18

1.1K 175 14
                                    































"Joohyun cukup dekat dengan Yerim tapi malah aku yang jauh dengannya, kau memang bodoh Kang Seulgi. Kau sudah tidak akur dengan anakmu sekarang kau malah tidak akur dengan istrimu, kepala rumah tangga macam apa aku ini."

Lamunan Seulgi buyar begitu saja saat tiba-tiba Ddolddolie menggonggong, Seulgi baru saja selesai membasuh wajahnya karena harus sarapan. Tidak, dia tidak dibangunkan oleh Joohyun melainkan alarm lah yang membangunkannya, biasanya Joohyun akan membangunkannya.

Seulgi berjongkok lalu mengelus bulu halus Ddolddolie yang terlihat nyaman diusap olehnya.

"Rupanya kau menggemaskan juga, apa kau sudah makan?" Sontak Ddolddolie menggonggong dan membuat Seulgi kagum. "Wow apa kau mengerti dengan apa yang aku ucapkan?"

"Hmm sepertinya kita bisa menjadi teman curhat, benar?" Ddolddolie kembali menggonggong, gemas melihat Ddolddolie Seulgi menggendongnya sembari berjalan menuruni tangga.

Melihat suasana dapur cukup sibuk, Seulgi yang masih menggendong Ddolddolie menghampiri salah satu maid di rumahnya.

"Bibi Hwang, apa Joohyun dan Yerim sudah sarapan?"

"Belum tuan, tadi setelah membantu kami memasak, nona Joohyun pamit ke kamarnya dan kalau tuan muda, mungkin sedang bersiap-siap ke sekolah."

"Begitu. Yasudah kalau begitu terimakasih, dan untuk kalian nikmati hidangannya dengan senang hati. Saya pergi dulu."

"Emm siapa namamu? Ooh iya, Ddolddolie benar 'kan? Syukurlah aku benar mengucapkannya, Ddolddolie pergilah ke kandangmu atau pergilah bermain dengan orang rumah,"

"Mengejutkan sekali anjing itu, dia mengerti semua apa yang aku katakan."

Seulgi kembali naik ke lantai dua, kali ini dia memberanikan dirinya menemui Joohyun. Setelah tiba didepan pintu kamar Joohyun, Seulgi terlebih dahulu mengetuknya lalu terdengar bunyi gagang pintu diputar.

"Kau. Aku kira siapa."

"Boleh aku masuk?"

"Untuk apa? Hey, aku 'kan sedang marah padamu. Pergi, jangan harap kau bisa masuk begitu saja."

Keduanya saling bertahan satu sama lain, Seulgi berusaha untuk masuk sedangkan Joohyun berusaha mendorong pintu untuk dia tutup.

"Joohyun, kumohon aku hanya ingin meminta maaf hanya itu."

"Untuk apa kau meminta maaf padaku, aku ini hanya orang asing, bukan? Maka dari itu jauhi aku."

Bisa saja Seulgi mendorongnya dengan kuat tapi karena dia tau badan kecil Joohyun pasti akan terjatuh dan malah semakin membuatnya marah, karena sudah tidak memiliki cara lain Seulgi berpura-pura kesakitan dan ternyata berhasil. Dengan gesit dia masuk kedalam lalu menutup pintunya, melihat Joohyun yang ingin keluar dari kamar dengan kedua tangannya Seulgi mengunci sisi kanan dan kiri Joohyun.

"Keluar dari kamarku!"

"Tidak, sebelum aku meminta maaf padamu dan mendapatkan maaf darimu."

Baru saja Joohyun ingin membalas ucapan Seulgi, dari luar kamar terdengar ketukan pintu.

"Apa kau sudah selesai? Kau yakin akan ikut? Apa suamimu mengijikanmu?"

"Yerim?" Bisik Seulgi yang hanya dijawab anggukan oleh Joohyun.

"Ya aku ikut, sebentar lagi aku akan selesai. Kau sarapan saja terlebih dahulu, nanti aku akan menyusul."

"Baiklah."

Mafia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang