, kumohon ijinkan aku pulang."

"Yasudah sana pulanglah tapi jangan harap kau bisa berbicara denganku."

"Oke-oke baiklah aku mengalah."

Joohyun tersenyum dan sebelum kembali berjalan, terlebih dahulu Joohyun menurunkan kerah coat Seulgi lalu menggandeng mesra lengan suaminya.






















Mafia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang