24

1K 157 6
                                    


"Kalian berdua jika berkencan setidaknya ingat pada anak kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian berdua jika berkencan setidaknya ingat pada anak kalian."

Seungwan menggeleng menatap Seulgi dan Joohyun yang baru saja tiba saat sore hari, Seulgi menghampiri Seungwan sedangkan Joohyun berjalan menuju halaman belakang rumah.

"Sudah lama menunggu?"

"Tidak juga, justru aku suka berlama-lama disini karena ada minuman kesukaanku."

"Jangan minum terlalu banyak, kau yang mabuk tapi yang repot malah Joy."

"Aku bahkan baru saja ingin menuangnya, want to join?"

"Boleh, tapi hanya segelas saja, oke?"

"Dasar cerewet, iya oke hanya segelas."

"Kenapa Yerim bisa denganmu? Bukannya seharusnya dengan Yoong?"

"Yoong sedang menyelidiki sesuatu dengan Amber, tapi dia bilang kita tidak perlu khawatir biarkan itu menjadi urusan mereka." Jawab Wendy lalu kembali meminum anggurnya.

"Urusan mereka? Hmm... Tapi jika Soojung mendengarnya mungkin dia akan mengamuk pada mereka berdua, karena mencoba menyembunyikan sesuatu."

"Tapi memang masalah kali ini Soojung tidak boleh tau, karena aku rasa kali ini kita benar-benar akan diserang dan kau tau sendiri siapa yang menjadi kecurigaanku."

"Minjae? Aku juga merasa begitu, tapi apa harus? Maksudku dia dan Joohyun memiliki hubungan keluarga, itu yang membuatku ragu kalau Minjae akan berulah lagi."

"What?! Minjae Dan Joohyun memiliki hubungan keluarga? Seriously?"

"Mau bagaimanapun itu sudah takdir, tapi kita harus tetap hati-hati padanya karena dia bisa saja menyerang kapan saja."

"Dua hari yang lalu seseorang mengirimkan paket dan ternyata isinya sebuah boneka bayi yang terpisah-pisah ditambah dengan cairan merah persis seperti darah sungguhan, Joy sampai shock dan yang aku temukan hanya kurirnya saja tapi dia tidak tau apa-apa jadi aku melepaskannya."

"Lalu bagaimana sekarang keadaan Joy?"

"Kau bertanya sebagai mantan kekasih atau iparnya?"

"Kau ingin berkelahi?"

"Ya... Maafkan aku. Joy baik-baik saja, dan untung saja Yerim bisa menghiburnya. Anakmu itu sangat peka, sedangkan kau? Kau bisa menilai dirimu sendiri."

Merasa diejek, Seulgi memukul kepala Seungwan lalu meneguk habis red winenya.

"Tunggu sebentar, dimana Sehun, Axel dan Brave?"

"Mereka sengaja aku liburkan agar bisa menghabiskan waktunya dengan kekasih dan istrinya."

"Lalu kau?"

"Apa kau benar-benar mengajakku berperang, Seungwan?"

"Aku tidak ingin ada perang saudara lagi, ayo kita temui mereka."

Mafia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang