Limapuluh Delapan

76 7 3
                                    

Happy Reading🖤

Disinilah Galang dan yang lain diatas rooftop sekolah yang mana masih ada waktu istirahat tersisa, Galang dan Gilang didudukin saling berhadapan dikelilingi oleh yang lain dengan Angkasa sebagai penengah.

"Galang dengerin dulu aja ya" suruhnya lembut

"Hmm" balasnya masih tak mau menatap kedepan

Mereka yang melihat hanya menggeleng melihat kelakuan Galang yang egois dan childish, Bintang menatap Galang dalam diam beberapa kali mata mereka bertemu dan Bintang melihat kesedihan dan kekecewaan disana.

Bintang yang sedaritadi terdiam sembari menatap Galang dalam tanpa sadar matanya berkaca-kaca membuat mereka menatap kearah Bintang bingung, Angkasa langsung menghampiri adeknya dan membawa adeknya kedalam pelukannya.

"Adek kenapa?" tanya Angkasa penuh perhatian

"Jangan paksa Galang bang" katanya pelan

"Kenapa sayang? Kan biar masalah cepet kelar" tanya Angkasa masih memeluk adeknya

"Masalahnya kelar tapi sakitnya datang lagi abanggggg" lirihnya membuat Galang tersentuh

"Aku gpp kok kita selesaiin sekarang" tenangnya memeluk Bintang dari samping

"Aku tau sakitnya Gala pasti gamudah" protes Bintang tak terima

Galang ini sok kuat atau apa padahal Bintang tau hatinya sudah menjerit menahan tangis.

"Aku kuat okay nanti kan weekend kita kesana" Bintang mengangguk walaupun masih sedih

Angkasa memberikan adeknya ke pelukan Bian yang diterima baik oleh Bian, Angkasa lalu duduk disamping anak kembar tersebut ia mengangguk mengizinkan Gilang untuk berbicara.

"Salah gue apa bang? Kenapa lu benci banget ke gue?" tanya Gilang sendu

"Lu yang bilang gue prioritas lu tapi mana? Lu juga bilang gaakan pernah benci gue tapi apa?" tanyanya lirih

"Apa yang pernah terjadi selama gue di Jogja?" tanya Galang balik tanpa menatap adeknya

"Apa? Gue aja gatau" tanyanya bingung

"Lu pernah nabrak anak kecil kan?" tanya Galang membuat Gilang terdiam

Kini atensi yang ada disana menatap kearah Gilang yang terdiam seperti memikirkan suatu hal, tak lama Gilang mengangguk walaupun masih ragu.

"Kayanya iya deh tapi udah diselesaiin" katanya setelah mengingat

"Lu tau gimana anak kecil itu?" tanya Galang serius mendapatkan gelengan

"Meninggal" Gilang langsung kaget mendengar jawaban itu

"Tapi waktu itu gaparah bang" bantahnya

"Emang" balas Galang cuek

"Trus permasalahan apa Gal kan ga kenapa-napa tuh anak dulu?" tanya Angkasa ikut penasaran

"Apa dia adeknya orang yang lu cintai makanya lu sampe benci sama gue?" tanya Gilang datar

"Bukan" jawabnya dingin

"Trus?" tanya Gilang lagi tapi Galang tak menjawab

"Lu jadi alasan kenapa perempuan yang dicintai Galang meninggal" kata Bintang sangat dingin ketika Galang hanya diam

"Adekk" panggil Angkasa lembut sembari menggeleng

"Abangnya anak itu dendam hingga nyuruh sepupunya untuk ngerebut perempuan yang gue sayangi yang mana gue disangka itu lu" beritahu Galang dingin membuat Gilang terdiam

Althena BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang