Duapuluh Lima

119 8 0
                                    

Sorry for typo

Happy Reading🖤

Flashback on

Enam bulan sudah sejak kejadian tersebut kondisi Bintang sudah cukup membaik keluarga senang mendengar kabar baik tersebut, weekend ini semuanya berkumpul diruangan inap Bintang dan Dev. Bian dkk pun sudah datang sejak semalam bersama Angkasa dan Raka Tian.

Pukul 8 pagi ruangan Bintang sudah ramai dengan mereka semua bahkan inti Elang dan Rimba pun ikut datang menjenguk, Angkasa sedari tadi sudah berada disisi adiknya dan tidak ingin beranjak dari sana barang semenit pun.

"Abang gantian dong sama mami" protes Catherine

"Gamau mi" tolak Angkasa

Doni yang sebel pun langsung menghampiri Angkasa dan menariknya ke sofa dimana Bian dkk duduk, Angkasa yang ditarik pun melotot ingin protes tapi sudah dipotong oleh Anton.

"Gantian sebentar aja abang" kata Anton memberikan pengertian

Angkasa duduk dengan wajah cemberut dengan mata yang terus berfokus ke adiknya, sedangkan yang lain bergantian menghampiri Bintang dan Dev. Ohya masalah tangan itu udah lepas pas jantung Bintang berhenti itu pun yang bisa ngelepasin Bian.

"Anak mami kapan bangun sayang, kamu gak kangen sama kita disini" bisik Catherine sembari mengelus rambut Bintang sayang

"Bangun ya sayang kita semua kangen kamu sama Dev" bisik Doni mengecup tangan Bintang yang digenggamnya

"Adek mba Donna kan kuat ayok bangun sayang ajak Dev juga supaya bangun ya" bisik Donna yang setelah bergantian dengan orangtua Denis

Mereka terus berganti membisikkan kata demi kata supaya Bintang bangun, kata dokter walaupun mereka koma tapi mereka masih bisa mendengar apa yang mereka bisikan dan hal itu Bagus untuk membantu pasien cepet sadar. Hingga tiba Bian dkk yang menghampiri Bintang di sana.

"Bii kamu kuat ayok sayang bangun jangan buat kita semua khawatir" bisik Satria dengan suara serak menahan airmata

"Heyy adik abang kan kuat, ayok bangun kamu minta apa nanti abang turuti ayok bangun sayang" bisik Mike menggenggam tangan Bintang yang diinfus

"Kamu jangan buat kita sedih terus dong Bii, ayok bangun sayang Daniel gasuka deh kamu kaya gini" kata Daniel sembari menghapus airmatanya

Mereka bertiga tidak kuat melihatnya dan memilih keluar ruangan menunggu diluar saja bahkan yang ada diruangan itupun ikut keluar tidak kuat mendengarnya.

"Bii kamu kapan bangun sayang? Kamu tega ngebiarin aku sendiri dari kemarin, kamu minta aku temenin kulineran kan? Ayok kamu bangun aku anterin mau kulineran kemana pun aku anterin yang penting kamu bangun ya. Kamu udah terlalu lama tidur ajak Dev juga ya sayang bangun nanti, Bii ka--" pecah sudah airmata yang sedaritadi ditahan Galang.

Kosong ia merasa kosong selama beberapa bulan ini walaupun Bian dkk sering berkunjung di weekend tapi dia merasa kesepian, biasanya mereka selalu berempat kemana-mana dan selalu menemani ia ketika sedang kerja tapi sekarang udah gaada. Ia memutuskan keluar dan langsung disambut pelukan oleh Doni. Orangtua Bian dkk sudah dalam perjalanan kesini bersama-sama mungkin sedikit lagi sampai.

"Sayang hey kenapa kamu lama banget tidurnya? Disana kamu sama Dev dan Denis ya? Kamu gamau balik sama Dev kesini? Bang Angkasa sedih loh liat kamu sama Dev kaya gini, bangun yuk sayang ajak Dev juga jangan kaya gini sayang kita semua sedih liat kalian kaya gini. Kamu kuat dan Dev pun kuat yuk bangun demi kita semua, bangun yuk sayang bangun. BANGUNNNNNN BINTANGGGGGGGG" mereka yang diluar mendengar teriakan Bian langsung masuk dan melihat Bian yang sudah menangis sembari menggoyangkan badan Bintang supaya bangun.

Althena BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang