Limapuluh Sembilan

121 12 0
                                    

Happy Reading🖤

Galang duduk bersimpuh di makam perempuan yang berhasil mengenalkan apa itu Cinta ke dirinya, ia mengelus nisan tersebut dengan sayang dalam diam sedangkan sahabatnya yang lain berdiri tak jauh dari sana. Mereka membiarkan Galang mengungkapkan semuanya sendiri walaupun masih mereka awasi dari jauh.

"Aku kesana ya" pamit Bintang menunjuk makam sebelah kiri

"Iya, mau aku temenin?" tanya Dev menawarkan

"Aku sendiri aja makasih sayang" Dev mengangguk dan tetap memperhatikan Bintang

Bintang berjalan lurus terus tanpa menengok kebelakang ditangannya terdapat bunga yang sudah dirinya ambil dari dalam mobil, mereka memang sudah ke makam Denis dan sekarang mereka berada di makam perempuan tersebut yang tak terlalu jauh dari makam Denis.

"Hai aku pengecut ya baru berani kesini" sapanya setelah berdoa

"Aku lemah kalo masalah kamu, aku ngerasa bersalah harus pergi dan ninggalin kamu sendiri saat itu" lirihnya menahan tangis

"Kamu tau aku fikir aku lemah karna setiap mereka nyakitin kita aku terus yang duluan pingsan" ucapnya sembari memainkan taburan bunga diatas makam

"Aku hampir gila, jiwa aku terguncang, tuhan jahat banget sama kita waktu itu. Kita salah apa sampai harus ngerasain kaya gitu?" tanyanya sendu menatap langit menahan airmata

"Senyum itu masih aku ingat sampai sekarang, senyum terakhir dari kamu yang terus muncul disaat aku cape dan pengen nyerah. Senyum yang memotivasi aku untuk terus bangkit tapi senyum itu senyum yang gabisa aku praktekan didepan umum seperti keinginanmu" Bintang tersenyum menatap nisan tersebut seolah sedang berbicara dengan manusia nyata

"Aku benci tersenyum, aku tidak ingin tersenyum biar dunia tahu bahwa tuhan pernah jahat sama aku tapi aku langgar itu, aku sekarang bisa tersenyum walaupun tidak dimuka umum tapi aku masih tau caranya tersenyum sampai detik ini berkat bantuan Dev salah satunya" Bintang tersenyum lebar mengucapkan itu

Lain Bintang lain lagi dengan Galang yang tak bisa menahan tangisannya dihadapan makam tersebut, mereka yang menemani Galang hanya mampu terdiam kaku tanpa bisa menenangkan Galang.

Mereka menatap sedih Galang begitu mendengar tangis Galang yang begitu sendu dan lirih, Galang bener-bener mencurahkan semuanya saat ini.

"Maafin aku, aku gatau kalo awal mula ini dari Gilang" katanya sembari memeluk nisan tersebut

"Aku benci diriku yang menganggap remeh kejadian tersebut dan menyebabkan ini semua terjadi" airmata Galang masih terus mengalir

"Maafin aku, maafin Gilang" ucapnya terus menerus

"Gal udah yuk, kita udah lama udah mau siang juga" ajak Dev yang menghampiri Galang sendiri setelah cukup lama disana

"Iyaa, Bintang mana?" tanyanya sembari menghapus airmatanya

"Disana" jawabnya singkat

"Aku pamit pulang dulu ya, tenang disana aku akan terus menyanyangimu sampai nanti" pamitnya lalu pergi menghampiri Bintang

Mereka pergi menghampiri Bintang berada Dev langsung berlari menghampiri Bintang begitu melihat Bintang menangis tersedu-sedu, Dev merengkuh Bintang kedalam pelukannya sembari menenangkan.

"Sayang udah ya jangan gini" tenang Dev mengelus punggung Bintang

"Kita balik ya udah siang kita juga udah daritadi disini" ajaknya diangguki Bintang

"Kita pamit ya yang tenang disana kami menyayangimu" pamit Dev

Bintang bangun setelah mencium nisan tersebut mereka menghampiri yang lain dan pergi dari sana.

Althena BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang