Chapter 34 - Sisi Baik

1.2K 82 10
                                    

Happy Reading!!

Ardan dan Alesa menghabiskan waktu setelah pulang sekolah. Mereka sekarang sedang berada di salah satu cafe favorit Alesa.

"Dan kamu dulu akrab banget yah sama si cupu?" Tanya nya dengan polos tanpa memperhatikan tatapan Ardan yang menajam.

Alesa juga menatap Ardan cewek itu mengerutkan kedua Alisnya.

"Apa?" Tanya Alesa tidak suka di tatap seperti itu oleh Ardan.

"Dia punya nama, udah aku bilang kamu kalo ngomong jangan asal ceplos di saring dulu takut orang sakit hati karna ucapan kamu"  jelasnya kepada Alesa.

Alesa mendesis pelan "iya iya maaf"

"Terus tadi gimana, belum di jawab"

"Iyah Ruby itu sahabat aku di sekolah waktu dulu. Alasan aku berteman sama Ruby karna cuma dia satu - satu nya teman yang ga mandang fisik"

Alesa manggut - manggut mengerti. Memang di zaman seperti ini sulit mencari orang tulus.

Apalagi jika penampilan nya nerd, Alesa tidak munafik dulu juga dia begitu.

"Terus kamu pernah suka ga sama dia?" Tanya nya lagi yang mulai penasaran dengan sosok bernama Ruby itu.

"Yanggak lah, dia sahabat aku. Aku ga pernah suka sama cewek lain selain kamu" jawab Ardan mengelus suray rambut Alesa.

Alesa berdecak sebal, sudah gombal Ardan malah merusak rambutnya. Dan lebih parah nya membuat hati nya berdetak kencang karna perlakuan nya. Sial.

"Rusak tataan rambut aku!!" ucap nya mengerucutkan bibir nya sebal.

"Iya maafin Ardan ya, Cantik nya Ardan!" puji Ardan lembut, selembut gula halus.

"Apaan si lo" elaknya

Alesa lagi - lagi salting tapi Ardan malah tertawa. Dia menertawakan sikap Alesa yang begitu lucu, Arsan bersyukur mempunyai gadis cantik seperti Alesa.

🌵🌵🌵

Alesa turun dari mobil Ardan, mereka berdua sudah sampai di rumah megah Alesa.

"Makasih ya kamu udah nganterin aku" ucap nya tersenyum manis ke arah Ardan.

"Iyah sana gih masuk, aku liatin dari sini"

Ardan menyuruh nya masuk dan Alesa menuruti nya, cewek itu mulai masuk memasuki pintu rumah nya.

"Bye see u tomorrow" ucap nya di ambang pintu masuk.

Ardan terkekeh mengapa wanita itu sangat menggemaskan sial. "See u to cantik nya Ardan sayang"

Alesa tersenyum memandang wajah Ardan di pintu. Rasanya Alesa ingin selalu bersama Ardan kapanpun, dan di manapun.

Akhirnya Alesa memasuki rumah nya dan Ardan lega akan hal itu. Tapi baru saja Ardan akan masuk ke dalam mobil nya seseorang menarik tangan nya.

Orang itu menatap Ardan dengan tatapan yang sulit di Artikan. Ardan tidak tau orang itu siapa, tapi Ardan bisa melihat bahwa pria paruh baya di depan nya ini adalah orang yang tidak asing dalam ingatan nya.

"Iya pak, kenapa?" Tanya Ardan sopan.

"Apakah kamu bisa mengantarkan saya ke suatu tempat?"

Tanya pria itu dan Akhirnya Ardan mengantar kan nya sesuai permintaan nya.

🌵🌵🌵

Sekarang mereka sudah berada si salah satu taman dekat perumahan Alesa, pria itu dari tadi diam memandang pemandangan yang ada di taman.

Pria itu juga menyuruh Ardan untuk menemani nya dan Ardan tidak tega menolak nya.

"Terimakasih" ucap nya tiba - tiba dengan mata nya yang masih fokus memandang ke depan.

Ardan menoleh, tidak tau apa arti ucapan dari pria itu.

"Untuk apa pak?" Tanya nya sopan.

Pria itu menghembuskan nafas nya kasar, sepertinya beban dalam hidupnya begitu mendalam.

"Terimakasih sudah menghadirkan kembali tawa indah putri ku dan kau adalah orang yang bisa membuat nya percaya kembali dengan cinta. Jadilah cinta pertama dan terakhirnya gantikan posisi saya di hatinya" jelasnya menatap Ardan.

Ardan terkejut. Dia tidak menyangka bahwa pria yang di hadapan nya saat ini adalah Ayah nya Alesa.

"Pak maaf saya tidak tau jika bapak adalah Ayah nya Alesa"

Pria itu tertawa. Tapi dari tawa nya seperti menyakitkan. Ardan dapat melihat itu semua dari raut wajahnya.

"Tidak apa - apa nak, panggil saja saya Ayah" ucap nya menepuk pundak Ardan.

"Jaga baik - baik putri ku, aku tidak bisa lagi menjaga nya"

Ayah Alesa menatap sendu wajah Ardan, dia tidak bisa berbohong. Di mata nya terdapat banyak luka yang coba ia tutupi dengan senyuman.

"Tidak pak, Ardan yakin bapa tidak salah. Tidak ada orang tua yang tega membunuh Anak nya" ucap Ardan mencoba menguatkan Ayah Alesa.

Akhirnya pondasi yang dari tadi dia bangun runtuh ketika Ardan mencoba menguatkan nya.

"Saya sangat menyayangi anak - anak ku. Tapi mereka mereka membenci ku, memang benar ini semua salah ku, tapi aku tidak membunuh nya nak" ucap nya menangis tersedu - sedu di hadapan Ardan.

Ardan tidak tahan melihat nya, hati nya juga ikut merasa sakit. Ardan tidak bisa membayangkan bagaimana jika Ayah nya yang ada di posisi Ayah Alesa saat ini.

"Ardan percaya pak, bapak tidak salah"

"Uhuk..uhuk..uhuk"

Ayah Alesa memegang dadanya seperti kesakitan, bahkan pria paruh baya itu batuk parah.

"Pak..bapak kenapa?" Tanya Ardan panik saat ayah Alesa terbatuk - batuk memegang dada nya.

"Sa-saya tidak uhuk-uhuk kenapa-napa" jawab nya dengan batuk yang masih saja dia tahan.

"Kita ke rumah sakit saja ya pak, Ayo pak Ardan antar" ucap Ardan membawa Ayah Alesa ke mobil nya dan membawa nya ke rumah sakit terdekat.

~•••~

#ungkapanhatiAuthor

PART PALING SINGKAT NIH. SEMOGA KALIAN SUKA.

MULAI ADA TITIK TERANG DALAM MASALAH ALESA. SEMOGA DAPAT TERUNGKAP SIAPA PEMBUNUH ADERA YA

JAANGAN LUPA VOTE NYA READERS🧡

SALAM MANIS

AUTHOR.

#TBC

My Geeky Boyfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang