Duapuluh Delapan

120 11 0
                                    

Sorry for typo

Happy Reading🖤

Mereka tiba di Borobudur sedaritadi keadaan Bintang sudah lebih baik tapi memang sekarang dia agak diem dan dingin, mereka pergi mengelilingi Candi tersebut Bintang dkk mereka baru mencapai tingkat atau lantai 1 mereka tidak ingin naik keatas sana makanya mereka hanya berdiam diri disana.

Angkasa pergi keatas Puncak Candi bersama murid yang lain yang ingin memperindah feed ig mereka, Bian dkk yang melihat Bintang hanya diam menghela nafas saja. Mereka sudah menduga hal ini akan terjadi nantinya, semoga saja ini tidak berlanjut selama mereka di Yogya.

Galang yang melihat Bintang hanya berjalan-jalan saja dengan tatapan teduhnya langsung menghampiri Bintang dan memeluknya erat, dia tau apa yang dirasakan oleh Bintang apalagi tadi mereka melalui jalan itu.

"Jangan sedihhh teruss" lirih Galang mengeratkan pelukannya

"Keinget teruss" sedihnya

Bian dkk menghampiri mereka dan langsung memeluk mereka berdua, mereka sama kehilangannya dan sedihnya apalagi sekarang Dev masih belum sadar. Dokter pun belom memastikan apakah paru-paru itu berfungsi dengan baik atau tidak karna pasien tersebut belom sadar dari komanya.

"Kita sama sedihnya tapi kita harus kuat" kata Satria disela-sela pelukan

"Kamu jangan gini terus Bii, kita harus kuat nunggu Dev" Daniel mengelus rambut Bintang

Tidak ada airmata lagi yang turun Bintang lelah menangis terus, ini udah hampir setahun tapi Dev masih belum sadar juga. Kesedihan tergambar dimuka mereka bahkan mereka tidak sadar Xello dkk sedaritadi sudah menatap mereka dari awal Galang memeluk Bintang.

"Mereka kenapa?" tanya Adi yang sedaritadi menyaksikan

"Entah, sepertinya kejadian yang sangat besar" jawab Erga

Mereka melepaskan pelukannya, mereka tersenyum menatap Bintang. Bian mengajak mereka untuk mengelilingi Candi dilantai itu, setelahnya mereka pergi terlebih dahulu dari mereka untuk mencari jajanan.

⭐⭐⭐⭐⭐

Mereka sudah selesai menjelajahi Candi Borobudur dan akan berlanjut ke Candi Prambanan, Angkasa sedaritadi mencari adiknya dan matanya menemukan adiknya bersama sahabatnya di stand makanan. Angkasa langsung pergi menghampiri mereka diikuti oleh Oka dkk

"Abang cariin ternyata disini" katanya sembari duduk disebelah adiknya

"Iseng" jawabnya datar

Mereka menghela nafas melihat muka Bintang yang tidak ada senyumnya, Angkasa tersenyum dan mengelus rambut adiknya senyum yang terlihat manis dimata Oka, Nino ataupun Bagas tapi tidak dengan Raka dan Tian senyum itu hanyalah senyum getir.

"Balik mobil" ajak Oka

"Abang balik ke bis ya, kamu gpp sendiri?" tanya Angkasa memastikan

"Gpp bang" jawab Bintang tersenyum tipis

Mereka akhirnya kembali ke bis mereka, Angkasa mengantarkan adiknya sampai depan bis. Bis Ipa 2 sudah ramai tinggal menunggu intruksi jalan aja dari panitia.

"Kalo ada apa-apa telfon abang langsung ya" katanya sebelum Bintang naik

"Iya" jawabnya sembari masuk kedalam

Mereka langsung menatap Bintang yang masuk dengan muka datarnya bahkan aura dinginya sedikit terasa didalam bis mereka, Xello dkk yang melihat itu bingung dengan perubahan sikap Bintang.

"For you, non Bintang kuat don't be sad" Agung memberikan coklat ke Bintang yang dibalas senyum tipis saja

Bintang langsung duduk dan menyumpal telinganya dengan earphone musik keras, ia sedang tidak mood untuk diganggu makanya ia memilih diam saja dan mengabaikan tatapan mereka.

Althena BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang