Chapter 27 - Bersama mu

1.6K 115 9
                                    

Sudah pukul delapan malam dan Alesa masih berada di rumah Ardan. Mereka sedang menunggu kedatangan Bunda dan juga Cristal pulang.

Si kembar sudah tidur di pangkuan mereka masing - masing. Saat ini mereka berdua sedang berada di ruang Tv, menunggu Bunda nya datang.

Karena kelelahan Ardan dan Alesa tertidur dengan posisi duduk menyender di sofa.

Bahkan suara mobil tidak membangunkan mereka berdua. Bunda Ardan masuk yang di susul oleh Cristal, mereka kaget melihat pemandangan yang sangat lucu.

"Kak foto kak!" Suruh Sang Bunda Antusias.

Cristal mengambil foto mereka yang sudah seperti suami istri yang menjaga kedua anak nya.

"Bunda, nanti jodoh kan saja mereka berdua ya, kali ini aku memaksa!" ucap Cristal kepada bunda nya.

"Bunda juga kali ini memaksa, nanti kita jodoh kan saja Ardan dan Alesa jika mereka sudah lulus sekolah! "

Mereka berdua tertawa dengan rencana yang mereka buat.

Karena suara tawa itu Ardan membuka mata nya dan juga Alesa, mereka kaget melihat bunda nya dan juga Cristal yang menertawakan nya.

"Pasangan suami istri ini kompak sekali ya Bund" ucap Cristal menggoda Ardan dan juga Alesa.

"Iya nih, Ayo nyusul!"

Alesa tersenyum malu, lalu menaruh kepala Cleo dengan gerakan yang pelan agar tidak terbangun, begitu juga dengan Ardan.

"Maaf ya sayang, bunda merepotkan kamu" ucap bunda mengelus rambut Alesa.

"Tidak papa. Bunda aku pulang dulu ya, ini sudah malam aku takut mama mencari ku" ucap nya kepada bunda Ardan.

"Baiklah, Ardan anterin Alesa ya" suruh bunda kepada putra bungsu nya.

"Iyah Bunda" jawab Ardan pasrah

Ardan hanya bisa pasrah dengan keadaan ini, mau tidak mau Ardan harus mengantarkan Alesa pulang.

🌵🌵🌵

Mobil Ardan sudah sampai di depan gerbang besar rumah Alesa. Cewek itu turun dari mobil nya begitupun dengan Ardan.

"Sorry, kemaleman" ucap nya tidak enak.

"Gapapa. Gue seneng ko main sama Clea dan Cleo, gue boleh main lagi ga sama mereka?" Tanya Alesa.

"Tentu, mereka ada di rumah selama satu bulan" jawab Ardan memberi tau Alesa.

Alesa tersenyum begitupun dengan Ardan. Sebenarnya mereka canggung dengan keadaan mereka sekarang, tidak tau apa yang akan mereka lakukan.

"Dan"

"Sa"

Ucap mereka bersamaan. Mereka tertawa bersama, menertawakan kebodohan mereka.

"Kalo gitu gue masuk duluan, bye Dan" Ucap Alesa melambaikan tangan nya di gerbang.

"Hmm..bye"

Ardan tersenyum melihat Alesa yang sudah masuk ke dalam rumah nya.

Ternyata cewek itu sangat berbeda dari sifat Aslinya, dia sangat menyukai anak kecil dan Ardan suka akan hal itu.

Alesa masuk kedalam rumah nya yang sudah gelap. Tumben biasanya tidak pernah gelap mungkin mamah nya mematikan lampu nya, fikir Alesa.

"Dari mana kamu jam segini baru pulang?!!" Tanya seseorang laki - laki yang menatap nya penuh amarah.

Laki - laki itu menatap Alesa marah, dan Alesa benci itu, ternyata laki - laki itu belum pergi dari rumah nya.

"Apa hak anda menanyakan itu pada saya?!" Tanya Alesa menatap benci lelaki yang ada di hadapan nya.

"Kau Anak ku, tentu aku hak bertanya!!! Teriak nya membentak Alesa.

Alesa tertawa meremehkan. Anak katanya, sejak kapan lelaki itu mengganggap nya Anak.

"Aku tidak punya Ayah seperti mu. Ayah ku sudah mati sejak kepergian kakak ku!!" Teriak nya kepada Ayah nya.

"Dasar kau Anak tidak tau diuntung!!" Ucap Ayah Alesa marah.

Plak

Tangan nya menampar pipi mulus Alesa dengan kencang.

Alesa menangis kaget dengan perlakuan Ayah nya, begitupun dengan Ayah Alesa yang juga kaget karna refleks menampar wajah Anak nya.

"Alesa maafkan Ayah nak!" ucap nya ingin menyentuh pipi Alesa tapi di sentak oleh Alesa.

"Anda memang tidak pernah menganggap saya Anak!" Alesa pergi dari hadapan Ayah nya.

Dia kecewa, tidak menyangka dengan perlakuan Ayah nya.

"Hiks...Ayah jahat!" ucap nya menangis di tengah jalan yang sudah sepi.

Ardan melihat Alesa yang keluar dari rumah nya  dengan keadaan menangis memegang pipi nya dengan kedua tangan nya.

Ardan mengikuti kemana Alesa pergi. Dia turun dari mobil menghampiri Alesa yang menangis di tepi jalan.

"Alesa" panggil Ardan lembut.

Alesa mendongak melihat Ardan. Dia segera menghapus air mata yang ada di pipi nya.

"Pergi lo!!" Teriak nya mengusir Ardan.

"Gue bilang pergi!!!" Ucap nya lagi berteriak.

Ardan tidak pergi melainkan memeluk Alesa erat, Alesa menangis di pelukan nya. Ardan tidak tega melihat Alesa menangis, ntah kenapa hatinya juga ikut sakit.

🌵🌵🌵

Sekarang Ardan dan juga Alesa sudah berada di taman dekat rumah Alesa, akhirnya Alesa bisa tenang dan berhenti menangis.

"Ini minum dulu" ucap Ardan memberikan minum yang tadi sempat dia beli di pinggir taman.

"Makasih"

"Pipi lo merah?" Tanya Ardan dan Alesa hanya mengangguk sebagai jawaban.

Ardan mendekatkan botol minum nya ke pipi Alesa, Alesa dapat merasakan sensasi dingin yang menyentuh pipi nya.

"Jangan nangis lagi, gue ga suka liat lo nangis" ucap Ardan yang masih setia memegangi botol nya.

Alesa menatap Ardan lekat, hati nya menjadi lega tapi Air mata nya terjatuh lagi dengan lancang. Dia teringat dengan kakak nya ketika melihat Ardan.

"Hei kenapa nangis lagi?" Tanya Ardan yang langsung memeluk Alesa.

"Kakak, Alesa kangen kakak. Alesa benci sama Ayah" ucap nya menangis di pelukan Ardan.

Ardan merasa sakit. Hatinya ikut tersayat ketika mendengar tangisan Alesa, dia tidak bisa melihat Alesa nya menangis seperti ini.

~•••~

TADAAAAA......

INI DIA KELANJUTAN NYA..
BAGAIMANA DENGAN CHAPTER INI, SERU KAN?

YUK YANG PENASARAN JANGAN LUPA DI TUNGGU BESOK, DAN JANGAN LUPA KASIH BINTANG DAN COMMENT YANG BANYAK.

MAKASIH YA BAGI YANG UDAH VOTE DAN COMMENT. SAYANG BANGET SAMA KALIAN🥰✨

SEE U DI CHAPTER BERIKUTNYA!

SALAM MANIS

xyznebula

#TBC

My Geeky Boyfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang