34

971 134 6
                                    








"Minjae sudah benar-benar keterlaluan, Joohyun."

"Aku tau tapi tolong jangan emosi seperti ini,"

"aku takut melihatnya."

Walaupun diakhir kalimatnya mengecil, Seulgi tetap bisa mendengarnya dan langsung membawa Joohyun kepelukannya.

"Maafkan aku, aku hanya tidak terima teman dekatku yang sudah aku anggap sebagai saudaraku dilukai."

Mereka saling berpelukan dimana Seulgi yang tadinya ingin pergi menemui Minjae. Joohyun yang mendapat kabar bahwa Seulgi akan membalas dengan apa yang terjadi pada Sehun, membuatnya was-was dan berusaha menenangkan Seulgi.

"Seu-"

Seulgi melepaskan pelukannya yang membuat Joohyun terdiam, Joohyun mengikuti Seulgi yang jalan tergesa-gesa. Kedua bola matanya terbelalak melihat Yerim terluka.

 Kedua bola matanya terbelalak melihat Yerim terluka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau akan menjelaskannya, Kang Yerim?"

"Hanya masalah antar murid."

"Apa itu kebenarannya?"

"I-iya dad."

"Baiklah."

Seulgi mengeluarkan ponselnya lalu menelfon seseorang dan sesekali menatap Yerim. Joohyun menarik pergelangan tangan Yerim dan menjauh dari sana, keduanya berjalan menuju kamar.

"Kenapa sampai seperti ini hm?"

"Hahh sebenarnya ini terluka karena seseorang yang tidak aku kenal tiba-tiba menamparku, untung saja uncle Axel tidak sengaja berada disekitar sana dan datang menolongku."

"Lalu kenapa kau mengatakan berkelahi dengan murid?"

"Aku yakin dan pasti daddy akan membunuh siapapun yang melukai keluarganya, itu kalimat yang pernah aku dengar dari daddy."

Joohyun menggeleng sembari mengobati luka Yerim.

"Astaga!"

"Ada apa, mom?!"

Joohyun tidak menjawabnya melainkan langsung keluar dari kamar dan mencari Seulgi yang sudah tida dia lihat.

"Louis, dimana Seulgi?"

"Tuan Seulgi pergi bersama dengan Axel, Carlos, Brave dan Sehun."

"Gawat! Antar aku ke rumah Minjae."

"Untuk apa nona? Sebaiknya nona Joohyun dirumah saja, saya diperintahkan untuk menjaga anda selama tuan pergi."

"Mommy, sebenarnya ada apa?"

"Daddymu pergi menemui orang yang menamparmu, tadi kau bilang Axel datang menolongmu kan? Mungkin Axel, yang memberitahu daddymu siapa yang menamparmu."

"What!? Lalu sekarang kita harus apa?"

"Louis, kumohon antar aku kesana. Seulgi sedang emosi bisa saja dia membunuh lawannya, dan pasti itu akan semakin membuat imagenya buruk."

"Nona, maaf karena saya benar-benar tidak bisa melakukannya karena ini sudah merupakan perintah dari tuan Seulgi. Jadi lebih baik anda dan tuan muda masuk kedalam, karena diluar bisa membahayakan kalian."














Didepan Seulgi dua orang tengah diikat di kursi, Seulgi berdiri dengan memegang sebuah tongkat baseball besi .

"Ck sebenarnya aku sudah malas berurusan dengan orang yang bersangkutan dengan Minjae, tapi kalian? Kalian malah memancingku agar bertindak kejam. Baiklah, sebelum kalian bertemu dengan Tuhan. Mungkin ada baiknya kita mengobrol dulu, tidak masalah kan?"

"Kau? Ahh iya kau, kau kan yang menyerang Sehun saat di restoran, dimana waktu itu Sehun sedang berkencan dengan kekasihnya, benar? Kau diperintahkan untuk membunuh Sehun, karena apa? Apa karena Minjae merasa kalau Sehun adalah ancaman untuknya? Ooh jelas benar, karena sekarang Sehun pun bisa mengalahkan Minjae. Jika bosmu itu berani melawannya, one by one,"

Seulgi berdiri dan langsung menghantamkan tongkatnya ke tulang kering orang itu kemudian menyeringai melihat orang didepannya mengerang kesakitan sementara disebelahnya mencoba melepaskan diri serta mencoba berteriak dimana mulut mereka dibungkam dengan kain yang terikat kuat, Seulgi kembali duduk di kursinya sambil mengambil segelas vodka yang sudah tersedia.

"Mungkin cukup itu saja dariku karena yang paling berhak melakukannya adalah Sehun,"

Seulgi meneguk habis segelas vodkanya kemudian memerintahkan anak buahnya untuk membuka penutup mulut orang tersebut.

"Dan kau, kita punya urusan yang sangat-sangat membuatku ingin membunuhmu, kau ingat tadi sore kau menampar seorang anak remaja? Aku rasa kau mengingatnya karena kau tidak pikun kan?"

"Sebentar aku harus memikirkan hukuman apa yang cocok untukmu."

Seulgi terlihat berpikir, dia beralih menatap Brave lalu Brave pun pergi kemudian kembali dengan membawa sebuah samurai.

"Axel, tangan mana yang menampar pipi anakku?"

"Kiri, tuan."

"Tidak perlu berbicara formal Axelo Morgan, hufff... Sampai dimana kita tadi? Ahh... Iya, kiri. Kau tidak akan mencari tangan kirimu kan?"

"Angkat mejanya kesini agar aku bisa dengan cepat mengesekusi bajingan ini."

Samurai itu berjarak sangat dekat dengan kulitnya, Seulgi menghentikan aksinya sebelum samurai berkilau itu.

"Maafkan saya tuan, saya benar-benar menyesal saya mohon maafkan saya. Saya melakukannya karena seseorang membayar saya agar menampar putra anda, saya mohon maafkan saya."

"Begitu. Alasannya sangat tidak logis tapi aku akan mencoba untuk menerimnya. Apa Minjae yang menyuruhmu? Atau jika kau tidak mengenalnya setidaknya kau memberitahuku siapa orangnya dan mungkin kau mengenalnya jika aku perlihatkan orangnya?"

"I-iya tuan, tuan Minjae yang menyuruh saya dia bilang saya akan diberi uang sebanyak 1M jika bisa menampar anak anda dalam satu kali tamparan dan membuatnya terluka."

"Persetan dengan uang!!!"

Darah terciprat ke wajahnya setelah benar-benar memotong tangan orang itu.

"Namamu Kim Chunghee, mempunyai seorang adik laki-laki yang berusia 21 tahun. Dan kau mempertaruhkan nyawamu demi uang yang tidak sebanding dengan nyawamu!!!"

Seulgi melayangkan tamparan yang begitu keras sehingga telapak tangannya memerah namun Seulgi benar-benar marah kali ini karena tidak terima anaknya dilukai hanya karena si pelaku diberi imbalan.

"Kalian bereskan mereka berdua setelah selesai buang saja mayatnya ke kolam jack."

Jack adalah hiu peliharaan Seulgi yang terbilang ganas sama seperti tuannya.

"Halo, Seungwan."

"..."

"Aku hanya ingin meminta bantuanmu agar kau mengatakan kalau aku datang menemuimu."

"..."

"Aku baru saja memberi jack makanan, aku rasa Joohyun akan bertanya terus jadi aku membutuhkan bantuanmu sekarang."

"..."

"Good, thanks Seungwan."

Seulgi melepaskan aipods ditelinganya, tidak lama kemudian dia memberhentikan mobilnya ditepi jalan.

Mata monolidnya yang tajam memicing lalu mengambil benda kecil yang mengeluarkan cahaya merah yang terletak di celah-celah bangku penumpang dibelakangnya, ternyata itu sebuah alat penyadap suara.

"Carlos, segera datang ke rumah."

"Ternyata seorang serigala berbulu domba ada di sekitarku, baiklah kita akan bermain bersama." Seringai terukir di bibirnya.

🐻🐰

Teorinya kakak 😂😂

Mafia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang